Pasien Covid-19 di Prancis Capai Level Tertinggi Sejak November

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Selasa, 30 Maret 2021 17:49 WIB

Orang-orang yang memakai masker berjalan di alun-alun Trocadero dekat Menara Eiffel di Paris di tengah wabah penyakit virus corona (Covid-19) di Prancis, 22 Januari 2021. [REUTERS / Gonzalo Fuentes]

TEMPO.CO, Paris - Jumlah pasien Covid-19 yang sakit parah di Prancis mencapai level tertinggi sejak November, menurut data otoritas kesehatan yang dirilis pada Senin, 29 Maret 2021, saat pemerintah negara itu sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan pembatasan guna mengendalikan lonjakan kembali virus tersebut.

Baca:
Silicon Valley di Indonesia Jadi Kenyataan? Batam, Malang, Kulon Progo Bersiap

Menurut data tersebut, saat ini ada 4.974 pasien Covid-19 yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU), melampaui puncak gelombang epidemi kedua yang mencatatkan 4.903 pasien, tetapi masih di bawah rekor lebih dari 7.000 pasien yang dilaporkan pada April tahun lalu.

Sementara itu, jumlah rawat inap Covid-19 bertambah 610 pasien, peningkatan harian terbesar dalam lebih dari empat bulan, sehingga menjadi 28.322 pasien.

Pada Minggu, 41 dokter rumah sakit di wilayah Paris menandatangani artikel di surat kabar mingguan Le Journal du Dimanche, yang mengatakan "semua indikator menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diterapkan saat ini belum dan tidak akan cukup untuk membalikkan dengan cepat kurva penularan yang mengkhawatirkan."

"Kami sudah tahu bahwa kapasitas kami untuk memberikan perawatan akan kewalahan," tulis mereka. "Kami akan terpaksa memilih di antara para pasien demi menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa."

Advertising
Advertising

Prancis mengonfirmasi 9.094 kasus baru Covid-19 pada Senin, menambah total kasus nasional menjadi 4.554.683. Jumlah kematian di negara itu bertambah menjadi 94.956.

Meskipun jumlah kasus infeksi Covid-19 meningkat, pemerintah enggan memberlakukan karantina wilayah (lockdown) penuh ketiga dan tetap membuka sekolah.

Mereka memilih pendekatan di tingkat regional dengan memerintahkan aturan yang lebih ketat di zona berisiko tinggi dengan toko-toko nonesensial ditutup, dan orang-orang diminta untuk bekerja di rumah serta tidak bepergian ke daerah lain.

Sebelumnya pada hari yang sama, Menteri Ekonomi Bruno Le Maire mengatakan kondisi kesehatan memburuk dan "semua opsi sudah disiapkan untuk menjamin keamanan kesehatan rakyat Prancis."

"Jika langkah-langkah tambahan harus diambil, itu akan diambil. Pemerintah Prancis terus menyesuaikan rencananya sesuai realitas situasi kesehatan dengan mencoba mengombinasikan kehidupan sosial dan ekonomi," katanya kepada France Info.

XINHUA | ANTARA

Berita terkait

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

1 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

5 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

5 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

9 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

9 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Gus Muhdlor Bupati Sidoarjo Alasan Sakit Mangkir Panggilan KPK Sampai Sembuh, KPK: Agak Lain

10 hari lalu

Gus Muhdlor Bupati Sidoarjo Alasan Sakit Mangkir Panggilan KPK Sampai Sembuh, KPK: Agak Lain

Surat Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor alasan sakit tak dapat memenuhi panggilan KPK sampai sembuh. Ali Fikri, "Agak lain."

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

12 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

12 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya