Dokter Faheem Younus Sebut Kasus Covid-19 di Indonesia Mulai Menyerupai India

Reporter

Tempo.co

Minggu, 4 Juli 2021 16:33 WIB

ilustrasi - Dokter memegang botol ampul kaca mengandung sel molekul virus corona Covid-19 asal Inggris yang telah mengalami mutasi RNA menjadi varian baru. (ANTARA/Shutterstock/pri.)

TEMPO.CO, Jakarta - Rendahnya tes Covid-19 di Indonesia di saat gelombang kenaikan kasus infeksi virus Corona memuncak, mendapat respons dari salah seorang dokter dari University of Maryland Amerika Serikat, Faheem Younus.

Melalui akun media sosial Twitter, dokter yang aktif mencuit soal Covid-19 ini menyampaikan keprihatinannya terhadap kasus Covid-19 di Indonesia. Menurutnya, situasi Indonesia mulai menyerupai India hanya dalam dua minggu.

“Within two weeks, Indonesia’s situation is beginning to resemble India. Watch the same horror unfolding,” cuit Younus.

Younus mengungkapkan, tes Covid-19 Indonesia 20 kali lebih rendah dibandingkan dengan Amerika Serikat atau AS, dan menduduki peringkat pengujian global di posisi 159. Bahkan, Younus menilai data kenaikan kasus infeksi Covid-19 yang memuncak di Indonesia terlihat seperti data yang dimiliki AS.

Dalam cuitannya, Faheem Younus membagikan gambar data kenaikan infeksi Covid-19 di Indonesia yang memuncak mencapai hampir 20 ribu kasus pada 28 Juni 2021. “Ini terlihat seperti puncak AS. Tapi, Indonesia melakukan 20 kali lebih sedikit dari AS. Peringkat pengujian: 159 secara global. Diperlukan tindakan serius atau sistem perawatan kesehatan akan runtuh,” tulisnya.

Advertising
Advertising

Untuk itu, Faheem Younus kemudian memberikan sejumlah saran untuk warganet Indonesia, bahkan dokter dari University of Maryland yang sehari-hari mencuit menggunakan Bahasa Inggris ini sampai menggunakan Bahasa Indonesia untuk menarik perhatian pengguna Twitter dari Indonesia.

“Selamatkan hidupmu,” begitu bunyi cuitan yang diunggahnya.

Younus menyarankan masyarakat Indonesia untuk melakukan tes Covid-19 apabila mengalami demam, nyeri tubuh, sakit tenggorokan, batuk dan kehilangan rasa. Bahkan, menurutnya, meski hanya memiliki gejala tunggal, sebaiknya segera memeriksakan diri untuk dilakukan pengetesan.

“Jangan menunggu atau Anda akan menyebarkan virus. Bahkan jika Anda divaksinasi tetapi (tetap) bergejala,” tulis Younus.

Selain menyarankan untuk melakukan tes Covid-19 saat merasakan sejumlah gejala tersebut, Faheem Younus juga memberikan beberapa kiat untuk menjaga diri dari infeksi Covid-19. Dokter Amerika Serikat ini menjelaskan bahwa menghindari kenop pintu, makanan, ponsel, mayat, atau permukaan lain, bukanlah strategi paling efektif menghindari virus Corona. Menurutnya, manusialah yang paling memungkinkan menularkan virus tersebut kepada manusia lainnya.

Karena alasan tersebut, Faheem Younus mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tetap memakai masker, mencuci tangan, hindari berkumpul di dalam ruangan, dan lakukan vaksinasi. Selain itu, agar tetap aman, upayakan memakai masker jenis KN95, dan hindari berjabat tangan dengan orang lain.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

#Jagajarak

#Pakaimasker

#Cucitangan

Baca juga: Pakai Bahasa Indonesia, Dokter Faheem Younus Sarankan Tak Konsumsi Ivermectin

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

15 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya