WHO Ganti Nama Varian Covid-19 dengan Huruf Alfabet Yunani

Selasa, 1 Juni 2021 20:45 WIB

Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengumumkan varian virus corona diberi nama dengan huruf alfabet Yunani. Tujuannya adalah untuk menghindari laporan yang salah dan menstigmatisasi negara tempat virus pertama kali terdeteksi.

Sistem baru ini berlaku untuk varian Covid-19 yang dilabeli ‘variant of global concern’ (VOC)—yang paling meresahkan di mana empat di antaranya beredar—dan ‘variants of interest’ (VOI) atau varian tingkat kedua yang sedang dilacak.

“Meskipun memiliki kelebihan, nama ilmiah ini bisa sulit untuk diucapkan dan diingat, dan rentan terhadap kesalahan pelaporan,” ujar pihak WHO, seperti dikutip Aljazeera, Senin, 31 Mei 2021.

Menurut WHO, saat ini orang sering menggunakan sebutan varian berdasarkan tempat di mana virus terdeteksi, yang menstigmatisasi dan diskriminatif. Empat varian virus corona yang dianggap mengkhawatirkan oleh badan PBB dan dikenal umum oleh publik sebagai varian Inggris, Afrika Selatan, Brasil, dan India itu kini telah diberi huruf Alpha, Beta, Gamma, dan Delta sesuai urutan pendeteksiannya.

Varian lain yang menarik terus menuruni alfabet. Label itu tidak menggantikan nama ilmiah yang ada, yang menyampaikan informasi ilmiah penting dan akan terus digunakan dalam penelitian. “Label ini akan membantu diskusi publik tentang VOC/VOI karena sistem penomoran mungkin sulit diikuti,” kata pimpinan teknis WHO Maria Van Kerkhove.

Advertising
Advertising

WHO dalam pernyataannya menjelaskan bahwa pihaknya mendorong media dan otoritas nasional untuk mengadopsi label baru tersebut. Pilihan alfabet Yunani datang setelah berbulan-bulan pertimbangan di mana kemungkinan lain seperti Dewa Yunani dan nama pseudo-klasik dipertimbangkan oleh para ahli, menurut bakteriolog Mark Pallen yang terlibat dalam pembicaraan. Banyak nama tersebut yang sudah menjadi merek, perusahaan, atau nama asing.

Gagasan lain untuk merujuk pada varian yang menjadi perhatian sebagai VOC1, VOC2, dan lain-lain dibatalkan setelah dia menunjukkan bahwa itu menyerupai kata umpatan bahasa Inggris. Secara historis, virus sering dikaitkan dengan lokasi asal muasal virus tersebut seperti Ebola yang dinamai menurut nama sungai di Kongo.

Namun, ini bisa merusak tempat dan seringkali tidak akurat seperti dengan apa yang disebut pandemi "flu Spanyol" tahun 1918 yang asal-usulnya tidak diketahui.

Sebelum skema WHO yang baru, beberapa ilmuwan telah mengadopsi nomenklatur mereka sendiri yang disederhanakan untuk varian seperti makalah Februari yang menggunakan nama burung. Namun, hal itu dikritik dengan alasan bisa membahayakan burung.

ALJAZEERA | WHO

Baca:
Pemblokiran Aplikasi, Situs-situs ini Masuk dalam Daftar Blokir Kominfo

Berita terkait

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

12 jam lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

13 jam lalu

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

13 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

1 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

1 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

4 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

4 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

5 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

5 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

5 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya