Buaya Sepanjang 4 Meter Muncul Dekat Permukiman Warga Kotawaringin Timur

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Rabu, 10 Februari 2021 16:53 WIB

Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit, Muriansyah, saat memeriksa lokasi kemunculan buaya di Perairan Desa Ganepo, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, Selasa, 9 Februari 2021. Kredit: ANTARA/HO-BKSDA Pos Sampit

TEMPO.CO, Sampit - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah sedang menelusuri buaya besar yang sempat muncul dekat permukiman warga di Desa Ganepo, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Baca:
Buaya Mati dengan Trakea Robek dan Infeksi, Gara-gara Mata Pancing

"Berdasarkan informasi dari warga, buaya dengan panjang sekitar empat meter itu terlihat Senin sore. Kami turut menelusuri ke lokasi buaya itu sempat terlihat oleh warga," kata Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Rabu, 10 Februari 2021.

Saat turun ke lokasi, Muriansyah didampingi personel Manggala Agni. Mereka bertemu dengan warga bernama Wage yang sempat melihat dan merekam penampakan buaya itu pada Senin sekitar pukul 17.00 WIB.

Tim yang juga didampingi Wage serta tiga warga lainnya menyusuri lokasi kemunculan buaya saat Sungai Mentaya sedang pasang tersebut.

Berdasarkan penuturan Wage, buaya muncul di kebun pisang milik warga bernama Sulami yang lokasinya berjarak sekitar lima meter dari tepi Sungai Mentaya.

Advertising
Advertising

Petugas menyisir sekitar lokasi kemunculan buaya untuk mencari sarang atau tempat buat bertelur, namun tim tidak menemukan buaya maupun sarang satwa ganas tersebut.

Tim kemudian menyisir bantaran Sungai Mentaya sekitar lokasi kemunculan buaya, namun buaya juga tidak terlihat. Penyisiran dilanjutkan dengan memeriksa empat kolam besar di sekitar lokasi tersebut, namun buaya juga tidak terlihat.

Menurut keterangan warga, di lokasi itu pada sore hari sering terlihat sekelompok monyet ekor panjang. Sementara di bantaran sungai, tim menemukan banyak sampah terdampar di perairan desa setempat.

Dua faktor itulah yang diduga menjadi pemicu buaya mendekati lokasi tersebut. Buaya kelaparan sehingga mencari makan ke sekitar permukiman dengan mengincar monyet maupun sampah yang dibuang warga ke sungai.

"Hingga kegiatan berakhir, kami tidak menemukan buaya maupun sarangnya. Kami memberikan pengarahan kepada warga dan meminta segera melapor apabila buaya terlihat lagi di lokasi tersebut. Kalau buaya muncul lagi di lokasi tersebut, saya rencanakan akan memasang perangkap untuk menangkap buaya itu," katanya.

Ia mengakui populasi buaya di Sungai Mentaya dan anak-anak sungainya masih cukup banyak. Untuk itulah masyarakat diingatkan untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di sungai, terlebih saat hari sudah gelap karena sangat rawan serangan buaya.

Selama 2020 lalu tercatat 11 kasus serangan buaya di Kotawaringin Timur, Awal 2021, tepatnya pada Jumat, 1 Januari 2021, sekitar pukul 23.30 WIB, seorang nenek bernama Bahriah (74) warga Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, menderita putus tangan kiri dan patah kaki kiri setelah buaya besar menerkam tangannya saat dia mencuci tangan usai buang air besar di pinggir Sungai Mentaya, demikian Muriansyah.

ANTARA

Berita terkait

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

6 hari lalu

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Warga Kabupaten Mukomuko Tewas Diserang Buaya Saat Mencari Lokan

13 hari lalu

Warga Kabupaten Mukomuko Tewas Diserang Buaya Saat Mencari Lokan

Warga Kabupaten Mukomuko dilaporkan tewas diserang buaya saat mencari lokan di Sungai Selagan. Kasus kedua dalam dua tahun ini.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

17 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

18 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

19 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

29 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

34 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

34 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

36 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

37 hari lalu

Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

Ruas Tol Sedyatmo KM 27 terpantau hingga Jumat 22 Maret 2024 pukul 18.00 WIB masih terendam air luapan Kali Kamal.

Baca Selengkapnya