Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ingin Mendunia, Startup di Sukabumi Bikin Sepatu 100 Persen dari Bahan Alam

image-gnews
Sepatu berbahan alami (biocomponent) buatan David Chrisnaldi dari Sukabumi, Jawa Barat. David dan startup yang didirikannya mengklaim telah mengatasi kelemahan dari penggunaan bahan alami untuk produknya tersebut. (Dok.Pribadi)
Sepatu berbahan alami (biocomponent) buatan David Chrisnaldi dari Sukabumi, Jawa Barat. David dan startup yang didirikannya mengklaim telah mengatasi kelemahan dari penggunaan bahan alami untuk produknya tersebut. (Dok.Pribadi)
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Sebuah startup di Sukabumi, Jawa Barat, tengah membuat sepatu yang tergolong langka di dunia. Semua komponen sepatunya ditargetkan 100 persen memakai bahan alam atau biocomponent. “Sekarang sudah 100 persen, sedang penyelesaian sepatunya,” kata pembuatnya, David Chrisnaldi, Jumat 12 Maret 2021.

Rencananya, David akan membuat sepatu kets model selop atau slip on sneaker dengan dua tema, yaitu Chlorofil dan Spices. Pembuatan sepatu itu, dia menuturkan, terkait undangan yang menantang dari panitia World Fashion Week di Paris yang akan dihelat Oktober 2021.

Baca juga:
Tanggapan ITB Soal Fakultas Kedokteran dan Alumni Jadi Menkes

Namanya bersama beberapa desainer lain diajukan oleh Dewan Serat Indonesia. Namun sebelum karyanya bisa dipamerkan di acara itu, David diminta mengirimkan karya inovasinya itu untuk dinilai dan diuji pada Mei mendatang. “Kalau lolos akan menjadi masterpiece, karena belum pernah ada di dunia,” ujar lulusan Magister Desain ITB 2005 itu.

Sejak beberapa bulan lalu David dan pegawainya telah merintis pembuatan sepatu dan sandal biocomponent, namun kadarnya masih 93 persen. Sepintas, sepatu yang diminati konsumen khusus itu seperti sepatu kets umumnya yang mengandung bahan kimia dan sintetis.

Bermodel sepatu kets atau sneakers untuk anak muda dan dewasa, harganya tergolong premium. “Sepatu ini produk teknologi dengan semua komponen yang ramah lingkungan,” kata dia sambil menambahkan, selain berbahan alam, limbah sepatunya dirancang bisa terurai kembali ke alam. Itu telah diuji lewat hasil riset-riset dan uji coba di laboratorium.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ide konsep sepatu berlabel Node ini berawal dari kerja sama riset dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Kementerian Pertanian. Hasilnya, sol sepatu buatan David menggunakan campuran karet dengan biosilika dari sekam padi yang telah digunakan petani sebagai pupuk.

Komponen lain seperti kain sepatu, benang, tali, dari bahan alami. Misalnya dengan memakai serat kenaf yang bahannya telah dibuat usaha lokal. Beberapa macam bumbu dapur dan tanaman obat ikut diracik sebagai pewarna sepatu. “Di dunia belum ada yang berani klaim, kalau nanti berhasil menjadi pencapaian besar teknologi,” ujarnya.

Tantangan besar pembuatan sepatu biocomponent ini, menurut David, karena bahan alami selama ini dianggap kurang fungsional. Bioplastik dari bahan singkong misalnya, rawan lumer jika terkena air panas atau dingin. “Bahan alami sifatnya sangat reaktif,” katanya.

Baca juga:
Startup Yogya Bikin Taksi Terbang, Begini Rupa Awalnya

Bahan pewarna alami pun kerap terlihat kusam di produk pakaian sehingga terkesan kurang menarik. David mengklaim telah mengatasi persoalan-persoalan itu dalam produk sepatu Node yang dihasilkan startup miliknya tersebut.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

1 jam lalu

Wapres terpilih yang juga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menghadiri acara pembagian sepatu gratis untuk anak-anak sekolah tak mampu di SMKN 8 Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.


Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

6 jam lalu

Tangkapan layar dari video pendek pengguna TikTok @radhikaalthaf ketika curhat soal bea masuk Rp 31,8 juta yang harus dibayar atas sepatu sepak bola yang dibelinya dari luar negeri (Sumber: TikTok)
Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.


Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

7 jam lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pemaparan saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 7 November 2023. Rapat tersebut membahas isu faktual Penanganan korban Gangguan Ginjal Akut (GGAPA), penanganan penyakit menular di Indonesia seperti dengue, tuberkulosis, monkey pox, hepatitis, dan penanganan penyakit tidak menular seperti kesehatan jiwa, diabetes, dan kanker, serta penanganan beberapa kasus malpraktik di rumah sakit. TEMPO/M Taufan Rengganis
Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.


Gibran Ajak Perusahaan Sepatu Lokal Bantu Siswa Kurang Mampu

12 jam lalu

Wapres Terpilih Gibran Rakabuming Raka masih hadir di kantor Wali Kota Solo di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis, 24 April 2024, usai penetapan oleh KPU kemarin. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Ajak Perusahaan Sepatu Lokal Bantu Siswa Kurang Mampu

Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menggandeng perusahaan sepatu lokal membantu siswa kurang mampu dengan memberikan alas kaki sekolah.


Tak Selalu Menyiksa, Ini Manfaat Pakai Sepatu Hak Tinggi bagi Tubuh

1 hari lalu

Ilustrasi sepatu hak tinggi/high heels. Shutterstock.com
Tak Selalu Menyiksa, Ini Manfaat Pakai Sepatu Hak Tinggi bagi Tubuh

Tak selalu bikin pegal dan menyiksa, berikut beberapa potensi dampak positif terkait pemakaian sepatu hak tinggi menurut podiatris.


Ragam Barang yang Pantang Dimasukkan ke Mesin Cuci karena akan Memperpendek Masa Pakai

2 hari lalu

Ilustrasi mesin cuci. Shutterstock
Ragam Barang yang Pantang Dimasukkan ke Mesin Cuci karena akan Memperpendek Masa Pakai

Pakar menjelaskan apa saja yang sebaiknya tak dimasukkan ke dalam mesin cuci karena bisa memperpendek masa pakai peralatan rumah tangga ini.


Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

3 hari lalu

Ilustrasi kampus ITB.Instagram
Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian perkiraan biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri ITB tahun akademik 2024


Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

3 hari lalu

Philanthropy Asia Summit 2024 di Singapura pada 15 April 2024
Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.


Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

3 hari lalu

Anwar Ibrahim. REUTERS
Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.


Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

3 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. Farmersalmanac.com
Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

Dua dari tiga orang yang sedang berteduh dari hujan di sebuah saung warung di Sukabumi tewas karena sambaran petir pada Ahad 21 April 2024.