Setahun Covid-19: Ini Inovasi Ilmuwan Indonesia untuk Tangani Pandemi

Senin, 1 Maret 2021 09:09 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Setahun sudah pandemi Covid-19 sejak pertama kali diumumkannya pasien terinfeksi pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020. Hingga Minggu, 28 Februari 2021, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan terdapat 1.334.634 terkonfirmasi positif. Namun, dari angka tersebut 1.142.703 sudah dinyatakan sembuh dan 36.166 meninggal.

Baca:
Dokter Paru: Penderita Covid-19 Harus Banyak Minum Air Putih

Beberapa ilmuwan dari berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi telah mengembangkan produk inovasi untuk menangani infeksi virus yang disebut SARS-CoV-2 itu. Inovasi tersebut berupa produk mulai dari alat tes, robot perawat, hingga vaksin yang dikembangkan secara lokal.

Berikut detail inovasi tersebut:

1. GeNose

GeNose C19 atau Gadjah Mada Electronic Nose Covid-19 merupakan alat yang dikembangkan oleh peneliti dari Universitas Gadjah Mada. Alat ini bekerja berdasarkan embusan napas, dan dianggap cukup efektif dalam mendeteksi pasien yang diduga terinfeksi.

Advertising
Advertising

Cara kerja GeNose C19 adalah mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama napas pasien. Napas pasien diindra melalui sensor-sensor, kemudian diolah datanya dengan bantuan AI untuk deteksi dan pengambilan keputusan.

Ketua tim peneliti dan pengembang alat deteksi Covid-19 UGM, GeNose, Kuwat Triyana menyatakan terus bekerja mengembangkan bagian sistem kecerdasan buatan (AI) dari alat itu. Pengembangan diyakinkannya tidak berhenti meski alat sudah mendapatkan izin edar dan bebas dipasarkan.

”Baik dari sisi AI maupun prosedur operasi standar penggunaan alatnya,” ujar Kuwat dalam forum UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS), Kamis 25 Februari 2021.

Upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan akurasi GeNose C19 itu salah satunya dengan menambah kemampuan sensitivitas dan spesifisitas alat itu. Kuwat menuturkan para peneliti sedang berfokus pada aspek kontaminasi yang dapat menyebabkan sensitivitas GeNose C19 terganggu.

Misalnya, karena seseorang yang dites merokok sebelum tes. “Kami mencoba memastikan alat kami setiap saat, juga meningkatkan kecerdasan buatan GeNose C19 dengan memperbarui sampel setiap hari,” kata Kuwat.

Saat ini, GeNose C19 mulai banyak digunakan di tempat layanan umum seperti stasiun, bandara, termasuk beberapa kantor pemerintahan.

2. Rapid tes antigen CePAD
<!--more-->
2. Rapid tes antigen CePAD

Alat tes cepat Covid-19 berbasis antigen CePAD dikembangkan oleh tim dari Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatika Universitas Padjadjaran (Unpad). Koordinator Peneliti Diagnostik Covid-19 Unpad Muhammad Yusuf mengatakan CePAD setara dengan tujuh produk tes antigen impor. “Harganya Rp 120 ribu per alat,” ujar dia, 28 Desember 2020 lalu.

Dia menjelaskan, Unpad bekerja sama dari awal riset dengan PT Pakar Biomedika Indonesia sebagai produsen. CePAD berfungsi untuk mendeteksi keberadaan antigen virus dari sampel hasil usapan (swab) pada saluran pernafasan bagian atas (nasofaring). “Deteksinya pada saat viral load (jumlah virus) sedang tinggi,” katanya.

Tes cepat berbasis antigen Unpad itu diklaim memiliki limit deteksi antigen 5 nanogram per milliliter (ng/mL). Jumlah itu setara dengan tujuh produk impor tes antigen.

Menurut Yusuf, sensitivitas CePAD mencapai 85 persen, spesifisitas 83 persen, dan akurasinya 84 persen. Spesifikasi itu sesuai standard WHO yang semua angkanya 80 persen lebih.

Keunggulan lain yaitu pemeriksaan antigen SARS CoV-2 ini sudah memperoleh rekomendasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Laboratorium Indonesia. Bahkan sudah dipakai Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dan Rumah Sakit Santosa di Bandung.

Kelebihan lainnya yaitu pada tiap alat (kit) tes disertai barcode. Penanda khusus itu, menurut Yusuf, untuk memudahkan data pemeriksaan lewat aplikasi Portal CePAD. Adapun kapasitas produksi alat tes cepat itu sebanyak 500 ribu per bulan.

Cara kerja CePAD yaitu sampel swab yang telah diambil diteteskan pada alat lalu akan mengalir ke antibodi Covid-19 yang sudah terikat dengan nanopartikel emas yang tertanam pada perangkat CePAD. Jika pada sampel terdapat virus corona, akan muncul dua garis pada alat uji. Jika hanya muncul satu garis, artinya negatif terinfeksi virus.

3. Pemanfaatan bahan herbal
<!--more-->
3. Pemanfaatan bahan herbal

Riset gabungan peneliti Universitas Indonesia dan IPB University menawarkan buah jambu biji daging merah untuk menghambat wabah Covid-19 di dunia dan Indonesia. Penelitian multidisiplin antara kedua kampus itu menemukan senyawa protein pada buah itu, dan cocok untuk menghambat virus patogen.

Kerja sama dijalin Fakultas Kedokteran UI dengan Fakultas Farmasi UI, Pusat Studi Biofarmaka Tropika IPB University, dan Departemen Ilmu Komputer IPB University. Mereka memanfaatkan bahan penelitian yang sudah ada untuk menemukan kandidat bahan alam Indonesia paling pas untuk pencegahan Covid-19.

Dekan FKUI, Ari Fahrial Syam, menerangkan, pihaknya memiliki daftar komponen senyawa protein dari buah tersebut yang bisa membuat virus menjadi lemah. “Komponen ini langsung bekerja pada virus itu dan apa yang bisa digunakan itu sudah kami ketahui,” ujar Ari 13 Maret 2020 lalu.

Mereka menggunakan metode penelitian bioinformatika yang memanfaatkan basis data milik Laboratorium Komputasi Biomedik dan Rancangan Obat Fakultas Farmasi UI. Basis data yang tersusun dari 1.377 senyawa herbal itu kemudian dipetakan dan hasilnya dikonfirmasi menggunakan metode pemodelan molekuler untuk dievaluasi aktivitas anti virusnya.

Hasil penelitian yang sudah didapat diaku masih pada tahap awal dan harus dilakukan penelitian lebih lanjut. Proses selanjutnya adalah publikasi internasional lalu cari sokongan untuk uji coba pada sel, hewan dan manusia (klinis).

Sementara, tim peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), telah melakukan uji klinis kandidat imunomodulator yang berasal dari tanaman herbal asli Indonesia untuk pasien Covid-19. Uji klinis dilakukan pada 16 Agustus 2020.

LIPI bersama Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tentara Nasional Indonesia, dan tim tenaga kesehatan RSDC Wisma Atlet Kemayoran tengah melakukan koleksi data hasil uji klinis yang akan dikirimkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selaku regulator.

Dua produk yang diuji klinis adalah Cordyceps militaris dan kombinasi ekstrak herbal yang terdiri dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale var Rubrum), daun meniran (Phyllanthus niruri), sambiloto (Andrographis paniculata), dan daun sembung (Blumea balsamifera).

Riset ini sudah dimulai sejak 8 Juni lalu. Uji klinis melibatkan 90 subjek penelitian dengan rentang usia 18 hingga 50 tahun yang diberikan intervensi selama 14 hari. Kriteria subjek penelitian adalah pasien positif Covid-19 baru yang telah dikonfirmasi melalui Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT- PCR) dan memiliki gejala pneumonia ringan.

4. Bilik swab
<!--more-->
4. Bilik swab

Dosen Fakultas Pertanian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jaka Widada, berhasil mengembangkan Bilik Swab untuk memeriksa pasien terduga infeksi Covid-19 yang memudahkan para tenaga medis. Dengan bilik tersebut tenaga medis tidak perlu lagi menggunakan alat pelindung diri (APD).

Jaka mengatakan dirinya terinspirasi dari gambar dan video di Korea Selatan yang beredar, yang menggambarkan tenaga kesehatan sedang melakukan swab di bilik untuk memeriksa pasien. Dia juga berdiskusi dengan istrinya, dokter spesialis THT Camelia Hardini yang terbiasa melakukan swab untuk memeriksa pasiennya.

“Kebetulan backgroud saya mikrobiologi, sedikit banyak tahu tentang ruangan yang bebas dari kuman. Jadi dengan bilik swab, tidak perlu APD,” ujar dia saat dihubungi, 16 April 2020 lalu.

Bilik yang dibuat ayah empat orang anak itu berukuran 90x90 cm2 dengan tinggi 2 meter. Pintu terletak di belakang, dan bagian depan memakai kaca dengan dua lubang untuk tangan petugas medis memeriksa pasien. Bodinya, terbuat dari alumunium panel composit yang sering digunakan di bangunan.

Idealnya, lulusan S3 University of Tokyo, Jepang, itu menambahkan, bodi menggunakan stainless steel, tapi terkendala harga mahal, sementara kayu tidak memungkinkan, dan bahan GRC Board tidak cocok jika dibersihkan dengan disinfektan. “Semua bahannya itu perhitungannya termurah dan berstandar medis,” ujarnya.

Jaka yang menekuni bidang keahlian bioteknologi lingkungan itu juga melengkapi bilik dengan lampu pencahayaan di bagian dalam, dan lampu untuk swab. Serta blower yang disaring dengan hepa filter—biasa digunakan untuk membuat ruangan bersih dan steril seperti di lab.

Selain itu, Jaka juga melengkapi amplifier sederhana lengkap dengan speakernya untuk berkomunikasi dengan pasien. Sarung tangan panjang yang dipasang pun sudah berstandar medis dan dilapisi dengan handscoon yang sekali pakai.

“Penggunaannya, tenaga medis melakukan swab, kemudian handscoon itu hanya sekali pakai lalu dibuang ke tempat sampah medis, dan sarung tangan panjang dibersihkan dengan disinfektan,” tutur Jaka. “Karena yang harus diperhatikan itu keamanan tenaga medis dan pasien, dua-duanya harus aman.”

Jaka menyebutkan, secara keseluruhan biaya produksi untuk pembuatan bilik swab sekitar antara Rp 7,5 juta-8 jutaan. Dia juga menggandeng usaha kecil menengah untuk memproduksi bilik itu.

5. Ventilator
<!--more-->
5. Ventilator

Lima jenis ventilator yang dikembangkan anggota Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 berhasil mengantongi Izin Edar dari Kementerian Kesehatan, setelah lulus uji sertifikasi dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan.

Kelima ventilator tersebut sudah dimanfaatkan oleh rumah sakit dalam membantu menyelamatkan pasien Covid-19. Para inovator Indonesia menghasilkan produk-produk riset dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dalam waktu yang relatif singkat, hanya dalam waktu tiga bulan.

Pertama, Ventilator berbasis Ambu Bag dan Cam dikembangkan BPPT bersama PT LEN bernama BPPT3S-LEN. Alat ini telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020870 dan sekarang ini PT LEN sedang proses produksi 100 unit ventilator.

Kedua GERLIP HFNC-01, yang dikembangkan LIPI bersama PT Gerlink Utama Mandiri. Penggunaan jenis ventilator HFNC (High Flow Nasal Cannula) ini untuk mencegah pasien tidak sampai gagal napas dan tidak harus diinkubasi menggunakan ventilator invasive dengan cara memberikan terapi oksigen beraliran tinggi. Dan telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020951.

Ketiga Vent-I Origin dikembangkan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB bersama Unpad dan ITB. Vent-I merupakan model ventilator Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dan telah mengantong Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020696.

Keempat adalah COVENT-20, ventilator hasil kolaborasi dari para peneliti di Fakultas Teknik UI (FTUI) dan Fakultas Kedokteran UI (FKUI), Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), RSUP Persahabatan Jakarta, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik. Alat ini mudah dibawa dan dapat digunakan dalam keadaan darurat.

COVENT-20 memiliki 2 (dua) mode operasi yaitu mode CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dan CMV (Continuous Mandatory Ventilation). Mode Ventilasi CPAP dioperasikan saat kondisi pasien masih sadar untuk membantu oksigenasi ke paru-paru pasien, sedangkan CMV dioperasikan saat pasien tidak sadar atau mengalami kesulitan mengatur pernafasannya untuk mengambil alih fungsi pernafasan pasien.

Kedua mode tersebut dapat digunakan pada saat pasien berada di rumah maupun dalam perjalanan (di mobil ambulance), tapi tidak digunakan di ruang isolasi. COVENT-20 telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES AKD 20403021003.

Dan kelima DHARCOV-23S, ventilator Emergency CMV dan CPAP berbasis pneumatic. Ventilator ini dikembangkan oleh BPPT bekerja sama dengan PT Dharma Precission Tools dan telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI AKD 20403020892.

6. Robot Raisa
<!--more-->
6. Robot Raisa

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) meluncurkan Robot medical Assistant ITS-Airlangga (RAISA). Robot ini bisa digunakan untuk meminimalkan kontak tenaga medis dengan pasien Covid-19, serta mengurangi pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang persediaannya semakin menipis.

RAISA dikendalikan menggunakan remote control dari jarak jauh dengan joystick. Robot ini merupakan gabungan teknologi yang ada pada empat robot milik ITS sebelumnya, yakni robot sepakbola beroda (Iris), robot kapal tanpa awak (Barunastra), robot humanoid (Ichiro) dan robot untuk Kontes Robot Indonesia (KRI).

Muhtadin, salah satu tim peneliti robot dari ITS menjelaskan, jika beroperasi bergantung pada koneksi Wireless Fidelity (Wifi), dan dengan spesifikasi baterai 0,85 kWh RAISA digadang-gadang mampu bertahan sekitar 8-10 jam. "Uji coba juga sudah dilakukan, sedang untuk menjaga kesterilannya juga bisa dilakukan dengan menggunakan disinfektan," kata dosen Teknik Komputer ITS itu, 14 April 2020 lalu.

Robot RAISA memiliki tinggi 1,5 meter, dilengkapi dengan empat rak secara bersusun yang bisa membawa banyak barang maksimal 50 kilogram. Selain itu juga dilengkapi monitor untuk komunikasi dua arah antara tenaga medis dengan pasien menggunakan multimedia.

Robot pelayan pasien Covid-19 ini sudah diserahterimakan kepada RSUA di Gedung Pusat Robotika ITS dan didemokan penggunaannya. Untuk membuat robot ini diperkirakan menghabiskan biaya Rp 100 juta per unit ini.

7. Mobile Laboratory Bio Safety Level dua (BSL-2)
<!--more-->
7. Mobile Laboratory Bio Safety Level dua (BSL-2)

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan Mobile Laboratory Bio Safety Level dua (BSL-2) tipe bus. Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan bahwa Mobile Lab BSL-2 tipe bus lebih mudah menjangkau berbagai wilayah.

Bahkan, BPPT juga menggelar roadshow mobile lab BSL-2 tipe bus, sebagai rangkaian giat Bakti Inovasi Teknologi. Menurut Hammam, sesuai dengan konsepnya yang mobile, lab BSL-2 yang dibangun di atas bus ini, menjadi sebuah breakthrough, sebuah solusi.

“Mobile Lab BSL-2 tipe bus, tentu lebih mudah menjangkau berbagai wilayah, untuk mendukung pelaksanaan tes swab Covid-19 yang lebih optimal," ungkap Hammam, 18 Desember 2020 lalu.

Hammam mengatakan mobile BSL2 varian bus ini dikembangkan dengan beberapa pertimbangan dan perbaikan. Pertama dengan mengusung platform bus, dimaksudkan untuk memperkuat konsep mobilitas, sehingga lebih mudah dioperasikan di beberapa lokasi atau daerah yang membutuhkan.

Kedua, pada varian bus ini ada penambahan fasilitas ekstraksi RNA (metoda magnetic beads) yang dapat menggunakan reagen ekstraksi yang bervariasi. Selain itu juga dilakukan penyempurnaan layout peralatan untuk meningkatkan akurasi data dan keamanan pengujian, serta sistem mekanik touchless pada pintu agar dapat buka tutup otomatis, untuk menghindari kontaminasi.

Selain BPPT, Rajawali Global Investama (RGI) bekerja sama dengan periset Unpad juga sedang dalam pengembangan rancang bangun pembuatan laboratorium bergerak atau Mobile Lab BSL (Bio Safety Level) 2 yang tersertifikasi World Bio Haz Tec.

BSL ini pun diklaim telah memenuhi kriteria KKB Litbangkes tentang Standar Laboratorium Bergerak Biosafety tingkat 2 untuk pemeriksaan Covid-19 yang dipergunakan oleh Kementerian Kesehatan.

Direktur Inovasi dan Korporasi Unpad Diana Sari menerangkan, kerja sama tersebut telah menghasilkan karya anak negeri yang siap mendukung pengendalian Covid-19 di Indonesia. “Melalui pelacakan kontak erat sampai ke pelosok-pelosok, serta pendampingan isolasi mandiri oleh tenaga kesehatan secara online melalui aplikasi Indonesia Test Trace & Isolation (InaTTI)," ujar Diana, 18 Desember 2020 lalu

8. Vaksin merah putih
<!--more-->
8. Vaksin merah putih

Vaksin Merah Putih dikembangkan oleh Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang dibentuk oleh Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Menristek/ Kepala BRIN, mengungkap progres pengembangan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri.

Menurutnya, bibit Vaksin Merah Putih diharapkan sudah mulai diserahkan kepada Bio Farma per Maret tahun ini untuk kemudian diproduksi memenuhi kebutuhan uji klinis. Dia menjelaskan itu dalam rapat koordinasi nasional kementerian dan badan yang dipimpinnya itu pada Kamis 28 Januari 2021.

"Kami mengundang dan mendorong swasta berpartisipasi dalam industri pengembangan vaksin," katanya dalam rapat itu.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang tergabung dalam konsorsium menargetkan, Vaksin Merah Putih yang dikembangkannya sudah akan masuk tahap uji klinis pada semester dua tahun depan. Itu artinya, menuju tenggat tersebut, LIPI sudah harus menyelesaikan uji in-vitro (uji dalam cawan laboratorium) dan in-vivo (uji hewan).

Kepala LIPI Laksana Tri Handoko menerangkan bahwa LIPI mengembangkan vaksin Covid-19 berbasis protein rekombinan. Riset dan pengembangannya masih berlangsung di tahap laboratorium dan sedang dilakukan transfeksi di sel mamalia.

Handoko optimistis dengan target yang dibuat dengan alasan LIPI memiliki infrastruktur riset terkait pengembangan vaksin yang lengkap dan tersertifikasi, termasuk fasilitas laboratorium biosafety level-3 (BSL-3). Selain sumber daya manusia yang sudah berpengalaman menghasilkan vaksin, seperti untuk HPV dan Hepatitis.

Setelah masuk dalam Tim Nasional Pengembangan Vaksin Merah Putih untuk mendukung kemandirian vaksin dalam negeri, Handoko menuturkan LIPI harus bekerja keras untuk mewujudkan vaksin tersebut.

Di Eijkman, Menristek Bambang melanjutkan, pengembangan vaksin Covid-19 berjalan sesuai jadwal. "Sehingga paling lambat Februari atau Maret 2021 itu sudah bisa menyerahkan bibit vaksinnya kepada Bio Farma," kata Bambang.

Menurutnya, ada dua pengembangan bibit vaksin Merah Putih lain dengan platform yang berbeda yang progresnya dinilai relatif cepat. Keduanya adalah yang dikembangkan di Universitas Airlangga dan Universitas Indonesia. "Mudah-mudahan nanti ketika masuk produksinya pun tidak berbeda jauh," kata mantan Kepala Bappenas itu.

Kalau Eijkman dan LIPI mengembangkan vaksin Covid-19 menggunakan platform protein rekombinan, kedua kampus memilih platform DNA dan mRNA yang, menurut Bambang, memungkinkan pengembangan vaksin yang lebih cepat. "Mudah-mudahan tentunya kombinasi ini akan bisa mempercepat tersedianya vaksin merah putih dalam penanganan Covid-19," ujarnya.

Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Ali Ghufron membenarkan percepatan itu. Dia mengungkapkan bahwa pengembangan di kampus UI sudah memasuki tahap uji coba pada hewan. "Meskipun belum keseluruhan tapi sudah jalan dan responnya itu sangat positif dan sudah memulai pembicaraan dengan industri," kata dia.

Berita terkait

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

1 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

2 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

3 hari lalu

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya solusi konkret untuk mengatasi persoalan air

Baca Selengkapnya

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

4 hari lalu

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

4 hari lalu

Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024

Baca Selengkapnya

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

4 hari lalu

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

Sejumlah inovasi ID FOOD mendapat apresiasi dari pelaku teknologi informasi di Tanah Air karena efektif mendukung aktivitas bisnis pangan.

Baca Selengkapnya