Kajian BMKG, Bandara Yogyakarta Kurangi Risiko Tsunami di Pantai Selatan

Selasa, 23 Februari 2021 20:23 WIB

Presiden Joko Widodo meresmikan Bandara YIA di Kulon Progo Yogyakarta, Jumat 28 Agustus 2020. Dokumentasi Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkap hasil mitigasi potensi tsunami di bandara Yogyakarta, Yogyakarta International Airport (YIA), yang dilakukan melalui koordinasi BMKG Yogyakarta.

Baca:
Dua Guru Besar Bicara Vaksin Nusantara yang Dikembangkan Terawan

“Kajian yang dilakukan BMKG menghasilkan harapan positif terkait keberadaan Bandara YIA yang letaknya di pesisir pantai mampu mengurangi risiko terjadinya tsunami,” ujar Dwikorita di sela pertemuan dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Yogyakarta, Selasa, 23 Februari 2021.

Dwikorita menuturkan, apabila terjadi gempa dengan kekuatan 8,8 skala Richter dan tsunami setinggi 26 meter masuk ke arah bandara sampai jalan nasional serta melewati Jalan Deandels untuk rendamannya, YIA mampu menahan dampak tsunami itu menjadi 9 meter saja. “Dalam hal ini, keberadaan bandara mampu menjadi tanggul penghalang,” kata dia.

Dengan adanya kajian tersebut, memberikan pelajaran bagi BMKG bahwa keberadaan YIA bisa mengurangi risiko tsunami di pantai selatan.

Kepala Balai Besar BMKG Wilayah II Hendro Nugroho mengatakan pihaknya masih terus berkoordinasi dengan BPBD dalam hal mitigasi bencana gempa bumi, tsunami dan meteorologi.

Advertising
Advertising

Sebagai pengingat, Pelaksana tugas sementara General Manager (GM) Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Agus Pandu Purnama sebelumnya sempat membahas isu terkait potensi gempa besar di pesisir selatan Jawa sejak bandara baru di Kabupaten Kulon Progo itu telah beroperasi. Isu itu dibahas di sela pertemuan dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Yogyakarta, 13 Agustus 2019 silam.

Pandu mengatakan pihaknya memaklumi isu itu, namun ia mengingatkan bahwa ancaman itu merupakan potensi, bukan prediksi. Itu karena letak Indonesia yang disebutnya berada di ring of fire. "Persoalannya, sejauh apa mitigasi bencana bisa dilakukan, sehingga meminimalisir potensi risiko itu," kata Pandu saat itu.

Pandu menuturkan isu ancaman bencana besar itu sudah muncul bahkan sejak proyek bandara baru di Kulon Progo belum dibangun.

Oleh sebab itu, isu potensi bencana itu jadi masukan ketika bandara YIA dibangun dan meningkatkan langkah mitigasi bencana. Misalnya saja dengan membuat green belt atau sabuk pelindung berupa penanaman cemara udang sepanjang lima kilometer di pantai selatan Kulon Progo. Bandara YIA pun telah dibangun dengan konstruksi tahan gempa hingga 8,8 skala Richter.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

10 jam lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

11 jam lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

11 jam lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

12 jam lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

12 jam lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

14 jam lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

17 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

20 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

21 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

22 jam lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya