Virus Corona B117 Juga Menginfeksi Hewan Peliharaan Anjing dan Kucing

Reporter

Terjemahan

Kamis, 22 April 2021 04:00 WIB

Meskipun ini adalah kasus pertama infeksi virus corona pada hewan yang terkonfirmasi di Inggris, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan itu terlibat dalam penularan penyakit kepada pemiliknya atau bahwa hewan peliharaan mampu menularkan virus tersebut kepada orang lain. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kemunculan varian baru SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, bukan hanya mendatangkan masalah bagi umat manusia. Dua laporan pada Maret lalu mengungkap bukti pertama kalau hewan peliharaan anjing dan kucing juga dapat terinfeksi B.1.1.7, varian virus itu yang diketahui lebih menular karena memiliki tingkat infeksi lebih tinggi.

SARS-CoV-2 jenis B.1.1.7 pertama kali terindentifikasi di Inggris, dan di negara itu pula dua laporan pertama infeksi pada hewan peliharaan oleh varian tersebut berasal. Pada hewan-hewan peliharaan itu terdiagnosa myocarditis—peradangan pada jaringan otot jantung, yang bila serius, bisa menyebabkan gagal fungsi organ itu.

Namun laporan yang ada tak menyertakan bukti kalau si varian virus corona itu sebagai penyebab gejala tersebut. Bahkan belum ada bukti pula kalau varian itu bisa berbahaya pada hewan.

“Ini hipotesis yang menarik (infeksi virus corona menyebabkan myocarditis) tetapi tidak ada bukti kalau virus itu yang menyebabkan gejala tersebut," kata Scott Weese, dokter hewan spesialis penyakit infeksi yang menular di University of Guelph di Ontario, Kanada.

Sejak Desember 2020, para ilmuwan telah mengidentifikasi sejumlah varian virus Covid-19 yang lebih menular ataupun lebih cerdik mengelabui respons imun tubuh. Varian B.1.351, misalnya, yang pertama dideteksi di Afrika Selatan. Atau, varian lain yang disebut P.1 yang pertama ditemukan di Brasil.

Advertising
Advertising

Adapun varian B.1.1.7 telah lebih dulu menyita perhatian karena menyebar cepat di Inggris. Kini infeksi varian virus itu telah mendominasi hingga 95 persen kasus baru Covid-19 di seluruh negeri itu.

Sejauh ini, dampak dari varian-varian baru itu pada hewan peliharaan belum jelas. Meski populasi manusia yang terinfeksi semakin besar, sudah lebih dari 120 juta orang per saat ini, hanya segelintir hewan peliharaan yang terkonfirmasi positif Covid-19. Tapi ini juga ada kemungkinan karena tidak ada pemeriksaan massal pada hewan-hewan.

Dari kasusnya yang sudah ditemukan, hewan yang terinfeksi memiliki gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali. Ini sebabnya, para ahli menyatakan kalau hewan peliharaan memiliki peran kecil saja--kalaupun ada--dalam penyebaran virus corona pada manusia.

Dua ekor anjing peliharaan mengenakan masker saat diajak pemiliknya ke pusat kota Shanghai, Cina, 16 Februari 2020. Para ahli menyebut anjing dan kucing tidak menularkan virus corona kepada manusia, hanya saja ada potensi dua hewan tersebut terkontaminasi virus corona yang menempel di tubuhnya. REUTERS/Aly Song

Tapi, Eric Leroy, virolog dari French National Research Institute for Sustainable Development yang mempelajari penularan penyakit dari hewan ke manusia, mengatakan varian-varian baru yang bermunculan mungkin mengubah situasi itu. Dalam studinya terhadap hewan-hewan peliharaan di unit kardiologi Ralph Veterinary Referral Centre di London, Inggris, Leroy menemukan peningkatan jumlah anjing dan kucing dengan myocarditis.

Dari periode Desember 2020 sampai Februari 2021, ditemukannya lompatan jumlah kasus dari 1,4 jadi 12,8 persen pada hewan peliharaan yang dirawat di rumah sakit itu. Periode peningkatan tersebut paralel dengan lonjakan kasus infeksi SARS-CoV-2 varian B.1.1.7 di Inggris.

Baca juga:
Rusia Loloskan Vaksin Covid-19 Pertama untuk Hewan, Klaim Efektif 100 Persen

<!--more-->

Luca Ferasin, dokter hewan yang memimpin layanan kardiologi di rumah sakit itu, kemudian meneliti lebih dalam 11 hewan peliharaan itu, terdiri dari dari delapan kucing dan tiga anjing. Hasilnya, tak satupun dari hewan-hewan itu diketahui sebelumnya memiliki riwayat penyakit jantung.

Seluruhnya datang, dibawa ke rumah sakit itu, dengan gejala bervariasi mulai dari lemas dan hilang nafsu makan sampai napas yang lebih cepat dan hilang kesadaran. Tes di laboratorium mengungkap ada yang tidak normal pada kerja jantung, termasuk detaknya yang tidak beraturan dan ada cairan di paru-paru--seluruhnya ada pada kasus Covid-19 pada manusia.

Sebanyak tujuh hewan di antaranya kemudian menjalani tes PCR dan, seperti yang dipublikasikan di server jurnal bioRxiv, tiga terkonfirmasi terinfeksi SARS-CoV-2—seluruhnya varian B.1.1.7. Sedangkan tes antibodi SARS-CoV-2 yang dilakukan kepada empat hewan lainnya menunjukkan bukti kalau mereka pernah terinfeksi virus yang sama.

Pada Maret pula, peneliti di Texas A&M University, Amerika Serikat, mendeteksi varian B.1.1.7 pada seekor kucing dan seekor anjing yang dipelihara di rumah yang sama di wilayah Brazos. Sebelumnya, pemiliknya terkonfirmasi Covid-19.

Pemilik lima dari 11 hewan peliharaan yang di Inggris juga idem, terinfeksi Covid-19. Baik di Texas maupun London, pemilik terdeteksi terinfeksi lebih dulu daripada hewan peliharaannya. Dari seluruh hewan peliharaan itu, satu kucing yang di Inggris tak tertolong dan harus menjalani eutanasia.

"Masih sulit mengatakan bahwa hewan terinfeksi B.1.1.7 mungkin berperan lebih serius dalam pandemi. Tapi, hipotesis ini harus lebih serius kita perhatikan," kata Leroy.

Shelley Rankin, ahli mikrobiologi di University of Pennsylvania, AS, menunjuk kalau tim peneliti Leroy dkk hanya menunjukkan dua kejadian: infeksi B.1.1.7 dan myocarditis. Tapi, dia menyatakan, "Tidak ada bukti korelasi di antara kedua kejadian itu."

Weese setuju belum perlu membuat alarm menyalak perihal penularan Covid-19 dari hewan peliharaan. "Jika anjing saya yang terinfeksi, dia mungkin tertular dari saya. Dan kemungkinan besar saya yang akan menulari anggota keluarga dan juga tetangga sebelum anjing saya mampu melakukannya," kata dia.

Tapi, tetap, dia menambahkan, para ilmuwan dan dokter hewan harus melakukan lebih banyak studi perihal peran apa saja peran, kalau memang ada, SARS-CoV-2 dan varian-variannya dalam menyebabkan myocarditis di hewan peliharaan. Satu yang pasti virus itu mampu melakukannya pada manusia.

SCIENCE

Baca juga:
Paling menular? Ini Kecepatan Penyebaran Virus Corona B117

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Tips Bepergian Naik Pesawat dengan Hewan Peliharaan

3 hari lalu

Tips Bepergian Naik Pesawat dengan Hewan Peliharaan

Tak semua maskapai penerbangan membolehkan penumpang bawa hewan peliharaan, pastikan tahu berikut sebelum beli tiket.

Baca Selengkapnya

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

3 hari lalu

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

Bark Air merupakan layanan perjalanan udara pertama yang memungkinkan anjing menikmati penerbangan kelas satu.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

8 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya