TEMPO Interaktif, Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan menemukan sumber energi biofuel dari biji pohon nyamplung. “Kami telah melakukan penelitian sejak tahun 2005,” kata Masyhud, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Senin (24/11). Pengembangan pohon yang mempunyai tinggi 20 meter ini, ujarnya, mempunyai prospek yang menjanjikan.
Hasil pengujian biodisel dari biji nyamplung atau kosambi menghasilkan sejumlah hal. Pertama, seluruh parameter kualitas telah sesuai dengan kualifikasi biodisel menurut SNI 04-7182-2006 dengan rendeman konversi asam lemak bebas menjadi metil ester 97,8%. Kedua, uji kelayakan atas kinerja permesinan, biodisel nyamplung dapat digunakan untuk kendaraan bermotor sebesar 100% tanpa campuran solar. Ketiga, dari segi lingkungan, biodisel ini bebas dari polutan.
Menurut Masyud, kelayakan finansial investasi biodisel jenis ini mencapai titik impas (break event point) pada skala 70 ton dan gliserol kotor 14 ton. Pada kondisi tersebut diperlukan biji nyamplung 555 ton setara dengan 11.100 batang pohon. Jumlah ini dapat dihasilkan pada lahan seluas 28 hektar dengan produktivitas biji 50 kg/pohon tiap tahun.