Covid-19 Varian Delta Tebar Risiko Rawat Inap, Jika Belum Divaksin

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 19 Juni 2021 20:01 WIB

Tenaga medis yang mengenakan baju hazmat bersiap untuk melapor kepada petugas saat mengantar pasien di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin, 14 Juni 2021. Sebelum 18 Mei 2021, BOR Wisma Atlet hanya 15 persen, namun kini meningkat seiring lonjakan kasus positif di DKI Jakarta yang menyentuh angka 2.000. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah berbulan-bulan melambat, penambahan jumlah kasus baru Covid-19 harian meningkat kembali di empat negara di Inggris Raya. Skotlandia adalah yang terparah, Inggris kedua.

Melonjaknya kasus baru didorong oleh virus varian delta (B.1.617.2). Varian Covid-19 turunan dari yang diketahui menyebar pertama di India ini diyakini 60 persen lebih menular daripada varian yang sebelumnya mendominasi di Inggris Raya yakni alpha (B.1.1.7). Varian delta kini telah ditemukan di 91 persen kasus baru di Inggris Raya.

Kabar baiknya, menurut Direktur Insiden Covid-19 Nasional di Public Health Skotlandia Jim McMenamin, adalah vaksin-vaksin Covid-19 masih sangat efektif.

Data dari Public Health Inggris menyebut kalau dua kali suntik atau dosis lengkap vaksin Covid-19 akan 80,8 persen efektif melawan gejala infeksi virus varian delta. Tapi, jika hanya satu dosis, hanya didapat perlindungan sebesar 33,2 persen. Angka-angka yang sama untuk varian alpha adalah 88,4 dan 50,2 persen.

"Itu sebabnya kita harus segera mendistribusikan dosis yang kedua," kata McMenamin tanpa merinci di antara jenis-jenis vaksin yang ada saat ini.

Advertising
Advertising

Per awal pekan ini, baru 45 persen populasi di Inggris yang telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis lengkap dan 17 persen lainnya baru satu kali suntik. Sementara masih ada 38 persen yang sama sekali belum menerima dosis vaksin Covid-19.

Temuan lain dari Skotlandia menduga infeksi virus yang varian delta bakal melipatgandakan risiko gejala yang membutuhkan rawat inap di rumah sakit dibandingkan infeksi oleh varian alpha. Ini terjadi pada mereka yang belum sama sekali divaksin.

Belum diketahui efek varian delta pada kematian. "Kami belum punya cukup data tentang ini," kata Chris Robertson dari University of Strathclyde. Dia menjadi bagian dari tim di Public Health Skotlandia yang menganalisis data 99 persen dari 5,4 juta populasi di negara itu--sebanyak sekitar 1,9 juta di antaranya belum divaksin.

Belum jelas pula efek varian delta terhadap kebutuhan perawatan yang intensif (ICU). Soal ini disampaikan Rowland Kao dari University of Edinburgh. Dia tidak terlibat dalam riset yang sama dengan Robertson.

Ketua tim peneliti di Public Health Skotlandia, Aziz Sheikh, menyambut baik keputusan Inggris Raya menunda pencabutan pembatasan ketat yang terbaru. Menurut pakar dari University of Edinburgh ini, penundaan akan menyediakan kesempatan untuk meningkatkan proporsi populasi yang telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.

"Penundaan juga akan memberikan lebih banyak waktu kepada para ilmuwan untuk meneliti bahaya sebenarnya dari Covid-19 varian delta ini," kata Mark Woolhouse, juga dari University of Edinburgh.

Pada Desember lalu, Inggris Raya memutuskan menambah interval waktu antara pemberian dosis pertama dan kedua yang direkomendasikan pabrikan vaksin. Rekomendasinya adalah 3-4 minggu menjadi hingga 12 minggu. Alasannya, agar semakin banyak populasi yang 'terpapar' dosis vaksin. Tapi sekarang, setiap warga berusia 40 tahun atau lebih akan bisa mendapatkan suntikan vaksin yang kedua delapan minggu setelah yang pertama.

ilustrasi - Dokter memegang botol ampul kaca mengandung sel molekul virus corona Covid-19 asal Inggris yang telah mengalami mutasi RNA menjadi varian baru. (ANTARA/Shutterstock/pri.)

Dalam survei terpisah oleh UK Office for National Statistics (ONS) didapati pula kalau peluang terinfeksi Covid-19 berkurang tajam pada jarak 21 hari setelah vaksinasi suntikan yang pertama. Sekalipun masih tertular, peluang infeksinya bergejala juga lebih kecil pada orang-orang yang telah divaksin ketimbang pada mereka yang belum mendapatkan vaksin sama sekali.

Survei dilakukan pada sampel orang dewasa penerima vaksin Covid-19 hingga periode 31 Mei 2021. Kantor Statistik itu menduga masih adanya peningkatan risiko terinfeksi pada hari-hari setelah suntikan vaksin dosis pertama, yang memuncak sekitar hari ke-16. Setelahnya, risiko berkurang tajam hingga sekitar satu bulan berselang dari suntikan itu, dan setelahnya lagi pengurangan risiko melandai namun stabil.

NEW SCIENTIST | GAVI

Baca juga:
Eijkman: Gejala Infeksi Covid-19 Varian Delta di Indonesia Ringan

Berita terkait

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

14 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

19 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

2 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

3 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

4 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya