Tim Unpad Riset Tes PCR Covid-19 Tanpa Colok Hidung
Reporter
Anwar Siswadi (Kontributor)
Editor
Erwin Prima
Selasa, 16 Maret 2021 12:46 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Tim peneliti dari Bio Safety Level-2 Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran (Unpad) meneliti pengambilan sampel Covid-19 tanpa mencolok hidung orang untuk tes polymerase chain reaction (PCR) di laboratorium.
Baca:
Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Terus Turun, Ini Kata Statistikawan Unpad
Sampelnya cukup diperoleh dari air liur (saliva) yang diludahkan ke media khusus. Sejauh ini hasilnya 90-an persen sesuai dengan swab test atau pengambilan sampel dari saluran pernafasan atas (nasofaring).
Selama ini metode pengambilan sampel Covid-19 untuk tes PCR di laboratorium dilakukan dengan cara memasukkan swab stick ke hidung hingga tembus ke tenggorokan. “Cara ini buat sebagian orang tidak nyaman dan menimbulkan trauma,” kata seorang peneliti, Hesti Hesti Lina Wiraswati.
Sejak tiga bulan lalu tim mulai mewujudkan ide pengambilan sampel dari air liur. Sejauh ini sudah dilakukan pengambilan sampel dari 200-an orang. Relawan adalah orang yang diambil sampel dari nasofaring sekaligus air liurnya. Tim lantas membandingkan sekaligus hasil sampel dari kedua cara itu.
Izin etik untuk uji validasi pada manusia itu diperoleh sebulan lalu. “Proposal penelitian ini diajukan ke Komisi Etik Penelitian Universitas Padjadjaran,” kata peneliti lainnya Savira Eka Wardhani, Selasa, 16 Maret 2021.
Hasilnya sementara ini 90-an persen hasil tes PCR dari sampel air liur atau saliva sesuai dengan sampel dari nasofaring. Dari teori dan hasil riset sebelumnya, tim sudah menduga hasil sampel air liur akan lebih rendah dari sampel nasofaring.
Kini mereka masih berusaha agar hasilnya lebih mendekati 100 persen, dan menambah jumlah sampel dari relawan hingga total 250 orang. “Secara kebutuhan riset sudah cukup tapi akan lebih percaya diri kalau dengan 250 sampel,” ujar Hesti.
Rencananya pengambilan sampel akan dituntaskan hingga akhir pekan ini. Selanjutnya pada pekan depan tim akan mengirimkan hasil risetnya ke jurnal ilmiah ternama. Tim berharap kelak Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan cara pengambilan air liur untuk tes PCR Covid-19 selain swab test.
Di India, kata Savira, sampel air liur sudah digunakan, namun untuk metode tes non-PCR yang disebut Crispr. “Kalau makin banyak publikasi serupa dan banyak yang memakai atau meminta, WHO mungkin mengubah pengambilan sampel ke saliva,” ujarnya. Tahap setelah publikasi ilmiah yaitu melakukan uji pasar ke beberapa rumah sakit untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pengguna.
Metode pengambilan sampel dari air liur itu akan dinamakan Salipad, akronim dari Saliva Unpad. Tim sedang menjajaki mitra produsen untuk pembuatan tabung pengangkut sampel virus dari air liur yang disebut viral transport medium (VTM).
“Nantinya tanpa perlu swab stick dan bisa disimpan tanpa kotak pendingin,” kata Hesti. Tim nantinya yang akan meracik formula atau reagen untuk VTM itu yang berfungsi menjaga sampel virus dari kerusakan.
Menurut Hesti, tim memerlukan mitra produsen yang punya jaringan ekspor, misalnya ke pasar di Afrika. Selain itu kapasitas produksi alatnya terhitung besar seperti 100 ribu unit per hari. Tim merencanakan izin edar dari Kementerian Kesehatan bisa diperoleh mitra produksi pada April 2021. Meskipun belum berpromosi, beberapa peminat sudah ada yang tertarik. “Banyak yang menunggu hasilnya karena ini alternatif swab test PCR,” kata Hesti.
ANWAR SISWADI