Tim ITB Sukses Bikin Mesin Pendeteksi Virus Corona Jenis qPCR

Kamis, 15 Juli 2021 17:31 WIB

Ilustrasi mesin qPCR buatan tim dosen ITB untuk mendeteksi virus Corona. Kredit: Tim ITB

TEMPO.CO, Bandung - Tim dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil membuat mesin pendeteksi virus corona (SARS CoV-2) penyebab Covid-19. Alat yang digunakan untuk pengujian sampel virus corona itu berjenis qPCR, atau quantitative Polymerase Chain Reaction. Mesin yang tergolong purwarupa model pertama itu telah dibuat sebanyak empat unit.

Dosen ITB yang terlibat dalam riset mesin qPCR itu adalah Anggraini Barlian dan Karlia Meitha dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, serta Adi Indrayanto dan Muhammad Iqbal Arsyad dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika.

Menurut Adi, tim mengembangkan penelitian mesin PCR sebelumnya hingga 2019 di kampus. “Rancangan bentuk dan sistem mesin dibikin sendiri,” katanya Rabu, 14 Juli 2021.

Pembuatan alat itu dilatari keterbatasan jumlah mesin PCR di Indonesia. Di masa lonjakan kasus seperti sekarang ini, antrian pemeriksaan sampel pasien menjadi panjang dan lama. Selain itu produksi mesin PCR dalam negeri sejauh ini masih nihil.

Menurut Adi, dana riset dan pengembangan mesin qPCR itu sebesar Rp 1 miliar dari pemerintah. Meskipun kini telah rampung dan telah diuji beberapa kali di laboratorium, tim masih perlu melakukan pengujian tambahan dan penyempurnaan sistem perangkat lunak. Tujuannya agar lolos dalam pengujian oleh lembaga berwenang. ”Targetnya sih bisa segera digunakan,” kata dosen dari Kelompok Keahlian Elektronika itu.

Advertising
Advertising

Mesin jenis qPCR buatan ITB ini menjalankan kedua proses penting secara bersamaan. Sambil memproses penggandaan RNA (Asam ribonukleat) yang tersimpan dalam 16 tabung sampel dengan menggunakan teknik Thermal Cycling, mesinnya sekaligus mendeteksi RNA virus dengan teknik elektroforesis. Pendeteksian itu dilakukan dengan mengamati intensitas pendaran cahaya dari senyawa khusus yang disebut fluorophore.

Senyawa itu terikat dengan RNA virus. “Semakin banyak RNA virus yang berhasil digandakan, maka semakin banyak senyawa khusus yang terikat,” kata Anggraini Barlian. Senyawa khusus ini akan memendarkan cahaya jika diberikan sinar dengan warna tertentu.

Dari empat jenis senyawa itu, tim baru memakai satu jenis fluorophore, yaitu SYBR Hijau (Green). Rencananya tim akan terus mengembangkan kemampuan mesinnya dengan menggunakan lebih dari satu jenis fluorophore pada saat yang bersamaan untuk meningkatkan akurasi deteksi virusnya.

Baca:
Guru Besar Statistik IPB Bicara Survei Separuh Warga Jakarta Terinfeksi Covid-19

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

43 menit lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

10 jam lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

11 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

20 jam lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

20 jam lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

1 hari lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

2 hari lalu

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi kecurangan saat UTBK SNBT 2024

Baca Selengkapnya

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

2 hari lalu

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

Bersama lulusan lain, dokter Tirta menghadiri Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Sabuga, ITB.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

2 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

4 hari lalu

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

ITB siap 100 persen menggelar UTBK SNBT 2024.

Baca Selengkapnya