Kekuatan Militer Afghanistan vs Taliban: Personil, Teknologi Senjata

Kamis, 19 Agustus 2021 09:02 WIB

Sejumlah milisi Taliban berjaga di luar bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afganistan, 16 Agustus 2021. Puluhan ribu warga Afganistan yang pernah bekerja dengan pemerintahan negara asing dikhawatirkan terancam bahaya saat Taliban menguasai Kabul. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Para analis dan pejabat mengatakan kemenangan Taliban jauh dari perkiraan, jika merujuk pada sumber daya pasukan pertahanan Afghanistan. Secara keseluruhan, tentu yang tetap memegang kendali Afghanistan.

Namun, Taliban kini menguasai Afghanistan, setelah serangan kilat sejak pasukan asing memulai penarikan pasukan mereka dari negara yang dijuluki Graveyard of Empires itu.

Berikut perbandingan kekuatan militer dari Afghanistan dan Taliban, seperti dikutip Aljazeera, 4 Agustus 2021:

Personil

Kekuatan total pasukan keamanan nasional Afghanistan—termasuk tentara, pasukan khusus, angkatan udara, polisi, dan intelijen—lebih dari 307.000 pada akhir April. Data tersebut dilaporkan Inspektur Jenderal Khusus Amerika Serikat untuk Rekonstruksi Afghanistan (SIGAR) akhir Juli lalu.

Advertising
Advertising

Pasukan tempur yang tersedia khusus kemungkinan sekitar 180.000, menurut perkiraan Direktur Pusat Stabilitas dan Pengembangan saluran televisi Singapura CNA, Jonathan Schroden. Sementara, kekuatan yang tepat dari Taliban, di sisi lain, tidak diketahui secara akurat. Pemantau Dewan Keamanan PBB tahun lalu mengatakan kelompok itu memiliki antara 55.000-85.000 pejuang.

Pendanaan

Bantuan asing sangat penting bagi Afghanistan, karena salah satu negara termiskin di dunia. Militernya membutuhkan US$ 5-6 miliar per tahun, menurut Layanan Penelitian Kongres Amerika. Washington biasanya menyediakan sekitar 75 persen dari dana itu dan telah menjanjikan dukungan berkelanjutan.

Keuangan Taliban tidak jelas. Pendapatan mereka diperkirakan antara US$ 300 juta-1,5 miliar per tahun, menurut pemantau PBB. Pemantau PBB mengatakan Taliban diduga menghasilkan dana dari industri narkotika besar negara itu, melalui pemerasan bisnis, kegiatan kriminal lainnya, dan dengan mengenakan pajak di daerah-daerah di bawah kendali mereka.

“Berdasarkan informasi yang tersedia jelas bahwa Taliban tidak berjuang sehubungan dengan perekrutan, pendanaan, senjata atau amunisi,” kata pihak PBB.

Pakistan, Iran dan Rusia telah dituduh oleh Washington dan Kabul memasok Taliban dengan sumber daya dan dukungan penasihat, tetapi ketiganya menyangkal tuduhan tersebut.

Senjata dan peralatan

Amerika menghabiskan puluhan miliar dolar untuk membangun kembali dan memperlengkapi militer Afghanistan setelah menggulingkan rezim Taliban sebelumnya pada 2001. Pasukan Afghanistan memiliki keunggulan teknologi atas Taliban, menggunakan berbagai macam senjata buatan Barat, termasuk senapan serbu modern, kacamata penglihatan malam, kendaraan lapis baja, artileri dan drone pengintai kecil.

Mereka juga memiliki sesuatu yang tidak dapat ditandingi oleh Taliban, yaitu angkatan udara. Militer Afghanistan memiliki armada yang tersedia sebanyak 167 pesawat, termasuk helikopter serang, menurut SIGAR melaporkan.

Di sisi lain, Taliban terutama menggunakan senjata ringan yang membanjiri Afghanistan selama beberapa dekade konflik—seperti senapan serbu AK-47 yang dirancang Soviet—sementara juga membelinya dari pasar gelap regional, kata para analis.

Selain senapan sniper dan senapan mesin, kelompok ini juga telah mengerahkan granat berpeluncur roket, mortir, dan roket kecil lainnya. Termasuk juga menjajal beberapa senjata anti-pesawat dan anti-tank dengan berbagai keberhasilan, tulis Antonio Giustozzi dalam bukunya tahun 2019 tentang Taliban.

Pembom bunuh diri dan alat peledak improvisasi (IED) telah menjadi salah satu senjata paling mematikan yang digunakan Taliban terhadap pasukan Afghanistan dan asing. Taliban juga telah menangkap dan menggunakan senjata dan peralatan buatan Barat yang dipasok ke militer Afghanistan, termasuk perangkat penglihatan malam, senapan serbu, dan kendaraan.

ALJAZEERA | CNA | SIGAR

Baca:
Warga Afghanistan Kejar Pesawat C-17, AU AS: Ada Sisa Mayat di Roda

Berita terkait

BNPB Kirim Helikopter dan Pesawat Caravan untuk Bantu Korban Banjir di Sulawesi Selatan

3 jam lalu

BNPB Kirim Helikopter dan Pesawat Caravan untuk Bantu Korban Banjir di Sulawesi Selatan

BNPB minta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi curah hujan, khususnya pada wilayah yang masih terdampak banjir dan tanah longsor.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

7 jam lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

1 hari lalu

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

Alat sadap IMSI Catcher berfungsi mengetahui lokasi seseorang lewat telepon seluler dengan cara intersepsi, metode yang lazim digunakan intelijen.

Baca Selengkapnya

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

1 hari lalu

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

Ada cara untuk menghindari kursi pesawat tanpa jendela, namun tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

1 hari lalu

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

Pesawat Lion Air JT 316 rute Surabaya-Banjarmasin delay selama lima jam karena menunggu kedatangan pesawat Lion Air dari Batam.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

1 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

2 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

2 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya