Menambang Silika dari Limbah Sekam Padi, Potensi 2,2 Ton Per Tahun

Jumat, 19 Maret 2021 15:39 WIB

Panen padi di kawasan Sekejati, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/7). Harga gabah kering giling naik antara Rp 3.500 sampai Rp 4.000/kg, lebih mahal dari pembelian oleh pemerintah. Bandar lebih memilih untuk menjual ke pasar ketimbang ke Bulog. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Indonesia punya potensi biosilika dari limbah sekam padi yang berjumlah sekitar 11 juta ton. Biosilika atau silika dari tanaman itu bisa diolah menjadi pupuk hingga bahan industri. Produksi massalnya menunggu kalkulasi bisnis investor.

Berdasarkan hasil riset dan pengembangan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Kementerian Pertanian, sejak 2015, biosilika dari limbah kulit gabah kering atau sekam padi telah diolah menjadi pupuk dengan bentuk cairan, gel, juga serbuk. Menurut Peneliti Ahli Madya di lembaga itu, Hoerudin, biosilika dunia pertanian merupakan unsur hara atau zat gizi tanaman bagi tumbuhan sejenis rerumputan semacam padi, jagung, dan sorgum. “Silika membentuk jaringan tanaman yang kuat,” katanya, Kamis, 18 Maret 2021.

Tanaman rerumputan itu disebut juga pengumpul silika. Pada tanaman padi, bahan silika banyak terdapat di sekam. Pada jagung, kata Hoerudin, tersebar di bonggol, daun, dan batang. Sementara pada tanaman tebu, kumpulan silika di bagian daun dan batang. Selain itu ditemukan juga pada tandan buah dan cangkang sawit. “Kami sedang kerja sama pengembangan limbah boiler kelapa sawit di Sulawesi Selatan,” ujar dia.

Dari beragam tanaman yang mengandung biosilika itu, sekam padi punya beberapa keunggulan. Dari segi jumlah, komposisinya mencapai 20 persen dari produksi gabah kering giling. Jumlah gabah itu di Indonesia setahun mencapai 55 juta ton, dan sekitar 11 juta ton diantaranya berupa limbah sekam padi.

Dari 1 ton sekam, kata Hoerudin, menghasilkan 150-200 kilogram silika dengan metode yang mudah. Itu artinya bisa sampai 2,2 ton silika per tahun dari seluruh limbah sekam padi. “Yang paling efisien silika dari bentuk abu, jadi prosesnya ada pembakaran dulu,” katanya. Balai telah membuat purwarupa tangki reaktor pembakaran yang asapnya bisa dicairkan.

Advertising
Advertising

Menurutnya, silika dari tanaman secara unsur kimia sama seperti silika berupa pasir hasil penambangan, yaitu SiO2 atau silikon dioksida. Penggunaan limbah sekam padi untuk diolah menjadi biosilika diharapkan memberi penghasilan tambahan bagi para petani. “Selama ini silika yang dipakai biasanya hasil tambang dan sintetis hasil impor,” ujar Hoerudin.

Mitra pengguna biosilika produksi Balai sejak 4 tahun lalu tersebar di berbagai provinsi. Diantaranya digunakan untuk membuat pupuk cair, industri pestisida, perusahaan benih, produk karet, industri cat dan pelapisan (coating). Namun sejauh ini belum ada perusahaan yang mengolah biosilika secara massal. “Industri orientasinya kan bisnis jadi berhati-hati untuk investasi di usaha baru,” katanya.

Baca juga:
Ingin Mendunia, Startup dari Sukabumi Bikin Sepatu 100 Persen Bahan Alam

Seorang mitra pengguna, David Chrisnaldi, mengatakan sejak 2017 bekerja sama untuk meneliti dan mengembangkan penggunaan biosilika pada olahan karet. Dari limbah sekam padi, dia membuatnya sebagai sol luar sepatu yang sebagian diekspor ke Selandia Baru. “Sifat reaktif biosilikanya semakin membuat karet elastis dan membal,” ujarnya.

Berita terkait

Kementan dan ICMI Percepat Tanam untuk Tingkatkan Produksi Nasional

8 jam lalu

Kementan dan ICMI Percepat Tanam untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) siap berkolaborasi mempercepat tanam guna mendapatkan produksi yang maksimal.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

9 jam lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

2 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

3 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

8 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

8 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

8 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei Darussalam

8 hari lalu

Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei Darussalam

PT Pupuk Indonesia (persero) berinisiatif menjajaki pengembangan urea dan amonia bersama Brunei Fertilizer Industries Sdn Bhd (BFI).

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

8 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

9 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya