Taliban Dikabarkan Sita Data Biometrik Sekutu Amerika

Kamis, 19 Agustus 2021 05:31 WIB

Anggota Taliban memberi memeriksa kendaraan di sebuah jalan di Kabul, Afganistan, 16 Agustus 2021. Taliban diberitakan berjaga di sekitar bandara Internasional Hamid Karzai. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Amerika Serikat membuat database besar data biometrik — satu laporan menyebut ada 25 juta entri — sebagai bagian dari upayanya untuk melacak musuh di Afghanistan.

Kini Amerika telah menarik diri dari negara itu, dan laporan dari The Intercept dan Reuters menunjukkan bahwa Taliban berpotensi menggunakan data tersebut untuk menargetkan sekutu yang tertinggal.

Menurut laporan itu, pengumpulan data biometrik terutama ditagih sebagai proyek militer. Namun, warga sipil Afghanistan yang bekerja untuk kedutaan besar Amerika dan pemerintah koalisi yang lebih luas dilaporkan juga dimasukkan dalam database itu.

Informasi biometrik yang dapat disimpan untuk orang-orang itu bervariasi. Militer Amerika menggunakan Handheld Interagency Identity Detection Equipment (HIIDE) untuk mengumpulkan semua data mulai dari pemindaian iris mata hingga sidik jari.

“Juga untuk mengidentifikasi informasi biografi,” kata seorang sumber yang tidak disebutkan namanya kepada The Intercept, sambil menambahkan bahwa sekarang perangkat itu dimiliki oleh Taliban.

Advertising
Advertising

Namun, ada beberapa informasi yang bertentangan tentang apakah Taliban benar-benar dapat mengakses dan mengambil tindakan dengan informasi yang telah dikumpulkan. “Taliban tidak memiliki peralatan untuk menggunakan data tersebut,” kata seorang mantan pejabat Operasi Khusus Angkatan Darat.

Mengakses data biometrik yang telah dikumpulkan mungkin kemudian jatuh ke pihak lain, seperti badan intelijen Pakistan, Inter-Services Intelligence. Menurut Reuters, laporan media lokal menjelaskan Taliban telah menggunakan data biometrik pemerintah dalam lima tahun terakhir untuk menargetkan anggota pasukan keamanan, dan memeriksa sidik jari mereka terhadap database.

Kemungkinan penyalahgunaan yang meluas dari data yang dikumpulkan membuat upaya menghindari pemindaian biometrik dan mengamankan identitas digital warga sipil menjadi semakin penting. Organisasi hak asasi manusia Human Rights First telah menerbitkan panduan tentang pengenalan biometrik dan melindungi identitas digital dalam bahasa Inggris, Farsi, dan Pashto yang seharusnya menjadi awal yang baik.

THE VERGE | REUTERS | THE INTERCEPT

Baca:
Konflik di Afghanistan: Ini Respons Facebook, Twitter, YouTube

Berita terkait

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

40 menit lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

56 menit lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

4 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

6 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

7 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

8 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

17 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

22 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

23 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya