Satelit Cina Temukan Sumber Sinyal Radio Misterius dari Alam Semesta

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Minggu, 21 Februari 2021 06:54 WIB

Gambar simulasi ini menunjukkan Hard X-ray Modulation Telescope (HXMT) milik China saat mengamati magnetar, sejenis bintang neutron. Semua bintang neutron adalah inti yang runtuh dari sebuah bintang mati, tidak cukup besar untuk menjadi lubang hitam, meski magnetar juga memiliki medan magnet yang sangat kuat. Kredit: Xinhua/Institut Fisika Energi Tinggi di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China

TEMPO.CO, Beijing - Ilmuwan Cina pada Jumat, 19 Februari 2021, mengatakan bahwa Hard X-ray Modulation Telescope (HXMT), satelit ilmu antariksa Cina yang juga dikenal sebagai Insight, menemukan sinyal radio fast radio burst (FRB) yang terdeteksi tahun lalu berasal dari sebuah magnetar di Bima Sakti.

Baca:
Peneliti Deteksi 8 Sinyal Radio Misterius dari Luar Angkasa

Penemuan tersebut menandai tonggak sejarah baru dalam pemahaman tentang sifat sinyal misterius yang berasal dari alam semesta itu, kata para ilmuwan.

Penelitian ini dilakukan bersama oleh para ilmuwan dari Institut Fisika Energi Tinggi (IHEP) di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan Cina, Beijing Normal University, University of Nevada Las Vegas, Universitas Tsinghua, dan beberapa institusi lainnya. Penemuan ini telah dipublikasikan dalam edisi terbaru jurnal Nature Astronomy.

Sebelumnya, tahun lalu ahli astronomi mendeteksi 8 gelombang atau sinyal radio yang berasal dari luar angkasa melalui teleskop radio milik Canadian Hydrogen Intensity Mapping Experiment (CHIME).

Hasil temuan ini diharapkan dapat membantu ilmuwan dalam menguak misteri asal datangnya sinyal tersebut.

Advertising
Advertising

Seperti yang dijelaskan pada The Astrophysical Journal Letters, jumlah sinyal radio itu telah meningkat menjadi 11. Jumlah ini meningkat 4 kali lipat dari sinyal yang diketahui di awal tahun 2019.

Hasil pengamatan terpisah dari peneliti di Australia juga mendeteksi sebanyak 9 temuan pada bulan Agustus lalu. Temuan baru ini penting untuk mengidentifikasi jenis pantulan sinyal radio yang dideteksi oleh ilmuwan.

Menurut data penelitian menggunakan teleskop Gemini South di Cile, sinyal tersebut berjarak 3,6 miliar tahun cahaya dari galaksi. Hasil penelitian yang dilakukan CHIME membantu peneliti Australia membandingkan jenis sinyal dan menguji teori baru.

Pelacakan sinyal kali ini lebih mudah dilakukan daripada penelitian sebelumnya yang hanya memancarkan sinyal hanya satu kali, sehingga sulit untuk diteliti lebih lanjut. Para ilmuwan mendeteksi jika pantulan sinyal radio pada penelitian sebelumnya terjadi akibat ledakan besar sebuah bulan di masa lalu, yang disebut FRB.

"Kami sudah mengetahui pola semburan ketika meneliti FRB 121102. Semburan itu bisa sangat berkelompok: kadang-kadang sumbernya tidak meledak selama berjam-jam dan kemudian secara tiba-tiba Anda dapat mendeteksi beberapa semburan dalam waktu singkat. Kami telah mengamati hal yang sama untuk FRB 180916. J0158 + 65, yang kami laporkan sebanyak sepuluh letupan dalam makalah ini," ujar Ziggy Pleunis fisikawan dari Universitas McGill

Pantulan radio bisa berulang secara terus menerus, namun hanya saja frekuensinya belum dapat terdeteksi, seperti yang tertulis di makalah milik Vikram Ravi seorang astrofisikawan Harvard-Smithoninan. Durasi ledakan bulan pada masa lalu juga mempengaruhi pantulan sinyal yang berlangsung secara terus menerus. Jeda terpanjang antara sinyal adalah lebih dari 20 jam.

"Sama seperti beberapa gunung berapi, beberapa di antaranya lebih aktif daripada yang lain, dan Anda dapat berpikir gunung berapi tidak aktif karena belum meletus dalam waktu yang lama," kata Pleunis.

Penyebab utama terjadinya sinyal radio itu masih menjadi sebuah misteri bagi ilmuwan. Tetapi hasil penelitian ini membantu menjawab beberapa pertanyaan ilmuwan untuk menciptakan sebuah model yang dapat melacak kemunculan ledakan FRB, dan proses pembentukannya.

XINHUA | ANTARA

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

13 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

23 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

1 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya