Mengenal DarkSide, Hacker Pendulang Uang Tebusan $15 Miliar Per Tahun

Rabu, 12 Mei 2021 19:26 WIB

Ilustrasi hacker sedang menjual identitas digital di dalam dark web. mic.com

TEMPO.CO, Jakarta - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) menegaskan bahwa kelompok peretas atau hakcker yang dikenal sebagai DarkSide bertanggung jawab atas serangan jaringan pipa bahan bakar utama Amerika Serikat Colonial Pipeline. Firma intelijen dunia maya Flashpoint, memberikan gambaran tentang kelompok itu berdasarkan negosiasi tebusan yang mereka lakukan dengan para korbannya di Amerika. Nilai tebusan tiap tahun yang didulang ditaksir US$ 15 miliar atau Rp 213 triliun.

Flashpoint yang berbasis di New York menilai serangan tidak dimaksudkan untuk merusak infrastruktur nasional. “Hanya dikaitkan dengan target yang memiliki keuangan untuk mendukung pembayaran dalam jumlah besar,” ujar para analisnya, seperti dikutip Krebson Security, Selasa 11 Mei 2021.

Flashpoint menjelaskan bahwa, peretasan Colonial Pipeline merupakan aktivitas DarkSide yang konsisten yang mencakup beberapa serangan 'perburuan game besar'. Serangan menarget organisasi yang kemungkinan memiliki sarana keuangan untuk membayar tebusan yang diminta para penyerang.

Terbukti, ketika menanggapi perhatian publik terhadap serangan Colonial Pipeline, grup DarkSide berusaha mengecilkan ketakutan tentang serangan infrastruktur yang meluas ke depan. “Kami apolitis, kami tidak berpartisipasi dalam geopolitik, tidak perlu mengikat kami dengan pemerintahan yang ditentukan dan mencari motif kami yang lain,” tertulis dalam blog resmi DarkSide Leaks.

DarkSide menjelaskan bahwa tujuan mereka adalah menghasilkan uang, bukan menciptakan masalah bagi masyarakat. “Mulai hari ini kami mengenalkan moderasi dan memeriksa setiap perusahaan yang ingin dienkripsi oleh mitra kami untuk menghindari konsekuensi sosial di masa depan.”

Advertising
Advertising

Pertama kali muncul di forum peretasan bahasa Rusia pada Agustus 2020, DarkSide adalah platform ransomware-as-a-service yang dapat digunakan oleh penjahat dunia maya. Tujuannya, menginfeksi perusahaan dengan ransomware dan melakukan negosiasi serta pembayaran dengan korban. DarkSide mengatakan itu hanya menargetkan perusahaan besar, dan melarang afiliasi menjatuhkan ransomware pada organisasi di beberapa industri, termasuk perawatan kesehatan, layanan pemakaman, pendidikan, sektor publik dan nirlaba.

Seperti platform ransomware lainnya, DarkSide menganut praktik pemerasan yang melibatkan tuntutan jumlah terpisah untuk membuka kunci file dan server. Dan tebusan terpisah sebagai imbalan untuk janji menghancurkan data yang dicuri dari korban.

Pada peluncurannya, DarkSide berusaha merayu afiliasi dari program ransomware yang bersaing dengan mengiklankan situs kebocoran data korban yang mendapat kunjungan stabil dan liputan media. Serta kemampuan untuk mempublikasikan data korban secara bertahap.

“Tingkat kepercayaan yang tinggi dari target kami. Mereka membayar kami dan tahu bahwa mereka akan menerima alat dekripsi. Mereka juga tahu bahwa kami mengunduh data. Banyak data.” Itulah mengapa persentase korban DarkSide yang membayar tebusan sangat tinggi dan hanya butuh sedikit waktu untuk bernegosiasi.

Pada akhir Maret, DarkSide memperkenalkan inovasi layanan panggilan yang diintegrasikan ke dalam panel manajemen afiliasi. Layanan ini memungkinkan afiliasi mengatur panggilan yang menekan korban agar membayar tebusan langsung dari panel manajemen. Lalu, pada pertengahan April, DarkSide mengumumkan kemampuan baru bagi afiliasi untuk meluncurkan serangan penolakan layanan (DDoS) terdistribusi terhadap target, setiap kali tekanan tambahan diperlukan selama negosiasi tebusan.

DarkSide juga telah mengiklankan kesediaan untuk menjual informasi tentang korban yang akan datang sebelum informasi yang dicuri dipublikasikan di blog untuk mempermalukan korban. Jika perusahaan menolak membayar, DarkSide siap memberikan informasi sebelum dipublikasikan, agar bisa mendapatkan keuntungan dari penurunan harga saham. “Kirimkan kepada kami di 'Hubungi Kami' dan kami akan memberi Anda informasi terperinci."

DarkSide juga mulai merekrut afiliasi baru lagi bulan lalu—terutama mencari penguji penetrasi jaringan yang dapat membantu mengubah satu komputer yang disusupi menjadi pelanggaran data penuh dan insiden ransomware. Dan tumbuh signifikan dalam hal basis klien dibandingkan dengan proyek lain (dilihat dari analisis informasi yang tersedia untuk umum).

KREBSON SECURITY | REUTERS | NPR

Baca juga:
Lupa Diencerkan, Vaksin Covid-19 Setara 6 Dosis Disuntikkan ke Wanita di Italia

Berita terkait

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

12 jam lalu

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

Sumber mengatakan langkah penghentian sementara senjata ke Israel adalah untuk memperingatkan Tel Aviv jangan menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

13 jam lalu

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

Amerika Serikat menghentikan pengiriman senjata yaitu 3.500 bom ke Israel pekan lalu, khawatir digunakan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

18 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat meyakinkan Israel akan kembali membuka penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

23 jam lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

1 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

1 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

1 hari lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

1 hari lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

1 hari lalu

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat, kali ini terjadi di Buffalo yang menewaskan seorang remaja putri dan melukai lima orang lainnya.

Baca Selengkapnya