Temuan Peneliti Australia Ini Ubah Air Laut Jadi Air Minum Sangat Efisien

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Minggu, 18 April 2021 07:11 WIB

Tim peneliti dari University of South Australia (UniSA) menciptakan perangkat murah dan berkelanjutan (sustainable) untuk menghasilkan air minum bagi miliaran orang. Kredit: University of South Australia

TEMPO.CO, Canberra - Tim peneliti dari University of South Australia (UniSA) pada Jumat, 16 April 2021, mengumumkan pihaknya telah menciptakan sebuah perangkat murah dan berkelanjutan (sustainable) untuk menghasilkan air minum bagi miliaran orang.

Haolan Xu, kepala tim penelitian itu, menuturkan bahwa perangkat struktur fototermal tersebut dapat menghasilkan air tawar dari air laut, air payau, atau air yang terkontaminasi melalui proses penguapan yang sangat efisien menggunakan sinar matahari.

Dikatakan Xu, perangkat itu dapat menghasilkan jumlah air minum yang mencukupi untuk kebutuhan satu keluarga beranggota empat orang selama sehari dari sumber air seluas 1 meter persegi.

"Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perhatian dicurahkan pada penggunaan penguapan berbasis sinar matahari untuk menghasilkan air minum yang bersih. Namun, teknik-teknik sebelumnya terlalu tidak efisien untuk bisa digunakan secara praktis," tutur Xu dalam sebuah rilis media.

"Kami telah mengatasi ketidakefisienan tersebut, dan teknologi kami kini dapat menghasilkan air bersih yang cukup untuk mendukung beberapa kebutuhan praktis dengan biaya hanya sepersekian dari teknologi yang ada seperti osmosis terbalik (reverse osmosis)."

Advertising
Advertising

Xu memaparkan bahwa mereka mengekstraksi energi dari air curah selama proses penguapan berbasis sinar matahari tersebut dan menggunakannya dalam penguapan. Cara ini membantu pemrosesan air menjadi cukup efisien untuk dapat menghasilkan antara 10 hingga 20 liter air bersih per meter persegi setiap harinya.

Perangkat baru itu lebih unggul dibanding beberapa teknologi serupa karena lebih efisien, praktis, dan dibuat dari bahan-bahan berbiaya rendah dan berkelanjutan, lanjut Xu.

"Salah satu tujuan utama penelitian kami adalah agar nantinya dapat digunakan secara praktis, jadi bahan-bahan yang kami gunakan juga hanya dari toko perkakas atau supermarket," kata Xu.

"Satu-satunya pengecualian adalah material fototermal. Tetapi bahkan untuk itu pun kami menggunakan proses yang sangat sederhana dan hemat biaya. Kemajuan nyata yang kami buat terletak pada rancangan sistem dan pengoptimalan koneksi energinya, bukan bahan-bahannya."

Lebih lanjut, Xu mengatakan karena perangkat tersebut sangat sederhana dan hampir tidak memerlukan perawatan, maka tidak dibutuhkan keahlian teknis khusus untuk mengoperasikannya dan biaya pemeliharaannya pun murah.

"Teknologi ini benar-benar berpotensi besar dalam memberikan solusi air minum jangka panjang bagi orang-orang dan masyarakat yang tidak mampu mendapatkan opsi lainnya, dan dalam lingkungan seperti itulah solusi ini sangat dibutuhkan," imbuh Xu.

XINHUA | ANTARA

Baca:
Kasus Penggumpalan Darah Bertambah, Vaksin AstraZeneca di Indonesia Jalan Terus

Berita terkait

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 jam lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

2 jam lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

3 jam lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

5 jam lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

5 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

1 hari lalu

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

1 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

5 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

5 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

5 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya