Kepala BRIN Beberkan Tiga Masalah Pengembangan Vaksin Merah Putih

Rabu, 18 Agustus 2021 11:58 WIB

Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Rabu, 12 Agustus 2020. Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021. ANTARA/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, membeberkan beberapa masalah dalam pengembangan vaksin Covid-19 Merah Putih. Masalah tersebut di antaranya belum pernah ada tim pengembangan vaksin, alat produksi, dan fasilitas pengujian.

Menurut Handoko, pihaknya sudah melakukan evaluasi mendalam dan mendetail sejak Mei, dan baru menyadari bahwa masalah pertama sebenarnya belum pernah ada tim di Indonesia yang membuat vaksin dari sketch. Sehingga, kata dia, belum ada skill (keahlian) dan jam terbang.

“Apakah itu salah? Tentu tidak, justru pandemi Covid-19 ini kita jadikan pembelajaran bahwa kita akan masuk ke situ, pengembangan vaksin,” ujar dia dalam acara Webinar Kemerdekaan Riset untuk Merah Putih, Rabu, 18 Agustus 2021.

Masalah kedua adalah Indonesia perlu menyediakan mini Good Manufacturing Processes (GMP) untuk produksi terbatas yang terstandar, yang kemudian untuk diuji, baik praklinis maupun klinis. Handoko menjelaskan bahwa untuk melakukan uji obat, vaksin, imunomodulator, dan lainnya produk harus terstandar. “Nah, tapi alatnya itu tidak ada,” katanya lagi.

Mantan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu melanjutkan, sebenarnya industri farmasi sudah memilikinya yang bisa dimanfaatkan untuk dua platform, inactivated dan protein rekombinan. Namun, tidak mungkin meminta pihak Bio Farma untuk meminjamkannya, karena bisa mengganggu proses produksi yang ada di sana.

Advertising
Advertising

Karena alat produksi GMP harus tersertifikasi terstandar, artinya jika alat di Bio Farma digunakan dan dipinjamkan untuk vaksin Merah Putih, itu harus dibersihkan, processing, re-processing, kemudian disertifikasi ulang untuk produk vaksin.

“Itu bisa tiga-empat bulan waktunya, sehingga praktis kalau mengokupasi tiga-empat bulan jalur produksi Bio Farma tentu masalahnya akan lebih besar,” tutur dia.

Masalah ketiga terkait dengan fasilitas pengujiannya. Handoko yang merupakan pakar fisika lulusan Hiroshima University itu menjelaskan, Indonesia sebenarnya sudah memiliki animal BSL 3 yang terbesar di Cibinong, Jawa Barat. Namun, itu hanya bisa digunakan untuk pengujian dengan tujuan melihat efikasinya.

Sementara, perlu juga dilakukan pengujian di level primata atau macaca untuk melihat bagaimana keamanannya. “Yang macaca ini ya problem karena kan besar, animal BSL 3-nya harus jauh lebih besar, dan ternyata kita baru tahu belum ada animal BSL 3 yang siap untuk primata di negara kita,” ujar dia.

Handoko juga menambahkan bahwa tiga masalah tersebut menjadi fokus BRIN karena yang melakukan inovasi itu adalah periset bukan manajemen, sementara industri akan masuk jika risiko yang tinggi diminimalisir. “Hal inilah yang menjadi fokus kita bersama dan saya yakin ini akan didukung pemerintah, karena kalau tidak, kita tidak bisa menyelesaikan problem fundamental.”

Baca:
Eijkman: Vaksin Merah Putih Akan Diuji ke Virus Varian Delta

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

10 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

2 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

2 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya