Bingung Membedakan antara Suku dan Ras? Ini penjelasannya

Reporter

Tempo.co

Senin, 26 Juli 2021 15:49 WIB

Abdi Dalem Keraton Yogyakarta membawa gunungan keluar dari keraton saat Grebeg Besar 1440 H di Keraton Yogyakarta, Senin 12 Agustus 2019. Pada acara guna memeriahkan Idul Adha 1440 H tersebut, keraton Yogyakarta mengeluarkan tujuh gunungan yang dibagikan di Masjid Gede Kauman, Pakualaman dan Kepatihan. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Jakarta - Suku dan ras merupakan dua konsep yang sering digunakan untuk memilah-milah manusia ke dalam berbagai kelompok. Pembedaan ini biasanya didasarkan pada beberapa kategori, seperti karakteristik fisik, asal, agama dan lain sebagainya. Namun, saking seringnya kedua konsep itu dipakai bersamaan, perbedaan antara suku dan ras menjadi sulit untuk dikenali. Bahkan, beberapa orang menganggap bahwa ras dan suku adalah dua hal yang sama.

Melansir dari National Geographic, suku dan ras sebenarnya memiliki beberapa perbedaan yang dapat diidentifikasi. Ras didefinisikan sebagai kategorisasi manusia yang didasarkan pada karakteristik fisik. Sementara itu, suku merupakan bentuk kategorisasi yang lebih luas lagi. Suku merupakan kategorisasi yang biasanya didasarkan pada ras, agama, wilayah, kebahasaan, dan aspek kebudayaan lain.

Dalam mendefinisikan ras, beberapa pertimbangan biologis biasanya dipakai. Aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam mendefinisikan ras, pada umumnya, adalah warna kulit dan bentuk rambut. Sementara itu, suku biasanya lebih berkaitan dengan ekspresi dan identifikasi yang sifatnya kultural. Meskipun memiliki perbedaan, kedua konsep tersebut sama-sama merupakan sebuah konstruksi sosial yang membagi-bagi manusia ke dalam beberapa kelompok.

Namun, Profesor Jayne Ifekwunigwe; Peneliti Senior dari Duke Center on Genomics, Race, Identity, Difference (GRID); menolak pandangan ini. Sebagaimana dilansir dari Live Science, baik ras maupun suku mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan. Pembagian yang dilakukan berdasarkan ras dan suku juga memengaruhi beberapa aspek sekaligus.

Tak jarang, beberapa peristiwa besar di dunia, seperti peristiwa Holocaust, disebabkan oleh pembagian yang sama. Karena pengaruh yang sangat besar tersebut, konsep pembagian suku dan ras seharusnya tidak dipandang sebagai konstruksi sosial semata. “Dengan mempelajari ras dan suku, kita dapat mengetahui bagaimana dunia bekerja,” ujar Ifekwunigwe seperti dikutip dari Live Science, 8 Februari 2020.

Advertising
Advertising

Secara singkat, perbedaan antara ras dan suku terletak pada perbedaan dua sudut pandang keilmuan yang digunakannya. Konsep ras menggunakan cara pandang biologi untuk melakukan klasifikasi. Sementara itu, konsep suku menggunakan cara pandang ilmu sosial dan ilmu budaya untuk melakukan klasifikasi.

Tak hanya itu, perbedaan sudut pandang keilmuan tersebut berimplikasi pada cakupan keduanya. Konsep ras lebih sempit daripada konsep suku. Bahkan, sebagaimana dilansir dari National Geographic, ras sendiri merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk mengklasifikasi suku.

BANGKIT ADHI WIGUNA

Baca: Unik, Sistem Pemilihan Pemangku Adat Suku Andio di Banggai

Berita terkait

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

1 hari lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.

Baca Selengkapnya

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

7 hari lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

12 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Pegadaian Kembali Buka Relawan Bakti BUMN Batch V

16 hari lalu

Pegadaian Kembali Buka Relawan Bakti BUMN Batch V

Pegadaian bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai Kementerian BUMN dan BUMN grup untuk menjadi relawan pada program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Relawan Bakti BUMN Batch V.

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

16 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

52 hari lalu

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

BEM FISIP Unair Sambut Mahasiswa Phillip Universiteit Marburg Jerman: Rayakan Diversitas Kebudayaan

53 hari lalu

BEM FISIP Unair Sambut Mahasiswa Phillip Universiteit Marburg Jerman: Rayakan Diversitas Kebudayaan

Pertukaran budaya dilakukan mahasiswa Phillip Universiteit Marburg, Jerman dengan BEM FISIP Universitas Airlangga (Unair).

Baca Selengkapnya

Seniman Ingin Dana Abadi Kebudayaan Dipertahankan

58 hari lalu

Seniman Ingin Dana Abadi Kebudayaan Dipertahankan

Muncul selentingan pemerintah yang baru berniat memindahkan Dana Abadi Kebudayaan untuk urusan lainnya.

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

59 hari lalu

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Pembinaan Generasi Muda di Jakarta, BRIN: K-Pop Ala Betawi, Kenapa Tidak?

22 Februari 2024

Pembinaan Generasi Muda di Jakarta, BRIN: K-Pop Ala Betawi, Kenapa Tidak?

Budaya Betawi disebut terpinggirkan pada masa Orde Lama dan Baru sebab pemerintahnya cenderung menonjolkan keberagaman etnis, bukan budaya lokal.

Baca Selengkapnya