Alasan IDAI dan Tim Uji Klinis di Bandung Dukung Vaksin Sinovac untuk Anak

Selasa, 29 Juni 2021 20:01 WIB

Petugas medis mempersiapkan vaksin COVID-19 Sinovac saat vaksinasi masal gratis di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) di Nusa Dua, Bali, Sabtu 27 Februari 2021. Vaksinasi yang digelar selama lima hari bagi para pelaku pariwisata dan pekerja transportasi tersebut merupakan upaya persiapan pembukaan pariwisata mancanegara dengan konsep "free covid corridor" di Bali. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Bandung - Ketua Tim Riset Uji Klinis vaksin Sinovac dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, Kusnandi Rusmil, setuju soal pemberian vaksin Covid-19 dari Sinovac untuk anak-anak. Sementara uji klinis yang dilakukan tim risetnya di Bandung tidak menyasar kalangan anak. “Anak di Cina sudah diuji, hasilnya bagus,” ujarnya, Selasa 29 Juni 2021.

Alasan Kusnandi itu sama seperti dasar pertimbangan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang memberikan rekomendasi soal pemberian vaksin Covid-19 pada kalangan anak dan remaja. Surat rekomendasi itu dikeluarkan Senin, 28 Juni 2021, yang diteken Ketua IDAI Aman B. Pulungan serta Sekretaris Umum IDAI Hikari Ambara Sjakti.

IDAI merekomendasikan untuk percepatan vaksinasi Covid-19 pada anak menggunakan vaksin Covid-19 inactivated buatan Sinovac. Alasannya karena vaksin itu sudah tersedia di Indonesia dan sudah ada uji klinis fase 1 dan 2 yang hasilnya dinilai aman dan serokonversi tinggi.

Rekomendasi itu, menurut IDAI, sifatnya dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan bukti-bukti ilmiah yang terbaru. Per sekarang rekomendasi diberikannya karena IDAI mengaku mengetahu Sinovac telah menguji klinis vaksin CoronaVac fase 1 dan 2 pada anak umur 3- 17 tahun.

Uji dilakukan di Zanhuang, Cina. Metode yang digunakan randomisasi, buta ganda dan kontrol plasebo.

Advertising
Advertising

Dari sisi keamanan pada kedua fase itu setelah 28 hari penyuntikan ditemukan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) pada 26-29 persen kelompok subjek. Secara statistik tidak berbeda dengan kelompok plasebo yaitu 24 persen.

KIPI terbanyak dilaporkan berupa nyeri ringan dan sedang pada lokasi penyuntikan (13 persen). KIPI serius hanya 1 kasus dan dinyatakan tidak ada hubungan dengan vaksin. Adapun KIPI pada kelompok usia 3-11 tahun terutama demam, sedangkan pada umur 12–17 tahun terutama nyeri di lokasi suntikan dan tidak ada laporan demam.

Soal serokonversi atau perkembangan antibodi, pada uji klinis fase pertama setelah dosis kedua mencapai 100 persen. Sementara geometrik mean titer (GMT) atau nilai rata-rata titer antibodi berkisar 55-117,4. Pada uji klinis fase 2, serokonversi 96,8 -100 persen dengan GMT 86,4 – 142,2. Selain itu tidak ditemukan respons antibodi pada kelompok plasebo.

Dari hasil pemberian vaksin dengan dosis 3 ug atau 0,5 ml, penyuntikan dua kali dengan jarak 1 bulan menunjukkan keamanan dan imunogenisitas yang lebih baik. Hasil uji klinis fase 1 dan 2 menunjukkan keamanan dan imunogenitas yang meyakinkan. Hasil uji klinis fase 3 belum ada tapi, menurut IDAI, pengalaman selama ini pemakaian vaksin dengan platform inactivated aman dan efikasinya baik.

Manajer tim riset uji klinis vaksin Sinovac, Eddy Fadlyana, mengatakan data terakhir dari IDAI sebanyak 1 dari 8 kasus Covid-19 terjadi pada anak-anak. “Sekarang darurat banget kasus tiap hari meningkat terus,” ujar dokter anak di RS Hasan Sadikin Bandung itu.

Petugas Kesehatan mengambil sampel usap seorang anak saat mengikuti tes swab PCR di kantor Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Selasa, 5 Januari 2020. Dalam upaya melacak penyebaran Covid-19 di Kota Depok yang Berstatus zona merah, Swab PCR gratis bagi warga dilakukan di Kecamatan Pancoran Mas sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis

Pada awal masa pandemi, menurut Eddy, penelitian Covid-19 pada anak terhitung jarang. Jumlah kasusnya pun tergolong sedikit dan gejala sakitnya ringan. "Namun kini situasinya berubah," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa vaksinasi bagi anak usia 12 hingga 17 tahun dapat segera dilakukan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan emergency use of authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat untuk vaksin Sinovac pada 26 Juni 2021. Vaksin itu dinyatakan aman untuk anak dengan dosis 600 SU/0,5 mL atau dosis medium.

Baca juga:
Bukan Sebab Vaksin Sinovac, 27 Kematian Ini Ternyata Didominasi Penyakit ...

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

2 hari lalu

Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

Terdapat 14 bakal calon dalam pemilihan Rektor Universitas Padjajaran atau Unpad.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

3 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

3 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya