Peneliti LIPI Buat Alat Sterilisasi Masker Kain Berbasis Sinar Ultraviolet

Rabu, 28 April 2021 17:24 WIB

Prototipe alat sterilisasi masker kain berbasis sinar ultra violet buatan peneliti dari Pusat Penelitian Metalurgi dan Material, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kredit: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIP) melalui peneliti Pusat Penelitian Metalurgi dan Material membuat inovasi baru untuk membantu mencegah penyebaran virus corona Covid-19. Inovasi itu adalah alat sterilisasi virus corona Covid-19 portable untuk masker kain berbasis sinar ultraviolet (UVC).

Ketua tim peneliti Gadang Priyatomo menjelaskan latar belakang alat tersebut dibuat. Menurutnya, aktivitas masyarakat di tengah pandemi Covid-19 mewajibkan setiap individu untuk mematuhi protokol kesehatan, salah satunya menggunakan masker.

Namun, penggunaan masker tidak boleh melebihi empat jam. Artinya, setelah itu perlu ganti dengan masker yang baru. “Namun, agar tidak ganti-ganti masker baru, kami membuat alat sterilisasi terhadap masker dari kontaminasi luar,” ujar Gadang dalam acara virtual, Rabu, 28 April 2021.

Gadang bersama dua koleganya, Heri Nugraha dan Rahadian Roberto, membuat sebuah prototipe alat tersebut hanya dalam waktu kurang lebih dua bulan. Mereka ingin mendukung peningkatan proteksi tubuh manusia, khususnya melalui penggunaan masker kain, terhadap Covid-19 di Indonesia.

“Alat ini dibuat dengan dry method. Prototipe ini adalah generasi pertama yang handy, mudah dibawa, ergonomis, aman, dan berpotensi murah harganya,” tutur Gadang.

Advertising
Advertising

Secara teori, dengan sinar UVC pada panjang gelombang 200-280 nm dapat mempengaruhi DNA mikoorganisme dan sangat efektif merusak protein DNA virus. Dalam pengembangannya, peneliti mengedepankan panjang gelombang 254 nm dapat membunuh virus dalam waktu hitungan menit saja. “Jadi cara kerjanya ya sinar UVC akan mempengaruhi DNA virus itu.”

Selain lampu germicadal sinar UVC dengan panjang gelombang 254 nm, alat ini juga dilengkapi dengan pocket portable dengan power bank berdaya 10.000 mAh, sehingga bisa digunakan untuk mengisi daya smartphone. Dayanya 3 W, yang bagian penutupnya sudah build in magnetic, sehingga dapat diposisikan portable dan menempel pada bagian logam.

Dari segi desain, tim memperhatikan pembuatan casingnya dengan customized 3D printing. Bagian semacam storage dibuat menggunakan plastik jenis acrylonitrile butadiene styrene, yang tahan benturan dan tidak mudah pecah. Bobotnya kurang lebih 200 gram dengan dimensi yang mudah dibawa kemana-mana.

Penggunaannya juga terdapat beberapa mode waktu. Pertama, penggunaan untuk disinfeksi makser kain di dalam pocket dengan waktu tertentu—setting default 2 menit. Kedua, penggunaan untuk disinfeksi benda-benda di luar area pocket seperti baju, buku, tas, laptop, dan alat elektronik lainnya dengan setting default 15 menit

“Ketiga penggunaan pada area yang cukup tinggi dan alat ini bisa menempel pada bagian logam seperti lemari baju, kulkas, dan lain-lain,” kata Gadang.

Namun, penelitian ini masih dalam penyempurnaan dan pengembangan berikutnya. Gadang dan tim juga berencana mematenkan alat tersebut tahun ini. Ke depan, peneliti akan melanjutkan uji intensitas UVC prototipe alat terhadap jarak objek.

Selain itu, tim peneliti akan merencanakan uji performa prototipe alat uji antiviral virus SARS-CoV-2 ini melalui parameter jarak dan durasi objek virus dan alat. “Melanjutkan drafting paten prototipe alat dan improvement prototipe alat. Kita juga akan membuat varian baru dari alat ini,” ujar Gadang.

Baca:
Mutasi Virus Baru di Balik Melonjaknya Kasus Covid-19 India

Berita terkait

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

2 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

2 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

2 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

6 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

6 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

10 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

10 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

14 hari lalu

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.

Baca Selengkapnya