Kerangka Manusia di Lereng Gunung Merapi Misterius, SAR: Kawasan Steril
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 16 Maret 2021 21:54 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kerangka manusia ditemukan rombongan abdi dalem Keraton Yogyakarta saat menggelar prosesi di lereng Gunung Merapi pada Senin 15 Maret 2021. Asal usul kerangka itu masih misterius karena, selain belum diketahui identitasnya, lokasi penemuan juga mengundang banyak pertanyaan.
Kerangka itu ditemukan di semak semak jalan setapak saat rombongan abdi dalem dan SAR yang mengawal prosesi Labuhan Merapi menuju Bukit Kendil. Jaraknya, sekitar 1,5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
"Wilayah itu sebenarnya kawasan steril dan tertutup dari aktivitas umum," ujar Komandan Search and Rescue (SAR) Kaliurang, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kiswanta, Selasa 16 Maret 2021.
Tim SAR Kaliurang pun belum berani menerka apakah kerangka itu kemungkinan warga lokal yang sering mencari rumput hingga ke bagian atas. Atau orang luar seperti pendaki yang sengaja melintas di jalur itu.
Sebab dulunya, ujar Kiswanta, lokasi penemuan kerangka itu memang menjadi salah satu jalur pendakian dari sisi selatan dengan lokasi masih di bawah kawasan vegetasi Merapi. "Kami tidak bisa memastikan itu perumput atau bukan, karena selama ini (dari warga sekitar) juga tidak ada laporan orang hilang, ataupun pergi dari rumah," ujarnya.
Jika kerangka itu adalah orang luar di kawasan itu atau pendaki yang mungkin tersesat, SAR pun juga ragu. Alasannya, di lokasi penemuan tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan dia pencari rumput atau pendaki.
"Atau orang sedang ritual," katanya sambil menambahkan, "Karena sama sekali tidak ditemukan barang kecuali hanya kerangka itu."
Baca juga:
Teka Teki Kerangka Manusia di Lereng Gunung Merapi, Polisi Periksa DNA
Sejauh ini RS Bhayangkara Polda DIY yang melakukan autopsi mengindikasikan temuan awal bahwa kerangka manusia dari lereng Gunung Merapi itu milik seorang laki-laki, usia 30-50 tahun, dan kematiannya sudah setahun silam. Tidak ada bekas aniaya.