Vaksin Pfizer Sedang Diuji Tanding Lawan Varian Virus Covid-19 India

Sabtu, 1 Mei 2021 19:22 WIB

Petugas medis mempersiapkan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech yang akan disuntikan pada warga. Di Alaska, Amerika Serikat, seorang petugas medis menderita reaksi alergi serius setelah disuntik vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech. REUTERS/Gonzalo Fuentes

TEMPO.CO, Jakarta - CEO BioNTech Ugur Sahin menyatakan vaksin garapannya bersama Pfizer efektif melawan varian virus corona Covid-19 di India, B.1.617. Varian itu mengandung dua mutasi kunci yang telah ditemukan secara terpisah atau disebut sebagai "mutan ganda”.

Sahin menjelaskan telah menguji vaksin mRNA dua dosis yang telah mereka kembangkan melawan varian Covid-19 serupa dengan yang ditemukan di India. Evaluasi sedang dilakukan atas hasil uji tanding itu, dan datanya dijanjikan segera tersedia dalam beberapa pekan.

“Berdasarkan data uji, kami merasa yakin suntikan vaksin ini akan mampu melindungi (dari infeksi virus),” ujar dia, seperti dikutip CNBC, Kamis 29 April 2021.

Beberapa ahli curiga varian B.1.617 berada di balik tsunami jumlah kasus baru Covid-19 yang sedang terjadi di India. Di luar uji yang sedang dilakukan terhadap varian itu, Sahin menyebutkan bahwa vaksin Pfizer-BioNTech masih protektif jika berhadapan dengan strain lain, termasuk B.1.526, varian yang pertama kali diidentifikasi di New York, juga B.1.1.7 yang menyebar dari Inggris.

Namun, penelitian di Israel menemukan B.1.351, varian yang ditemukan pertama di Afrika Selatan, mampu menghindari beberapa perlindungan dari vaksin Pfizer-BioNTech. “Meskipun suntikan tetap efektif, orang-orang mungkin membutuhkan suntikan ketiga dari vaksin Covid-19, karena kekebalan terhadap virus berkurang,” bunyi hasil penelitian itu.

Advertising
Advertising

Komentar itu sebelumnya sudah disampaikan oleh CEO Pfizer Albert Bourla dan kepala petugas medis BioNTech, Ozlem Tureci. Pada Februari 2021, Pfizer-BioNTech memang menguji dosis ketiga vaksin Covid-19 mereka untuk lebih memahami respons kekebalan yang mampu diberikan melawan varian baru SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19.

Sahin menjelaskan, peneliti melihat penurunan tanggapan antibodi terhadap virus setelah delapan bulan. Menurutnya, jika timnya memberikan dorongan (booster), maka akan benar-benar dapat memperkuat respons antibodi, bahkan di atas tingkat yang dimiliki di awal. “Dan itu dapat memberi kami kenyamanan nyata untuk perlindungan setidaknya selama 12 bulan, mungkin 18 bulan," tutur Sahin.

Pfizer-BioNTech mengembangkan vaksin Covid-19 menggunakan teknik baru messenger RNA (mRNA). Vaksin membawa instruksi pembuatan protein paku yang ada pada SARS-CoV-2. Protein itu yang berperan menginfeksi sel.

Bahan aktif mRNA dalam vaksin itu sendiri sintetis, tidak diekstrak dari SARS-CoV-2 hidup. Bahan itu 'dikemas' dalam sebuah material lemak berukuran nano yang dilarutkan dalam cairan garam, material itu kemudian diinjeksikan ke dalam jaringan otot lengan atas.

CNBC | NEW SCIENTIST

Baca juga:
Satu Guru Penerima Suntik Vaksin Covid-19 Alami Lumpuh Sementara

Berita terkait

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

2 jam lalu

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

1 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

1 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

2 hari lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

3 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

3 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya