Ilmuwan India Sebut Mencampur Dosis Vaksin Covid-19 Akan Tingkatkan Efikasi

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Minggu, 27 Juni 2021 12:49 WIB

Botol kecil berlabel stiker "Vaccine COVID-19" dan jarum suntik medis dalam foto ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020. [REUTERS / Dado Ruvi]

TEMPO.CO, New Delhi - Randeep Guleria, direktur institut kesehatan utama India, All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), di New Delhi pada Sabtu, 26 Juni 2021, mengatakan bahwa mencampur dosis dua vaksin yang berbeda dapat meningkatkan efikasi terhadap mutasi Covid-19.

Menurut Guleria, sejumlah data menunjukkan bahwa mencampur vaksin Covid-19 dapat menghasilkan kekebalan yang lebih baik atau lebih banyak antibodi dan merupakan "kemungkinan yang pasti," kendati dibutuhkan lebih banyak informasi sebelum mengambil keputusan.

Guleria menyampaikan pernyataan itu dalam sebuah wawancara dengan saluran berita televisi lokal NDTV. "Dulu, ini menjadi sesuatu yang telah diamati, yakni memberikan satu vaksin sebagai suntikan awal dan vaksin lainnya sebagai penguat. Sejumlah data menunjukkan bahwa mencampur vaksin dapat menyebabkan tingkat efek samping yang sedikit lebih tinggi, namun data lainnya memperlihatkan hal itu berpotensi menghasilkan kekebalan dan antibodi perlindungan yang lebih baik," tutur Guleria kepada saluran berita tersebut.

"Hal ini membutuhkan lebih banyak data... sejumlah besar vaksin akan tersedia di masa mendatang... Anda akan memiliki Pfizer, Moderna, Sputnik V, dan Zydus Cadila. Oleh karena itu, kombinasi mana yang lebih baik menjadi sesuatu yang belum kami ketahui saat ini... tetapi ya, studi awal menunjukkan hal itu dapat menjadi opsi."

Bulan lalu, pemerintah federal India mengumumkan bahwa sebagai bagian dari kebijakan imunisasi baru mereka, para ahli dari pemerintah akan menyelidiki kombinasi dosis vaksin Covid-19 yang berbeda untuk mengamati apakah hal itu dapat meningkatkan efikasi.

Advertising
Advertising

Dr. Guleria juga menepis kekhawatiran yang menyebut bahwa vaksin yang tersedia saat ini kemungkinan tidak efektif melawan varian Delta Plus, seraya menuturkan lebih banyak data diperlukan untuk menetapkan potensi kemampuan menghindari sistem imun dari galur (strain) yang bermutasi.

Dia menekankan pentingnya mendapatkan suntikan vaksin kendati ada kekhawatiran-kekhawatiran tersebut. "Jika Anda telah mendapat vaksinasi lengkap dan terpapar dengan virus itu, kemungkinan Anda masih bisa tertular, namun tingkat keparahannya mungkin jauh lebih rendah."

XINHUA | ANTARA

Baca:
Covid-19 Melambung Tinggi, Ini Posisi Terkini Indonesia di Penularan Global

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

3 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

5 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

9 hari lalu

Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

Jika menang, Narendra Modi akan menjadi perdana menteri kedua yang terpilih tiga kali berturut-turut, setelah Jawaharlal Nehru.

Baca Selengkapnya

Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

9 hari lalu

Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

Dua lelaki memberondong rumah aktor India Salman Khan di daerah Mumbai Bandra, belum lama ini. Bintang Bollywood ini pernah dapat ancaman pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya