Panen Berlipat di Lahan Tandus

Reporter

Editor

Senin, 24 November 2008 19:18 WIB

TEMPO Interaktif, Edmonton:Musim kemarau yang panjang kini tak lagi menjadi masalah bagi petani. Riset yang dilakukan peneliti University of Alberta, Amerika Serikat, berhasil menemukan cara melipatgandakan hasil panen padi di sejumlah daerah terkering dan tandus di dunia. Jerome Bernier, calon doktor dari Departemen Ilmu Pertanian, Pangan dan Nutrisi di universitas tersebut, menemukan sekelompok gen beras yang memungkinkan hasil panen di wilayah yang tengah dilanda kekeringan parah meningkat sampai 100 persen.
Penemuan ini menandai pertama kalinya kelompok gen beras itu teridentifikasi. Riset Bernier ini juga berpotensi membantu para petani di sejumlah negara seperti India, Indonesia dan Thailand, yang sawahnya kerap dilanda bencana kekeringan. Nasi adalah makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi manusia tiap tahun.
Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmu tumbuhan Euphytica terbaru. Riset Bernier dimulai empat tahun lalu dan difoksukan pada padi dataran tinggi. Padi jenis ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan mayoritas jenis padi lainnya, karena tumbuh di lahan kering yang tak digenangi air. Jika dihantam kekeringan, panen anjlok sampai hampir tak menghasilkan apapun, kata Bernier.
Dia melaksanakan risetnya di International Rice Research Institute (IRRI) di Filipina, dan bekerjasama dengan peneliti di India. Bernier mengawali risetnya dengan 126 marker genetik dan mempersempit pencariannya ke sekelompok gen yang memiliki dampak sesuai harapannya.
Dalam kondisi yang amat kering, varietas padi dengan gen baru ini memperlihatkan produksi hampir dua kali lipat dibanding varietas yang tidak memiliki gen tersebut. Gen baru ini merangsang tanaman padi mengembangkan akar jauh lebih panjang, sehingga memungkinnya mencapai lapisan air yang tersimpan jauh di dalam tanah. Bagi petani yang mengandalkan sawahnya untuk memberi makan keluarga mereka, hasil panen tambahan ini bisa membawa segudang manfaat, kata Bernier.
Berkurangnya panen yang gagal akibat kekeringan juga berarti adanya peningkatan suplai beras secara global, kata Dean Spaner, pembimbing proyek Bernier dan dosen ilmu pertanian, pangan dan nutrisi di University of Alberta.
TJANDRA | SCIENCEDAILY

Berita terkait

Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

2 hari lalu

Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

Kepala Badan Pangan Nasional atau Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan akan perbaiki masa simpan pangan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

3 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

11 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

22 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

27 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

29 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

34 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

34 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

38 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

40 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya