Data 700 Juta Pengguna LinkedIn Diduga Dijual di Dark Web

Rabu, 30 Juni 2021 23:27 WIB

Jejaring sosial LinkedIn. forbes.com

TEMPO.CO, Jakarta - Platform LinkedIn dilaporkan mengalami peretasan yang membuat data penggunanya bocor dan dijual di Dark Web. Data yang terdampak milik sebanyak 700 juta dari total 756 juta pengguna. Artinya ada sebanyak 92 persen data pengguna yang bocor.

Di Dark Web, peretas atau hacker yang tidak dikenal telah mengunggah sampel sebanyak satu juta data pengguna itu untuk para pembeli. Informasi itu pertama kali ditemukan akun RestorePrivacy, dan sampel datanya telah diverifikasi silang oleh 9to5Google.

Data sampel yang telah dipublikasikan mencakup informasi seperti email, nama lengkap, nomor telepon, alamat, catatan geolokasi, nama pengguna LinkedIn dan URL profil. Termasuk juga gaji, pengalaman/latar belakang pribadi dan profesional, jenis kelamin, dan akun media sosial.

Situs 9to5Google langsung menghubungi peretas yang mengatakan bahwa data tersebut diperoleh dengan memanfaatkan LinkedIn API untuk mengumpulkan informasi yang diunggah orang ke situs tersebut. Kumpulan data tidak menyertakan kata sandi, tapi informasinya masih sangat berharga dan sudah termasuk pencurian identitas atau upaya phishing.

Pada April 2021, LinkedIn mengkonfirmasi pelanggaran data yang mempengaruhi 500 juta pengguna di mana detail pribadi seperti alamat email, nomor telepon, informasi tempat kerja, nama lengkap, ID akun, tautan ke akun media sosial mereka, dan detail gender terdaftar secara online. Namun, menurut LinkedIn, itu tidak termasuk dalam pelanggaran data, melainkan informasi yang diperoleh dari pengikisan jaringan.

Advertising
Advertising

Dalam pernyataan yang dikirim melalui email kepada Gagdets NDTV, LinkedIn menjelaskan masih menyelidiki masalah itu. Analisis awal menunjukkan bahwa kumpulan data mencakup informasi yang diambil dari LinkedIn serta informasi yang diperoleh dari sumber lain.

“Ini bukan pelanggaran data LinkedIn dan penyelidikan kami telah menetapkan bahwa tidak ada data pribadi anggota LinkedIn yang terekspos,” katanya, Selasa 29 Juni 2021.

Menurut platfom pencarian pekerjaan itu, pengikisan data dari LinkedIn merupakan pelanggaran terhadap Ketentuan Layanan. “Kami terus berupaya untuk memastikan privasi anggota kami terlindungi."

Kepada penggunanya disarankan untuk melihat pengaturan keselamatan, keamanan, dan privasi dari aplikasi yang digunakan dan memastikan bahwa ini diatur dengan benar. Pengguna juga diminta menyiapkan kata sandi yang kuat dan dipastikan terbiasa mengubahnya sesering mungkin.

Juga, aktifkan otentikasi dua faktor (2FA) di mana pun tersedia, dan jangan terima koneksi, terutama di LinkedIn dan Facebook, dari orang yang tidak dikenal.

GADGETS NDTV | 9TO5GOOGLE | RESTORE PRIVASCY

Baca juga:
Data Pribadi Dijual di Dark Web Mulai dari 50 Sen di Amerika

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

4 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

11 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

12 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

17 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

18 hari lalu

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:

Baca Selengkapnya

Waspadai Celah Peretasan pada iMessage iPhone, Berikut Tips untuk Menghindarinya

18 hari lalu

Waspadai Celah Peretasan pada iMessage iPhone, Berikut Tips untuk Menghindarinya

Trust Wallet menemukan kerentanan pembobolan data pada iMessage. Pengguna dengan aset keuangan besar diimbau waspada.

Baca Selengkapnya

Telkom Indonesia Raih Penghargaan Linkedin Top Companies 2024

19 hari lalu

Telkom Indonesia Raih Penghargaan Linkedin Top Companies 2024

Telkom Indonesia kembali meraih penghargaan sebagai tempat kerja terbaik untuk mengembangkan karier versi LinkedIn Top Companies 2024.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Kembali Gelar Kampiun LinkedIn Top Companies 2024

19 hari lalu

Bank Mandiri Kembali Gelar Kampiun LinkedIn Top Companies 2024

Bank Mandiri konsisten melengkapi dan mengadopsi berbagai elemen best practices dalam pengelolaan SDM

Baca Selengkapnya

5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

19 hari lalu

5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

19 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya