Studi IBM: WFH Bikin Perusahaan Makin Beralih ke Cloud

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Minggu, 8 Agustus 2021 16:03 WIB

Seorang pria berdiri di dekat logo IBM di Mobile World Congress di Barcelona, Spanyol, Senin, 25, Februari 2019. Kredit: ANTARA/REUTERS/Sergio Perez/am.

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil studi global IBM Security menyatakan bahwa bekerja jarak jauh atau dari rumah (WHF) mendorong perusahaan untuk semakin beralih ke komputasi awan (cloud), salah satunya karena faktor risiko keamanan siber yang lebih terjamin serta efisiensi biaya.

Laporan tersebut, dikutip pada Minggu, 8 Agustus 2021, menemukan bahwa WFH memiliki dampak signifikan pada respons pelanggaran data. Hampir 20 persen organisasi yang diteliti melaporkan bahwa bekerja jarak jauh merupakan faktor dalam pelanggaran data, dan pelanggaran ini pada akhirnya merugikan perusahaan sebesar US$ 4,96 juta (Rp 71 miliar).

Perusahaan dalam penelitian yang mengalami pelanggaran selama proyek migrasi cloud telah menelan biaya 18,8 persen lebih tinggi dari rata-rata. Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa mereka yang lebih maju dalam strategi modernisasi cloud mereka secara keseluruhan (tahap mature) mampu mendeteksi dan merespons insiden dengan lebih efektif – rata-rata 77 hari lebih cepat daripada mereka yang berada dalam adopsi tahap awal.

Di saat peralihan TI tertentu selama pandemi meningkatkan biaya pelanggaran data, organisasi yang mengatakan bahwa mereka tidak mengimplementasikan proyek transformasi digital apa pun untuk memodernisasi operasi bisnis mereka selama pandemi sebenarnya mengeluarkan biaya pelanggaran data yang lebih tinggi.

Perusahaan mengetahui bahwa mengadopsi pendekatan keamanan nol kepercayaan (zero trust) memiliki posisi yang lebih baik untuk menangani pelanggaran data. Pendekatan ini beroperasi dengan asumsi bahwa identitas pengguna atau jaringan itu sendiri mungkin sudah tersusupi, dan sebaliknya mengandalkan AI dan analitik untuk terus memvalidasi koneksi antara pengguna, data, dan sumber daya.

Advertising
Advertising

Organisasi dengan strategi nol kepercayaan yang matang menelan biaya pelanggaran data rata-rata sebesar US$ 3,28 juta – atau US$ 1,76 juta lebih rendah daripada mereka yang tidak menerapkan pendekatan ini sama sekali.

Laporan tersebut juga menemukan bahwa lebih banyak perusahaan yang menerapkan otomatisasi keamanan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang mengarah pada penghematan biaya yang signifikan.

Sekitar 65 persen perusahaan yang disurvei melaporkan bahwa mereka telah menerapkan otomatisasi sebagian atau penuh dalam lingkungan keamanan mereka, dibandingkan dengan 52 persen dua tahun lalu.

Organisasi-organisasi dengan strategi otomatisasi keamanan yang "diterapkan penuh" menelan biaya pelanggaran rata-rata US$ 2,90 juta, sedangkan organisasi yang tidak memiliki otomatisasi menelan lebih dari dua kali lipat biaya tersebut, yaitu US$ 6,71 juta.

Investasi dalam tim dan rencana respons insiden juga mengurangi biaya pelanggaran data di antara mereka yang diteliti. Perusahaan dengan tim respons insiden yang juga menguji rencana respons insiden mereka telah menelan biaya pelanggaran rata-rata sebesar US$ 3,25 juta, sedangkan perusahaan yang tidak memiliki keduanya menelan biaya rata-rata US$ 5,71 juta (perbedaannya 54,9 persen).

ANTARA

Baca:
Gandeng IBM, Komputer Kuantum Komersial Pertama di Jepang Mulai Beroperasi

Berita terkait

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

9 jam lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

5 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

5 hari lalu

Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

Google menjalin kerja sama dengan Israel lewat kontrak Project Nimbus untuk layanan komputasi awan atau cloud senilai hampir Rp 20 triliun.

Baca Selengkapnya

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

7 hari lalu

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

8 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

7 Alasan Resign Mendadak yang Tepat dan Tetap Profesional

10 hari lalu

7 Alasan Resign Mendadak yang Tepat dan Tetap Profesional

Ada beberapa alasan resign mendadak yang bisa Anda gunakan saat ingin mengundurkan diri. Pastikan Anda mengkomunikasikan dengan HRD.

Baca Selengkapnya

Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

11 hari lalu

Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.

Baca Selengkapnya

Diprotes Karyawan Google karena Kerja Sama dengan Israel, Apa Itu Proyek Nimbus?

12 hari lalu

Diprotes Karyawan Google karena Kerja Sama dengan Israel, Apa Itu Proyek Nimbus?

Proyek Nimbus adalah proyek komputasi cloud atau awan milik pemerintah dan militer Israel yang bekerja sama dengan Google dan Amazon.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Usai tapi Masih Bolos, Sleman Beri Sanksi pada ASN

13 hari lalu

Libur Lebaran Usai tapi Masih Bolos, Sleman Beri Sanksi pada ASN

Pegawai kantor pemerintahan di Yogyakarta mulai masuk kerja usai libur Lebaran, ada izin WFH.

Baca Selengkapnya

Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

13 hari lalu

Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

Para pengunjuk rasa menekan Google untuk mengakhiri kontraknya dengan Amazon untuk proyek cloud dan pembelajaran mesin Israel.

Baca Selengkapnya