Jawa Barat Kesulitan Atasi Limbah Medis Covid-19 1,7 Ton Sehari

Rabu, 17 Februari 2021 14:27 WIB

Petugas otoritas kepabeanan memeriksa truk pengangkut limbah sarung tangan medis bekas pakai yang diselundupkan dari Malaysia, di Kantor Bea dan Cukai Dumai di Riau, Jumat, 22 Januari 2021. ANTARA/Aswaddy Hamid

TEMPO.CO, Jakarta - Limbah alat medis meningkat selama pandemi Covid-19, khususnya masker yang banyak digunakan masyarakat. Pemerintah daerah, seperti di wilayah Jawa Barat, mengalami banyak kendala untuk mengatasi sampah masker itu.

Baca:
IDI Ingatkan Hubungan Merokok dengan Covid-19 Gejala Berat

“Timbunan limbah medis Covid-19 sebanyak 1,7 ton per hari,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Prima Mayaningtyas.

Limbah sebanyak itu berasal dari 261 rumah sakit atau 68 persen dari total 383 rumah sakit di Jawa Barat. Limbah medis Covid-19 itu berupa alat perlindungan diri seperti pakaian hazmat, masker, sarung tangan, serta limbah domestik yang kontak dengan pasien positif Covid-19 misalnya sisa makanan dan wadahnya, serta tisu bekas.

Pengelolaan limbah rumah sakit kebanyakan diserahkan ke pihak ketiga. Namun pengelolanya, kata Prima, kesulitan mengurus perizinan untuk mengangkut dan mengolah limbah medis Covid-19. “Sementara pandeminya cepat dan lokasi pengolahannya juga jauh,” katanya dalam webinar Peringatan Hari Sampah Nasional pada 16 Februari 2021.

Advertising
Advertising

Meskipun kapasitas tujuh perusahaan pengelola insinerator sanggup mengolah 155,04 ton per hari, namun alatnya digunakan juga untuk mengolah limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) umum, tidak khusus untuk limbah B3 medis. “Beberapa daerah seperti Bogor, Cirebon, limbah medis dibuang sembarangan,” ujar Prima.

Sementara itu di kalangan rumah tangga, kendalanya mulai dari masyarakat yang kekurangan edukasi soal limbah medis Covid-19, pemilahan sampahnya, hingga belum ada tata kelola penanganan. Beberapa daerah seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor, dan Kabupaten Sukabumi, punya persoalan yang mirip. “Kendala rata-rata yaitu terbatasnya dana, jasa pengangkut, sumber daya manusia, sulit mendapat izin dan mencari depo limbah B3 medis,” kata Prima.

Beberapa Kabupaten, seperti Bandung, Sukabumi, dan Bandung Barat, misalnya telah melakukan upaya mengurangi limbah medis terutama masker melalui disinfeksi limbah dengan cara merendam masker sekali pakai dalam air sabun atau larutan desinfektan. Kemudian membuat Surat Edaran penanganan limbah medis di masyarakat serta menyediakan alat angkutnya, serta mengumpulkan limbah medis rumah tangga di Puskesmas.

Menurut Ratih Asmana Ningrum dari Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), SARS CoV-2 penyebab Covid-19 punya selubung yang membuat virusnya kurang stabil. “Kalau terkena disinfektan atau sabun, selubungnya akan jadi rusak dan menyebabkan virusnya pecah dan menjadi tidak aktif,” katanya di acara yang sama. Inaktivasi virusnya dapat dilakukan dengan pemanasan hingga suhu 70 derajat Celcius dan larutan disinfektan selama lima menit.

Pengguna bisa mengolah limbah sendiri dengan mengumpulkan masker sekali pakai lalu merendamnya dengan larutan disinfektan, selanjutnya menggunting limbah masker, membungkus rapat sebelum dibuang ke tempat sampah. Setelah itu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

7 jam lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

1 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

Top 3 Tekno Berita Terkini Senin pagi ini, 6 Mei 2024, dimulai dari artikel prestasi tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej).

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

2 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

2 hari lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

3 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya