310 Ribu, Rekor Harian Kasus Covid-19 di India Lampaui Amerika

Jumat, 23 April 2021 06:58 WIB

Pasien Covid-19 berbagi ranjang saat dirawat di rumah sakit Lok Nayak Jai Prakash (LNJP), New Delhi, India, 15 April 2021. Rumah sakit tersebut mulanya hanya memiliki 54 tempat tidur namun kini ada lebih dari 300 pasien Covid-19 yang dalam kondisi kritis. REUTERS/Danish Siddiqui

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah penyakit virus corona 2019 atau Covid-19 memburuk dengan cepat di India. Kementerian Kesehatan setempat melaporkan lebih dari 310.000 kasus infeksi baru pada Kamis, 22 April 2021, atau rekor baru jumlah kasus dalam satu hari.

Angka itu juga telah melampaui rekor tertinggi di Amerika Serikat yang pernah mencapai 300.669 kasus pada 8 Januari lalu--sekalipun ada perbedaan dalam tingkat pengujian yang dilakukan antar negara dan kurangnya tes awal yang meluas dalam pandemi.

Covid-19 kembali 'menggila' di India dalam dua bulan terakhir. Situasi di dalam negerinya dilukiskan dengan rumah sakit-rumah sakit yang sampai kekurangan pasokan oksigen dan mobil ambulans berbaris di luar rumah sakit karena tidak ada ventilator untuk pasien baru.

Rekor jumlah kasus mingguan yang dicatat di sejumlah negara bahkan memiliki jejak kasus dari India. Secara keseluruhan, India sejauh ini telah melaporkan lebih dari 15,9 juta kasus Covid-19, terbanyak kedua setelah Amerika Serikat yang sebanyak 31,9 juta. Adapun total kasus Covid-19 global per saat ini berdasarkan rekapitulasi Johns Hopkins University adalah sebanyak 144,2 juta.

Angka kematian Covid-19 mulai meningkat drastis di India. Pada Kamis, pemerintah India mencatat 2.104 kematian, dan rata-rata lebih dari 1.600 orang telah meninggal setiap hari selama seminggu terakhir. Memang lebih sedikit dari angka di titik-titik terburuk pandemi di Amerika Serikat atau Brasil, tapi merupakan peningkatan tajam dari dua bulan lalu ketika kurang dari 100 orang di India meninggal setiap hari.

Advertising
Advertising

Ada tanda-tanda bahwa sistem kesehatan negara yang timpang bahkan sebelum pandemi, runtuh di bawah tekanan. Pada Selasa, 20 April 2021, setidaknya 22 orang tewas dalam kecelakaan di pusat kota Nashik ketika kebocoran di tangki oksigen utama rumah sakit memutus aliran oksigen ke pasien Covid-19.

Gambaran ini sangat berbeda dari awal Februari 2021, ketika India mencatat rata-rata hanya 11 ribu kasus sehari, dan perusahaan obat dalam negeri mengeluarkan jutaan dosis vaksin. Lebih dari 132 juta orang India telah menerima setidaknya satu dosis. Dan, menambah masalah yang ada, persediaan vaksin pun menipis dan para ahli memperingatkan bahwa negara itu tidak mungkin memenuhi tujuannya untuk menyuntik 300 juta orang.

Para kritikus mengatakan Perdana Menteri Narendra Modi, yang memberlakukan pembatasan aktivitas atau lockdown nasional pada Maret 2020 gagal mengantisipasi datangnya wabah gelombang kedua. Dia dianggap gagal memperingatkan masyarakatnya untuk tetap waspada terhadap virus, terutama ketika varian yang lebih menular mulai menyebar.

Umat Hindu berkumpul untuk beribadah di tepi sungai Gangga selama Kumbh Mela, atau Festival Pitcher, di Haridwar, India, Ahad, 11 April 2021. Perayaan keagamaan ini diadakan di tengah penyebaran penyakit Covid-19. REUTERS/Danish Siddiqui

Selain itu, Modi juga mengizinkan festival Hindu besar-besaran berlangsung, yang menarik jutaan peziarah ke tepi Sungai Gangga. Bahkan partainya telah mengadakan rapat umum politik yang memunculkan kerumunan di beberapa negara bagian.

"Kemerosotan cepat India ke dalam krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya ini adalah akibat langsung dari rasa puas diri dan kurangnya persiapan oleh pemerintah," tulis Ramanan Laxminarayan, direktur Pusat Dinamika Penyakit, Ekonomi dan Kebijakan di Washington kepada New York Times, Selasa.

Wilayah yang paling terpukul adalah Maharashtra, negara bagian barat India yang padat penduduk yang mencakup pusat keuangan Mumbai. Pada Rabu, 21 April 2021, pemimpin tertinggi negara bagian itu memerintahkan kantor pemerintah untuk beroperasi dengan kapasitas 15 persen dan memberlakukan pembatasan baru pada pernikahan dan transportasi pribadi untuk memperlambat penyebaran Covid-19.

NEW YORK TIMES | REUTERS

Baca juga:
Ledakan Jumlah Kasus: Pasien Covid-19 di India Krisis Oksigen

Berita terkait

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

5 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

9 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

9 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

11 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

13 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

13 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

17 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

19 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

20 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

22 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya