Bahaya Penularan Penyakit Berasal dari Limbah Medis Covid-19

Reporter

Tempo.co

Selasa, 20 April 2021 14:38 WIB

Petugas menyemprotkan cairan disinfektan ke sampah medis di TPS Bambu Larangan, Jakarta, Jumat, 26 Juni 2020. Sampah medis yang dikumpulkan di TPS Bambu Larangan ini merupakan sampah dari pemakaian rumah tangga yang nanti akan diambil oleh pihak ketiga yaitu PT Wastec untuk pengelolaan selanjutnya. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak Pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia pada Maret 2020 lalu, limbah medis banyak bertebaran dan mencemari lingkungan. Limbah medis tersebut berasal dari alat pelindung diri, masker sekali pakai, sarung tangan, dan jarum suntik dari vaksinasi.

Menurut Persatuan rumah sakit Indonesia atau PERSI, jumlah limbah medis kala pandemi Covid-19 mencapai 88.398 kg per harinya. Jumlah ini lebih banyak 30 persen dari jumlah limbah medis normal. Untuk sampah masker sudah mencapai 537.166 kg per hari dangan asumsi 50 persen pengguna di Indonesia memakai satu masker setiap harinya.

Limbah medis Covid-19 yang sudah semakin banyak ini tidak boleh dibuang sembarangan, hal ini dikarenakan limbah medis dapat memicu terjadinya penularan penyakit. Limbah tersebut diolah dengan incinerator bersuhu minimal 800 derajat.

Limbah B3 ini dibagi menjadi empat bagian menurut warnanya. Limbah dengan kemasan warna merah untuk radioaktif, warna kuning untuk limbah infeksius dan patologis, ungu untuk limbah sitotistik, dan cokelat untuk limbah bahan kimia kadaluwarsa dan limbah farmasi.

Dalam pengolahan limbah medis, Kementerian Kesehatan atau Kemenkes melalu Gerakan Masyarakat sehat atau Germas memberikan Pedoman Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Rujukan, Rumah Sakit Darurat dan Puskesmas, yang Menangani Pasien Covid-19.

Advertising
Advertising

Menukil laman kesmas.kemkes.go.id Adapun Langkah-langkah awal untuk mengolah limbah tersebut seperti, Limbah B3 medis dimasukkan ke dalam wadah atau bin yang dilapisi kantong plastik warna kuning yang bersimbol biohazard. Lebih lanjut, hanya limbah B3 medis berbentuk padat yang dapat dimasukkan ke dalam kantong plastik limbah B3 medis.

Cairan yang terdapat di limbah tersebut dapat dibuang melalui saluran air, Setelah 3 per 4 penuh atau paling lama 12 jam, sampah atau limbah B3 dikemas dan diikat rapat. Limbah Padat B3 Medis yang telah diikat setiap 24 jam harus diangkut, dicatat dan disimpan pada TPS Limbah B3 atau tempat yang khusus.

Sedangkan menurut kanal resmi Balai Pelatihan Kesehatan Jawa Barat, bapelkesjabar.diklat.id, apabila limbah medis tidak dikelola secara baik dapat menimbulkan gejala antara lain gangguan kesehatan manusia, gangguan genetik dan reproduksi, menyebabkan infeksi silang, kerusakan harta benda, gangguan kenyaman dan estetika, gangguan pada tumbuhan dan binatnag, hingga gangguna ekonomi.

GERIN RIO PRANATA

Baca: Limbah Medis Covid-19 Dibuang di Rest Area Tol dan TPS, Pelaku Ditangkap

Berita terkait

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

8 jam lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

1 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

1 hari lalu

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

3 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya