Serangan Ransomware, Biden Pelajari Kemungkinan untuk Balas Rusia

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Kamis, 3 Juni 2021 20:53 WIB

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang sektor lapangan pekerjaan dan ekonomi di Gedung Putih di Washington, AS, 7 April 2021. [REUTERS / Kevin Lamarque]

TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu, 2 Juni 2021, mengatakan pemerintahannya sedang mempelajari dengan saksama apakah pihaknya perlu melakukan tindakan balasan terhadap Rusia terkait serangan ransomware baru-baru ini.

"Kami sedang mempelajari isu tersebut dengan saksama," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih saat ditanya apakah AS akan membalas Rusia atas serangan ransomware terbaru itu.

Biden menjawab "tidak" ketika ditanya apakah dia meyakini Presiden Rusia Vladimir Putin sedang menguji dirinya dengan serangan itu menjelang pertemuan mereka bulan ini. Kedua pemimpin itu akan menggelar KTT pertama mereka di Jenewa, Swiss, pada 16 Juni.

Produsen daging terkemuka JBS USA pada hari Minggu mengatakan pihaknya mengalami serangan siber dan menginformasikan kepada pemerintah bahwa permintaan tebusannya datang dari sebuah organisasi kriminal yang kemungkinan berbasis di Rusia.

AS sudah melakukan kontak langsung dengan Rusia dan menyampaikan kekhawatiran terkait isu tersebut, kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan dalam konferensi pers harian pada Rabu.

Advertising
Advertising

"Kami berharap ini akan menjadi salah satu isu yang dibahas presiden (Biden) dengan Presiden Putin dalam konferensi tingkat tinggi (KTT)," ujar Psaki, seraya menyebutkan bahwa "melindungi entitas kriminal yang berniat buruk, dan melakukan tindakan merusak terhadap infrastruktur penting di AS adalah tindakan yang tidak dapat diterima."

Serangan ransomeware terbaru itu terjadi beberapa pekan usai serangan siber serupa yang menyasar perusahaan Colonial Pipeline. Serangan itu memaksa perusahaan tersebut menutup sekitar 8.851 kilometer jalur pipa bahan bakar selama berhari-hari.

Pemerintahan Biden menyimpulkan bahwa pemerintah Rusia tidak terlibat dalam serangan ransomware terhadap Colonial Pipeline, namun mengindikasikan para pelaku kriminal di balik serangan itu tinggal di Rusia.

XINHUA | ANTARA

Baca:
Giliran Pemasok Daging Terbesar di Dunia Lumpuh, Serangan Ransomware Lagi?

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

9 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

10 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

12 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

21 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

22 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya