Dua Guru Besar UI Bicara Rencana Produksi Vaksin Sputnik V dan Kontroversinya

Kamis, 8 Juli 2021 13:48 WIB

Seorang perempuan menerima dosis vaksin Sputnik V untuk melawan penyakit virus corona (COVID-19) di pusat vaksinasi di pusat perbelanjaan di Omsk, Rusia, 29 Juni 2021. [REUTERS/Alexey Malgavko]

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dan Rusia sedang finalisasi nota kesepahaman (MoU) untuk kerja sama memproduksi vaksin Sputnik V di Indonesia. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan MoU itu akan menjadi landasan kerja sama kesehatan jangka menengah dan panjang di antara kedua negara.

Vaksin Sputnik V dikembangkan oleh Institut Riset Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya, bagian dari Kementerian Kesehatan Rusia. Namun, dalam pengembangannya, vaksin itu memiliki beberapa kontroversi, seperti digunakan sebeum uji klinis fase 3 dilakukan, hingga data penelitiannya dianggap kurang transparan oleh peneliti di dunia.

Menanggapi kontroversi dari vaksin tersebut, Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Amin Soebandrio, menjelaskan, saat ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sedang berkunjung ke Rusia. Menurutnya, BPOM akan melihat fasilitas produksi vaksin tersebut di sana.

“BPOM akan mereview semuanya terlebih dahulu, sebelum diproduksi dan digunakan di Indonesia,” ujar dia saat dihubungi, Rabu, 7 Juli 2021.

Amin yang juga kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman itu melanjutkan, BPOM tentu akan memastikan semua yang diklaim Institut Riset Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya sesuai dengan penelitian yang ada dan aman. “Nah baru dari situ BPOM akan memberikan rekomendasi apakah akan dilanjutkan atau tidak,” kata Amin.

Advertising
Advertising

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Ari Fahrian Syam, setuju harus ada tim evaluasi untuk melihat bagaimana publikasi riset Sputnik V. Dia menyarankan kembali ke kaidah keilmuan perihal kontroversi vaksin Covid-19 asal Rusia tersebut. “Apakah metodologi baik, uji pra kliniknya bagaimana, objek yang menjadi sampel, hasil uji kliniknya, sampai harus ada publikasi internasionalnya,” tutur Ari.

Ari memberikan contoh publikasi internasional mengenai vaksin Sinovac yang bisa digunakan untuk anak. “Itu sudah ada reviewnya, dan jelas, maka itu sekarang kita bisa gunakan untuk anak,” ujar Dekan FKUI itu.

Sebagai informasi, vaksin Sputnik V terdiri dari dua dosis suntikan yang berjarak 21 hari antar dosis. Vaksin berbasis teknik virus vektor mengandung adenovirus, virus corona penyebab flu pada umumnya, yang dimodifikasi secara genetik.

Modifikasi dilakukan dengan menyisipkan gen protein paku dari virus corona SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Protein paku ini yang berperan penting dalam setiap infeksi virus ke dalam sel manusia. Teorinya, adenovirus berisi protein tersebut akan memprovokasi sistem imun tubuh sehingga nantinya bisa bekerja baik saat virus corona sebenarnya pemilik protein tersebut datang.

Baca juga:
Rusia Tawarkan Vaksin Covid-19 ke Indonesia, Dubes: Belum Direspons

Berita terkait

Skema Pemeringkatan Universitas Versi Times Diubah, UI Masih Bisa Naikkan Peringkat

2 jam lalu

Skema Pemeringkatan Universitas Versi Times Diubah, UI Masih Bisa Naikkan Peringkat

Universitas Indonesia atau UI masih menjaga posisi bergengsi dalam pemeringkatan kampus versi Times Higher Education. Berikut hasilnya pada 2024.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

5 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

8 jam lalu

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

Masyarakat diminta untuk tertib dalam menggunakan skincare sesuai peruntukannya, terutama yang beretiket biru, cek sebabnya.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

11 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

14 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

2 hari lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

2 hari lalu

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

Kepala Biro Humas Universitas Indonesia membenarkan pengemudi Honda HR-V yang menabrak bis kuning atau Bikun merupakan mahasiswa UI.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan di Universitas Indonesia Honda HR-V vs Bikun, Satu Korban Patah Kaki

3 hari lalu

Kecelakaan di Universitas Indonesia Honda HR-V vs Bikun, Satu Korban Patah Kaki

Kecelakaan terjadi di lingkungan Universitas Indonesia. Mobil Honda HR-V milik mahasiswa kampus itu menabrak bis kuning.

Baca Selengkapnya