Kaspersky: Vaksin Covid-19 Dijual di Dark Web Rp 17 Juta Per Dosis

Senin, 8 Maret 2021 11:34 WIB

Ilustrasi hacker sedang menjual identitas digital di dalam dark web. mic.com

TEMPO.CO, Jakarta - Seluruh dunia sedang menjalani program vaksinasi Covid-19 terbesar dan paling kompleks dalam sejarah. Menurut perusahaan keamanan siber, Kaspersky, momen itu dimanfaatkan para scammers dan penjual di pasar gelap atau dark web untuk mendapatkan keuntungan.

Peneliti Kaspersky memeriksa 15 pasar berbeda di Darknet dan menemukan iklan untuk tiga vaksin Covid-19 utama, yaitu: Pfizer/BioNTech, AstraZeneca, dan Moderna. Terdapat juga penjual yang mengiklankan vaksin Covid-19 yang tidak terverifikasi.

Pakar keamanan di Kaspersky Dmitry Galov menerangan, siapa pun dapat menemukan apa saja di dark web. “Jadi tidak mengherankan jika penjual di sana mencoba memanfaatkan proses vaksinasi yang sedang dilaksanakan hampir di seluruh penjuru dunia saat ini,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin, 8 Maret 2021.

Menurut Kaspersky, mayoritas penjual berasal dari Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat. Dan harga per dosis berkisar antara US$ 250-US $1.200 (Rp 3,6 juta-Rp 17 juta), dengan rata-rata sekitar US$ 500 (Rp 7,2 juta).

Komunikasi penjualan dilakukan melalui aplikasi pesan terenkripsi seperti Wickr dan Telegram. Sementara pembayaran diminta dalam bentuk mata uang kripto, terutama bitcoin.

Advertising
Advertising

Menurut Galov, selama setahun terakhir, ada banyak penipuan yang mengeksploitasi topik Covid-19, dan banyak di antaranya berhasil. Saat ini, tidak hanya orang-orang yang menjual dosis vaksin, tapi juga menjual “catatan vaksinasi”—sebuah potongan kertas yang dapat membantu siapa pun bepergian dengan bebas.

“Penting bagi pengguna untuk terus berhati-hati terhadap setiap ‘kesepakatan' yang terkait dengan pandemi. Dan, tentu saja, membeli vaksin dari forum darknet bukan ide yang baik,” kata dia.

Mayoritas penjual underground ini sudah melakukan sekitar 100-500 transaksi, menunjukkan mereka telah menyelesaikan penjualan. Namun, kejelasan barang tersebut masih belum diketahui efektivitasnya.

Dengan informasi yang ada, para ahli Kaspersky belum mengetahui berapa banyak dari dosis vaksin yang diiklankan secara online adalah dosis yang tepat. Termasuk berapa banyak iklan yang merupakan penipuan.

Bahkan jika menerima sesuatu melalui pos, kemungkinan besar informasi yang diterima bukan merupakan dosis yang efektif dan valid. “Dan yang terpenting, mendapatkan dosis seperti itu adalah ilegal,” kata Galov.

Kaspersky juga memberikan tips untuk tetap aman dari scammer selama pandemi Covid-19. Perusahaan yang berkantor pusat di Moskow, Rusia itu merekomendasikan agar jangan pernah membeli produk, termasuk vaksin, di darknet.

Jika melihat iklan tentang sesuatu yang berhubungan dengan Covid-19, perhatikan baik-baik URL situs yang dikunjungi. Jika hanya satu huruf yang terlihat tidak pada tempatnya, atau jika .com yang biasa telah diganti dengan .com.tk atau sesuatu yang serupa dengan itu, kemungkinan phishing.

"Jangan pernah memasukkan informasi pribadi di situs semacam itu," kata Galov.

Baca juga:
Tak Dapat Tebusan, Hacker Bocorkan Detail Pesawat Mata-mata Bombardier

Selain itu, perlu perhatikan tata bahasa dan tata letak di situs yang dikunjungi dan email yang diterima. Jika terlihat mencurigakan, Kaspersky memperingatkan jangan pernah untuk melanjutkan mengakses lebih jauh.

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

1 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

1 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

4 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

5 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

6 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

7 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

8 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

8 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

15 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya