Ahli Ungkap Penyebab Covid-19 Sulit Diobati
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Erwin Prima
Senin, 10 Mei 2021 12:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tinjauan komprehensif yang diterbitkan di jurnal medis The Lancet mengungkap bahwa SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, memiliki profil infeksius unik.
Hal itu menjelaskan alasan Covid-19 sangat sulit untuk diobati dan beberapa orang mengalami apa yang disebut Long Covid atau masalah kesehatan yang signifikan berbulan-bulan setelah infeksi.
Jurnal ulasan itu dibuat oleh European Group on Immunology of Sepsis (EGIS). EGIS adalah sekelompok ilmuwan dan dokter multidisiplin dengan minat khusus infeksi parah pada pasien yang dirawat di ICU.
Ada semakin banyak bukti bahwa virus itu menginfeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, tidak seperti sub-spesies virus corona manusia yang patogenik rendah, yang biasanya menetap di saluran pernapasan bagian atas dan menyebabkan gejala seperti pilek. Dan juga tidak seperti virus patogenik tinggi seperti yang menyebabkan SARS dan ARDS, yang biasanya menetap di saluran pernapasan bagian bawah.
Salah satu penulis tinjauan tersebut, Ignacio Martin-Loeches, Profesor Klinis di School of Medicine at the University of Dublin menjelaskan, pihaknya baru saja mulai memahami seluk-beluk virus tersebut.
Berdasarkan bukti yang berkembang, dia mengusulkan bahwa Covid-19 harus dianggap sebagai entitas baru dengan profil infeksius yang sebelumnya tidak diketahui.
“Ia memiliki karakteristik dan patofisiologi yang berbeda, dan kita perlu menyadari hal ini saat merawat orang,” ujar dia seperti dikutip Medical Xpress, Minggu, 9 Mei 2021.
SARS-CoV-2 berdampak multi-organ yang lebih sering, pembekuan darah, dan respons peradangan kekebalan tidak biasa yang biasanya tidak terkait dengan virus serupa lainnya. Artinya virus corona telah mengembangkan serangkaian karakteristik yang unik dan menantang.
Sementara hewan dan model eksperimental menyiratkan respon imun-inflamasi yang terlalu agresif adalah pendorong utama, tampaknya hal-hal bekerja secara berbeda pada manusia. Meskipun inflamasi adalah salah satu faktor, ini adalah disregulasi unik dari respon imun yang menyebabkan tubuh manusia salah mengatur cara melawan virus.
Menurut Martin-Loeches yang juga Konsultan dalam Pengobatan Perawatan Intensif di Rumah Sakit St James, tenaga medis harus melakukan perawatan praktik terbaik yang didasarkan pada pengetahuan tentang virus corona manusia lainnya serta perawatan kunci secara bertahap dan tidak bias untuk kelompok pasien yang berbeda—berdasarkan jenis kelamin, usia, etnis, penyakit penyerta yang sudah ada sebelumnya.
“Ini adalah apa yang diperlukan untuk mengubah pedoman pengobatan yang ada. Kemudian memberikan perawatan yang paling memadai untuk pasien Covid-19,” tutur dia.
PHYS | MEDICAL XPRESS | THE LANCET | EGIS
Baca:
Jatuh Liar, Roket Cina Tembus Atmosfer Menghunjam Laut Dekat Maladewa