Strawberry Supermoon Terjadi Malam Ini, Apa Pengaruhnya terhadap Air Laut?

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Kamis, 24 Juni 2021 18:04 WIB

Penampakan supermoon merah mudah yang menghiasi Supertree Grove at Gardens by the Bay di Singapura pada 26 April 2021. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Jakarta – Fenomena strawberry supermoon yang diperkirakan terjadi hari ini berkaitan dengan fenomena bulan purnama. Bagaimana tidak, fenomena strawberry supermoon merupakan kombinasi antara bulan purnama dan posisi orbit bulan yang sangat dekat dengan bumi. Selain menjadi penyebab strawberry supermoon, bulan purnama juga memengaruhi pasang surut air laut.

Secara teknis, bukan hanya bulan purnama yang memengaruhi pasang surut air laut, melainkan posisi orbit bulan itu sendiri. Dilansir dari SciJinks, gaya gravitasi yang dimiliki bulan yang memengaruhi pasang surut air laut. Gravitasi bulan menghasilkan suatu energi yang disebut tidal force. Energi inilah yang menyebabkan pasang surut air laut.

Tidak hanya bulan, matahari ternyata juga memainkan peran dalam memengaruhi pasang surut air laut. Namun, tidal force yang dihasilkan matahari tidak sekuat bulan. Sebab, jarak antara matahari dan bumi tidak sedekat bulan dan bumi.

Meskipun posisinya tidak sedekat bulan, tidal force matahari yang dikombinasikan dengan tidal force bulan mampu menyebabkan gelombang pasang. Dikutip dari National Ocean Service, hal ini dapat terjadi ketika posisi bulan, bumi, dan matahari sejajar dalam satu garis lurus. Ketika bulan purnama terjadi, bulan, bumi, dan matahari berada dalam satu garis lurus. Oleh karena itu, bulan purnama bisa menyebabkan terjadinya gelombang pasang yang tinggi.

Ketika bulan purnama, gelombang pasang tidak terjadi di semua samudra di bumi. Gelombang pasang hanya terjadi di beberapa belahan samudra yang posisinya berhadapan langsung dengan bulan. Sementara itu, samudra yang posisinya tidak berhadapan langsung dengan bulan tidak terlalu terpengaruh gelombangnya.

Advertising
Advertising

Di sisi lain, samudra yang posisinya membelakangi bulan justru mengalami gelombang surut. Hal ini terjadi karena gelombang air laut di samudra tersebut justru ditarik ke dasar laut oleh tidal force bulan dan matahari yang dibelakanginya.

Lantas, bagaimana pengaruh fenomena strawberry supermoon terhadap pasang surut air laut? Strawberry supermoon yang merupakan kombinasi antara bulan purnama dan posisi terdekat bulan ke bumi jelas mempunyai pengaruh terhadap pasang surut air laut.

Karena posisi bulan sangat dekat dengan bumi ketika terjadi strawberry supermoon, tarikan gravitasi bulan menjadi jauh lebih kuat. Sebagaimana dilansir dari BirminghamLive, tarikan gravitasi bulan ketika terjadi strawberry supermoon bisa 30 – 50% lebih kuat daripada biasanya.

BANGKIT ADHI WIGUNA

Baca juga: Mengenal Strawberry Supermoon yang Bakal Terjadi Malam Ini

Berita terkait

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

14 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

28 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

29 hari lalu

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

Gerhana matahari total 8 April akan membuat ledakan-ledakan di matahari terlihat.

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

32 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

38 hari lalu

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan informasi yang menybut Bumi akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024 tidak benar.

Baca Selengkapnya

Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

46 hari lalu

Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

Umat Islam yang tinggal di negara-negara belahan bumi bagian utara harus berpuasa relatif lebih lama daripada bumi bagian selatan.

Baca Selengkapnya

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

48 hari lalu

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.

Baca Selengkapnya

SpaceVIP Tawarkan Makan di Ruang Angkasa, Biayanya Rp7,7 Miliar per Orang

49 hari lalu

SpaceVIP Tawarkan Makan di Ruang Angkasa, Biayanya Rp7,7 Miliar per Orang

Bukan hanya perjalanan ke ruang angkasa yang spesial, makanan yang disajikan pun istimewa hasil kolaborasi dengan chef restoran Bintang Michelin.

Baca Selengkapnya

Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

56 hari lalu

Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

Pemerintah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sudah Dipakai di Fiji, Alat Pemantau Air Laut Buatan Unpad Raih Penghargaan Inovasi

29 Februari 2024

Sudah Dipakai di Fiji, Alat Pemantau Air Laut Buatan Unpad Raih Penghargaan Inovasi

Karya inovasi tim dosen Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, itu telah dipakai di negara kepulauan Fiji.

Baca Selengkapnya