Banyak Hoax Vaksin Covid-19 di Plaformnya, Facebook: Ada Area Abu-abu
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 16 Maret 2021 17:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta- Media sosial Facebook telah mendapatkan kritik dari anggota parlemen dan peneliti di Amerika Serikat karena membiarkan informasi yang salah tentang vaksin Covid-19 menyebar di platformnya. Merespons kritik tersebut, perusahaan mulai melabeli unggahan baik gambar maupun tulisan tentang vaksin.
“Kami akan meluncurkan tools di Amerika untuk memberikan informasi kepada orang-orang tentang di mana mendapatkan vaksin Covid-19,” kata pihak Facebook dalam blog resminya, Senin, 15 Maret 2021.
Dikutip Reuters, Senin, klaim dan konspirasi palsu tentang vaksin virus corona telah berkembang di platform media sosial selama pandemi. Facebook dan Instagram, yang baru-baru ini memperketat kebijakan disebut tetap menjadi rumah bagi akun, halaman, dan grup besar yang mempromosikan klaim palsu tentang pengambilan gambar. Mereka dapat dengan mudah ditemukan melalui pencarian kata kunci.
Chief Product Officer Facebook Chris Cox menjelaskan, perusahaan telah menyikapi unggahan klaim palsu yang viral dengan sangat serius. Namun, kata dia, ada area abu-abu yang memiliki kekhawatiran, beberapa di antaranya akan disebut sebagai informasi yang salah dan beberapa di antaranya yang oleh orang lain akan disebut keraguan.
“Hal terbaik yang dapat dilakukan di wilayah abu-abu yang luas itu adalah menunjukkan informasi otoritatif dengan cara yang membantu. Dan ini menjadi bagian dari percakapan dengan pakar kesehatan,” kata Cox.
Media sosial besutan Mark Zuckerberg itu melabeli postingan Facebook dan Instagram. Khususnya bagi yang membahas keamanan vaksin Covid-19 dengan teks yang mengatakan vaksin tersebut melalui uji keamanan dan efektivitas sebelum disetujui.
Baca juga:
Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZeneca, Ini Saran Guru Besar UI dan Unair
Dalam posting blog tersebut juga dikatakan bahwa sejak memperluas daftar klaim palsu yang dilarang tentang virus corona dan vaksin Covid-19 pada Februari lalu, Facebook juga telah menghapus tambahan 2 juta konten dari Facebook dan Instagram. “Kami juga telah mengurangi jangkauan konten dari pengguna yang berulang kali membagikan konten yang ditandai palsu oleh pemeriksa fakta,” tulis Facebook.
REUTERS | FACEBOOK BLOG