Peristiwa 23 April, Virus Penyebab AIDS Ditemukan 37 Tahun Lalu
Reporter
Tempo.co
Editor
S. Dian Andryanto
Jumat, 23 April 2021 13:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 23 April, 37 tahun silam, peneliti asal Amerika Serikat, Dr Gallo bersama timnya mengumumkan temuan mereka terkait virus penyebab Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Mereka melaporkan adanya reaksi antibodi terhadap Human T-Cell Lymphomatic/Leukimia Virus atau HTLV 3 pada sebagian besar pasien AIDS, artinya virus inilah yang bertanggung jawab pada penurunan daya tahan tubuh pada pasien yang terkena sindrom tersebut.
Dilansir dari jurnal Final Report terbitan The Penrose Inquiry, Gallo dan timnya melakukan isolasi terhadap retrovirus T-limfotropik manusia yang diambil dari pasien penderita AIDS. Total terdapat 48 subjek yang mereka teliti, beberapa subjek di antaranya pasien positif AIDS, kemudian sekelompok orang yang berada di fase pra-AIDS, dan sisanya kelompok orang yang tidak memiliki gejala tetapi berisiko terinfeksi. Para peneliti tersebut menyimpulkan bahwa HTLV 3 mungkin menjadi penyebab utama AIDS. Hasil penelitian tersebut kemudian diterbitkan dalam dua artikel di Science pada 4 Mei 1984.
Kasus AIDS pertama kali dilaporkan pada Juli 1981 setelah ditemukannya adanya defisiensi imun yang secara khusus ditemukan pada sekelompok pria homoseksual. Definisi defisiensi imun atau imunodefisiensi sendiri, dikutip dari docdoc.com, merupakan istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada suatu kondisi di mana kemampuan imun untuk melawan penyakit dan infeksi mengalami gangguan atau melemah. Saat itu telah diketahui bahwa gangguan atau gangguan pada sistem imun dapat timbul dari berbagai sebab.
Adapun beberapa penyebab gangguan penurunan imun di antaranya; defisiensi imun primer, yaitu defisiensi bawaan dari lahir yang tidak diketahui penyebab eksternal, selain itu kekurangan kekebalan tubuh juga bisa disebabkan oleh obat-obatan tertentu, serangan kanker atau infeksi virus. Salah satu penyebab turunnya daya tahan tubuh akibat virus yaitu infeksi sitomegalovirus dan virus Hepatitis B (HBV).
Pada mulanya, timbul spekulasi atau anggapan bahwa sekelompok pria homoseksual ini mengalami penurunan imun disebabkan oleh salah satu virus tersebut, atau mungkin jenis baru yang lebih ganas. Dugaan lain, obat-obatan rekreasi yang digunakan oleh sekelompok pria homoseksual yang menjadi penyebabnya.
Dalam jurnal terbitan The Penrose Inquiry itu disebutkan bahwa laporan Gallo dan tim tersebut menjadi awal titik balik dalam mengembangkan pengetahuan tentang AIDS di seluruh dunia. Laporan tentang adanya antibodi pada pasien yang mengalami AIDS akibat HTLV 3 tersebut mendorong peneliti lain untuk lebih memperhatikan virus sebagai penyakit, ketimbang menemukan virus penyakit tersebut. Dalam artian lain, peneliti bisa lebih fokus meneliti bagaimana mengatasi virus, sebab penyebab AIDS telah ditemukan.
Penelitian yang dilakukan Gallo dan tim merupakan kontribusi besar untuk mengembangkan pengetahuan. Belakangan, isolasi dan karakterisasi retrovirus AIDS memungkinkan penelitian retrospektif dilakukan pada sampel darah beku yang disimpan dari pasien hemofilia, menggunakan tes antibodi terhadap virus. Mengikuti penelitian AS yang dipimpin dari penelitian Dr. Gallo dengan pengembangan pengujian HTLV 3, penemuan tersebut menjadi dasar kesepakatan umum yang telah berlaku sejak saat itu ntuk kasus-kasus infeksi yang muncul berikutnya.
Laporan Gallo juga mendorong ilmuwan lainnya untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut dan intens. Pengembangan sistem sel untuk reproduksi antigen HTLV, sebagai langkah penting dalam mengembangkan tes antibodi, diteliti pada Mei 1984.
Pada 1986, nama ‘Human Immunodeficiency Virus’ (HIV) diadopsi oleh Komite Varmus sebagai nama virus penyebab AIDS. Sampai saat itu virus telah dikenal di Prancis sebagai virus terkait limfadenopati atau virus terkait imunodefisiensi (LAV / IDAV) dan di Amerika Serikat sebagai virus T-limfotropik tipe III manusia (HTLV-3).
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca: Ilmuwan Penemu Obat dan Tes HIV Meninggal karena Pneumonia