Vaksinasi Massal Covid-19 Mahasiswa di Jawa Barat Diperkirakan Tengah Tahun
Reporter
Anwar Siswadi (Kontributor)
Editor
Erwin Prima
Senin, 22 Maret 2021 13:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan dosen, tenaga kependidikan, dan pensiunan perguruan tinggi negeri mendapat jatah vaksinasi pada Maret 2021, sementara kalangan mahasiswa diperkirakan harus menunggu sampai pertengahan tahun.
Baca:
Studi Wuhan: Antibodi Covid-19 Cegah Infeksi Ulang Setidaknya 9 Bulan
“Juni atau Juli diperkirakan vaksinasi untuk masyarakat dan mahasiswa,” kata Marion Siagian, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Marion Siagian, Senin, 22 Maret 2021.
Dalam jumpa pers jarak jauh di sela acara vaksinasi dosen, tenaga kependidikan, dan pensiunan Institut Teknologi Bandung (ITB), Marion mengatakan kalangan mahasiswa tergolong tahap ketiga dan keempat dalam prioritas vaksinasi massal.
Kelompok mahasiswa dijadwalkan bersama kalangan masyarakat rentan biasa. “Dan tergantung ketersediaan dan produksi vaksin yang ada, seluruh dunia sedang rebutan vaksin,” ujarnya.
Menurut Marion, Indonesia termasuk negara yang cepat dalam pembelian vaksin. Di PT Bio Farma kini sedang memproduksi bulk atau bahan dasar vaksin Sinovac dari Cina.
“Menurut informasi, April dan Mei produksinya (vaksin) banyak,” kata dia. Pada vaksinasi tahap dua saat ini pemerintah fokus pada pelayan publik termasuk pendidik, anggota TNI dan Polri, serta media massa.
Di Gedung Sasana Budaya Ganesha, ITB menggelar vaksinasi massal kepada kalangan civitas akademika kecuali mahasiswa. Jumlah yang divaksinasi sebanyak 3.400-an orang. Waktu penyuntikannya terbagi dalam tiga hari, dari 22-24 Maret 2021.
Rektor ITB Reini Wirahadikusumah mengatakan, vaksinasi massal ini merupakan upaya percepatan nasional untuk menciptakan kekebalan kelompok. Tujuannya sampai menekan kasus Covid-19 hingga minimal. “Kekebalan kelompok pada awal tahun depan semoga cepat pemulihan dampak pandemi,” katanya.
Menurutnya, program vaksinasi Covid-19 ini menghadapi beberapa tantangan, seperti produksi dan distribusi vaksin yang terbatas, juga sarana dan prasarana penyimpanan vaksin. “Tetap bersabar menjaga protokol kesehatan sampai kekebalan kelompok terbentuk,” ujarnya.
ANWAR SISWADI