TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat aktivitas Gunung Merapi periode 21-27 Mei 2021 kembali menunjukkan peningkatan. "Intensitas kegempaan Gunung Merapi lebih tinggi dibandingkan minggu lalu," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida, Jumat 28 Mei 2021.

Hanik menyebut, sepekan ini Merapi meluncurkan sedikitnya 15 kali awan panas guguran, 22 kali gempa vulkanik dangkal, 201 kali gempa fase banyak, 949 kali gempa guguran, 43 kali gempa embusan, dan sembilan kali gempa tektonik. "Guguran lava juga teramati sebanyak 70 kali dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya," kata dia.

Sebagai pembanding, periode pengamatan 14-20 Mei lalu, frekuensi awan panas hanya tujuh kali. Gempa vulkanik dangkal juga tercatat hanya tujuh kali dan gempa fase banyak 99 kali. Data pengamatan pada periode itu juga menurun daripada pekan sebelumnya.

Untuk awan panas guguran Merapi sepekan ke belakang memiliki jarak luncur maksimalnya sejauh 2.000 meter ke arah barat daya dan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 60 milimeter dan berdurasi 140 detik. Dalam sepekan volume kubah lava di sektor barat daya juga terpantau sebesar 1.264.800 meter kubik dengan laju pertumbuhan 11.600 meter kubik per hari.

Hanik mengungkapkan puncak Gunung Merapi sempat diguyur hujan dengan intensitas curah hujan sebesar 26 milimeter per jam selama 90 menit pada pekan ini namun tidak sampai memicu terjadinya lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di gunung itu.

"Sampai saat ini aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif sehingga status tetap Siaga," ujarnya.

Baca juga:
Viral Kilatan Cahaya Menghunjam Puncak Merapi, Ini Kata BPPTKG