Varietas Padi IPB 3S yang Dipuji Jokowi Hasilkan Tekstur Nasi yang Pulen
Reporter
Tempo.co
Editor
Iqbal Muhtarom
Rabu, 19 Mei 2021 11:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Rektor Institut Pertanian Bogor atau IPB, Prof Arif Satria mengunjungi Komunitas Estate Padi atau KEP IPB University di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang pada 29 April 2021. Dalam kunjungan tersebut keduanya meninjau pengembangan varietas padi IPB 3S.
Pengembangan padi ini dilakukan oleh Dr Hajrial Arwidinoor, Peneliti IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Menukil kanal resmi IPB, ipb.ac.id, Hajrial mengatakan, “Padi IPB 3S ini baik untuk lahan sawah tadah hujan dan telah mendapatkan Surat Keputusan (SK) Pelepasan dari Menteri Pertanian bernomor 1112/Kpts/SR.120/3/2012.”
Varietas beras IPB 3S ini memiliki umur tanaman kurang lebih 112 hari, bentuk gabah medium atau cukup gemuk, jumlah gabah per malainya mencapai 223 butir dan berat untuk 1000 butir mencapai 28,2 gram.
Selain itu, IPB 3S juga memiliki keunggulan seperti, tekstur nasi yang pulen, produktivitas yang tinggi, baik untuk ditanam di lahan irigasi di ketinggian 0-600 mdpl, tahan terhadap tungro, agak tahan terhadap penyakit blast dan agak tahan terhadap hawar daun bakteri.
Untuk menghasilkan varietas tersebut, Hajrial sudah bereksperimen sejak tahun 1999 dalam usaha pengembangan Padi Tipe Baru atau PTB. Dalam kurun waktu tersebut Hajrial sudah menghasilkan beberapa hasil eksperimen seperti, IPB 1R Dadahup, IPB 2R Bakumpai, IPB 3S, IPB 4S, IPB Batola 5R, IPB Batola 6R, IPB Kapuas 7R.
“Varietas IPB 1R, IPB 2R, IPB Batola 5R, IPB Batola 6R dan IPB Kapuas 7 R diarahkan untuk padi rawa pasang surut dan lebak. Produktivitas padi rawa yang beredar saat ini masih sangat rendah, sehingga varietas-varietas baru ini memberikan harapan kepada petani padi rawa pasang surut dan lebak,” ungkapnya. Sedangkan untuk varietas IPB 3S dan IPB 4S diarahkan untuk padi sawah irigasi dan tadah hujan.
Jokowi mengatakan, dengan adanya konsep KEP IPB University, akan menjadi solusi dalam mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia. Tidak hanya itu, dengan adanya kedaulatan dan ketahanan pangan, membuat Indonesia tidak lagi impor beras dari negara lain.
Jokowi mengatakan akan menindaklanjuti untuk pengembangan varietas IPB 3S yang bisa menghasilkan padi, gabah 12 ton dalam satu hektare. "Ini hasil yang bagus sekali. Nanti akan saya tidak lanjuti dengan IPB, agar ini bisa dikembangkan dalam jumlah yang lebih besar lagi," katanya.
Sumber: https://setkab.go.id/pernyataan-presiden-ri-di-lokasi-tanam-dan-panen-padi-29-april-2021-di-kecamatan-pagelaran-kabupaten-malang-provinsi-jawa-timur/
Sumber: https://setkab.go.id/pernyataan-presiden-ri-di-lokasi-tanam-dan-panen-padi-29-april-2021-di-kecamatan-pagelaran-kabupaten-malang-provinsi-jawa-timur/
Selain itu Arif Satria mengatakan, IPB sedang gencar-gencarnya melakukan learning centre, di berbagai daerah. Salah satu learning centre yang paling sering dilaksanakan adalah persoalan tanaman padi.
Dalam melancarkan kegiatan learning centre ini, Arif mengatakan akan ada kerjasama antara pihak PB University, pemerintah daerah, petani, dan perguruan tinggi lokal, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dan Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOT) Provinsi Jawa Timur.
“Khusus untuk padi, riset-riset aksi terus dikembangkan dengan mengadopsi teknologi 4.0,” ujarnya. Learning center untuk petani ini sekaligus digunakan sebagai wahana merdeka belajar bagi mahasiswa dan dosen.
GERIN RIO PRANATA
Baca juga: Varietas Padi Inpari IR Nutri Zinc Khusus Atasi Stunting Dirilis