Skandal Vaksinasi Covid-19 Libatkan Ratusan Pejabat di Peru, Ini Ceritanya

Reporter

Terjemahan

Kamis, 18 Februari 2021 14:23 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah skandal mewarnai program vaksinasi Covid-19 di Peru. Ini lebih daripada kasus Helena Lim di Jakarta, seorang yang dikenal sebagai crazy rich, yang memamerkan diri telah menerima suntikan prioritas vaksin Covid-19 untuk para tenaga kesehatan.

Yang terjadi di Peru lebih parah. Sebanyak 468 pejabat tinggi pemerintahan beserta koneksi VIP-nya diketahui telah diam-diam melompat ke luar dari antrean dan menerima vaksinasi Covid-19 duluan. Memanfaatkan keuntungan dari posisi yang dimilikinya, para pejabat itu telah disuntik akhir tahun lalu menggunakan vaksin Covid-19 dari Sinopharm, Cina--dari batch di luar yang digunakan untuk uji klinis.

Baca juga:
Calon Vaksin Covid-19 Anhui dari Cina Akan Diuji Klinis di Indonesia

Setelah penyuntikan itu, Pemerintah Peru membeli vaksin Sinopharm dan saat ini sedang dibagikan kepada para tenaga kesehatan dan dokter di negeri itu. Kecaman pun meledak di Peru.

"Orang-orang ini yang menjadi bagian dari pemerintahan telah gagal menjalankan kewajibannya sebagai pelayan publik," kata penjabat Presiden Peru, Francisco Sagasti, Senin malam lalu, 15 Februari 2021.

Advertising
Advertising

Dia menyatakan telah menyerahkan nama-nama para pejabat itu ke kejaksaan setempat untuk diselidiki. Tuduhannya, ketidakadilan akses atas vaksin virus corona.

Terungkapnya vaksinasi rahasia itu menambah terpuruk reputasi mantan Martin Vizcarra. Dia mengakui mendapat vaksinasi bersama istri dan seorang saudara laki-lakinya pada Oktober, atau sebulan sebelum Kongres memecatnya sebagai presiden atas tuduhan perkara korupsi.

Vizcarra awalnya mengatakan kalau vaksinasi yang dimaksud adalah keterlibatannya sebagai satu di antara 12 ribu peserta uji klinis vaksin Sinopharm di Peru. Dia bahkan mengaku kalau uji antibodi dalam darahnya negatif, menandakan dia hanya penerima plasebo dalam uji tersebut.

Pernyataan dari Fakultas Kedokteran Cayetano Heredia, kampus yang melaksanakan uji klinis itu di Lima, membantah sang presiden ada dalam daftar relawan. Vizcarra hanya meresponsnya lewat Twitter kalau dia sangat terkejut.

Menteri Luar Negeri Elizabeth Astete, Menteri Kesehatan Pilar Mazzetti, dan dua wakil menteri yang terlibat dalam penanggulangan Covid-19 di negara itu juga dipaksa ikut mundur. Astete mengakui dalam surat pengunduran dirinya, Minggu, kalau dia ikut menerima vaksinasi diam-diam itu pada akhir Januari.

Alasan yang diajukannya adalah kalau dia tak mungkin membiarkan dirinya terinfeksi dan jatuh sakit. Alasan yang semakin membuat marah sebagian rakyat Peru.

Yang lebih mengejutkan adalah Mazzetti yang selama ini dikenal dengan upayanya menahan laju penyebaran virus corona Covid-19 di Peru. Dalam pernyataannya, Jumat pekan lalu, suntikan dosis pertama diaku diterimanya beberapa hari setelah dia tampil dalam konferensi pers bersama Vizcarra dan menegaskan kalau dia akan diimunisasi setelah semua tenaga kesehatan menerimanya.

"Kapten harus yang terakhir meninggalkan kapal. Mereka para pemimpin institusi harus menjadi contoh, menunggu kesempatan kita nanti," kata Mazzetti saat itu.

Godofredo Talavera, Presiden Federasi Tenaga Medis Peru, mengaku sangat marah dengan skandal tersebut. Menurutnya, sudah jelas sekarang kenapa pemerintah negara itu berlama-lama sebelum akhirnya memutuskan membeli vaksin.

Baca juga:
Berita Terkini Covid-19 Global: Indonesia Hampir Menyalip Peru

"Tidak perlu buru-buru; karena mereka sendiri sudah divaksinasi," katanya sambil menegaskan para pejabat telah mengambil keuntungan dari posisi mereka. "Ini mengkonfirmasi prioritas (vaksinasi Covid-19) bukanlah untuk para kolega di unit-unit perawatan intensif yang menghadapi risiko kematian 24 jam sehari," katanya lagi.

CTVNEWS | WASHINGTONPOST

Berita terkait

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

1 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

3 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

7 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

14 hari lalu

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

Anggota DPR geram atas kasus dugaan pemecatan 249 Tenaga Kesehatan (Nakes) non-ASN di Manggarai, NTT.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

15 hari lalu

Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

Sebelumnya, ratusan pelamar D4 Bidan Pendidik dinyatakan lulus seleksi PPPK 2023, Namun, pada April 2024, NI PPPK dibatalkan oleh Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

25 hari lalu

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.

Baca Selengkapnya

Dina Boluarte Beralasan Koleksi Jam Tangan Rolexnya Pinjam dari Teman

26 hari lalu

Dina Boluarte Beralasan Koleksi Jam Tangan Rolexnya Pinjam dari Teman

Dina Boluarte menyebut skandal jam tangan Rolex yang menjeratnya sebagai kebohongan dan tabir asap..

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

27 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Negara Guncang Setelah Presiden Peru Gunakan Rolex, Begini Profil Perusahaan Jam Tangan Mewah Asal Swiss

28 hari lalu

Negara Guncang Setelah Presiden Peru Gunakan Rolex, Begini Profil Perusahaan Jam Tangan Mewah Asal Swiss

Dina Boluarte, Presiden Peru gunakan jam tangan Rolex mengundang guncangan politik di negara itu. Begini profil perusahaan jam tangan mewah ini.

Baca Selengkapnya

6 Menteri Langsung Mundur Gara-gara Jam Tangan Rolex Presiden Peru, Ini Profil Dina Boluarte

28 hari lalu

6 Menteri Langsung Mundur Gara-gara Jam Tangan Rolex Presiden Peru, Ini Profil Dina Boluarte

Presiden Peru disorot rakyatnya karena gunakan jam tangan Rolex. Enam menteri langsung mundur. Ini profil Dina Boluarte.

Baca Selengkapnya