Varian Baru Covid-19 B.1.621 Diidentifikasi di 26 Negara

Rabu, 28 Juli 2021 21:46 WIB

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Varian baru lagi dari virus corona Covid-19, B.1.621, yang dijuluki varian Kolombia, sudah diidentifikasi di 26 negara di dunia. Hal tersebut didokumentasikan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang menjelaskan bahwa varian itu pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021.

“Telah terjadi peningkatan kasus yang dilaporkan pada bulan Juni dan Juli. Hampir setengah dari kasus tersebut terjadi di Amerika Serikat,” kata pihak WHO, seperti dikutip Newsweek, Selasa, 27 Juli 2021.

Carlos Migoya, CEO Jackson Health, menerangkan kepada ABC News bahwa varian itu juga bertanggung jawab atas 10 persen pasien Covid-19 yang dirawat di satu rumah sakit di Miami, Florida. “Itu berdasarkan hasil uji laboratorium patologi University of Miami, dan terbukti terinfeksi varian Kolombia.”

Migoya mengutip alasan munculnya varian bermutasi, dinamai menurut negara tempat asalnya, adalah karena orang-orang yang bepergian antara Kolombia dan Miami. Dia juga mengatakan kepada bahwa penyebaran varian baru yang cepat adalah hal yang sangat mengejutkan.

Laboratorium sequencing University of Miami melaporkan persentase varian kasus di antara pasien positif Covid-19 yang dipelajari, yakni 49 persen berasal dari varian Delta; 26 persen disebabkan varian Gamma dari Brasil; dan 10 persen dikaitkan dengan Varian Kolombia.

Advertising
Advertising

Dua bulan lalu, Varian Delta menyumbang 2 persen dari kasus Covid-19 di negara bagian. Sekarang, para profesional kesehatan khawatir bahwa varian Kolombia dan lainnya dapat menyebar pada tingkat yang mirip dengan Delta, meskipun tingkat penularannya saat ini tidak diketahui.

Public Health England (PHE) yang sedang melakukan penyelidikan di Inggris, melaporkan di mana dari 16 kasus telah terdeteksi di seluruh negeri, ada 10 kasus varian terdeteksi di London, dan sebagian besar kasus Inggris adalah berasal dari perjalanan internasional.

PHE juga mencatat belum ada bukti bahwa vaksin kurang efektif dalam mencegah varian Kolombia atau menyebabkan penyakit yang lebih parah. Para pakar kesehatan mendorong orang yang belum divaksinasi untuk segera mendapatkan suntikan vaksin agar bisa lebih terlindungi.

"Semakin banyak orang yang kita tinggalkan tanpa perlindungan dari vaksin, semakin banyak peluang untuk varian muncul," tutur Jennifer Nuzzo, ahli epidemiologi di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health.

NEWS WEEK | ABC NEWS | WPLG

Baca:
Waspada Covid-19 Varian Delta Plus, Ini Bedanya dengan Delta

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

21 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

2 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

9 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

15 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

15 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

16 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya