Langka, Kucing Rembah Muncul di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Rabu, 1 September 2021 15:26 WIB

Sebuah foto seekor kucing remaja yang menggemaskan muncul di grup Facebook Sahabat Gimbal Alas pekan lalu. Kredit: Toni Artaka

TEMPO.CO, Malang - Sebuah foto seekor kucing remaja yang menggemaskan muncul di grup Facebook Sahabat Gimbal Alas pekan lalu. Grup ini kepunyaan komunitas pegiat alam bebas Gimbal Alas Indonesia.

Kucing lucu itu sedang berdiam di antara dedaunan dan semak hutan bagian selatan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Ia dipotret pada 24 Agustus 2021 oleh Toni Artaka, petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) dan juga Kepala Resor Ranu Darungan, Balai Besar TNBTS.

“Aku sedang pengamatan burung di dalam hutan, eh tiba-tiba ada meong melintas dan lantas dia diam sebentar. Ya, langsung kusodrek (kufoto) beberapa frame,” kata Toni kepada Tempo, Rabu pagi, 1 September 2021.

Tentu saja kemunculan si meong sangat berharga dan menyenangkan TNBTS karena yang difoto Toni bukanlah kucing sembarangan. Ia masuk keluarga besar kucing hutan dari jenis kucing rembah (Prionailurus bengalensis atau Felis bengalensis), yang populasi dan sebarannya di dalam kawasan TNBTS belum terdata secara rinci.

Menurut Toni, kemunculan kucing rembah di dalam kawasan TNBTS, taman nasional seluas 50.276 hektare, sangat jarang. Selama 21 tahun berkarir di TNBTS, Toni sudah lima kali melihat kucing rembah.

Advertising
Advertising

Seingat Toni, kucing rembah pertama sekali terdokumentasikan pada 2014 dengan menggunakan perangkap kamera atau camera trap di area hutan Ranupani. Begitu pula penampakan kucing rembah yang nongol di layar camera trap pada 2015.

“Aku pernah lihat juga satu kali di Ranu Darungan dan dua kali di Senduro. Tapi si meong yang terfoto langsung ya cuma satu kali, 24 Agustus lalu itu,” ujar Toni, spesialis anggrek TNBTS.

Kepala Subbagian Data, Evaluasi Laporan dan Hubungan Masyarakat Balai Besar TNBTS Sarif Hidayat pun mengaku belum mempunyai rincian data kucing rembah.

Menurut Sarif, kemunculan kucing rembah menandakan kondisi habitat yang masih ideal untuk satwa tersebut. Kucing rembah beberapa kali ditemukan baik oleh petugas atau masyarakat. “Namun penelitian lebih lanjut mengenai populasi masih belum dilakukan. Semoga ke depan satwa tersebut tetap ada dan TNBTS tetap menjadi benteng/habitat yang lestari bagi satwa liar,” kata Sarif.

Dari penelusuran Tempo, di Indonesia, kucing rembah mempunyai beragam sebutan nama, yaitu kucing akar, kucing tandang, kucing blacan, kucing congok, kucing kuwuk, macan akar, macan rembah, dan macan rembang. Karena corak bulunya mirip macan tutul, kucing hutan disebut juga leopard cat alias kucing macan tutul.

Nama ilmiah Prionailurus bengalensis dan leopard cat juga resmi tertera di laman web lembaga konservasi dunia IUCN (International Union for Conservation of Nature), tapi nama Felis bengalensis masih sah dipakai walau nama ilmiah ini dianggap sudah usang oleh sebagian peneliti.

Secara global di Indonesia terdapat tiga jenis kucing hutan endemik yang hidup di belantara Indonesia, yaitu javanensis (Jawa-Bali), sumatranus (Sumatera), dan borneoensis (Kalimantan).

Bodi kucing rembah tidak besar-besar amat, masih seukuran kucing rumahan. Badannya memiliki motif totol-totol hitam dan pada pada bagian bawah perutnya berwarna putih dengan totol cokelat tua. Ia berbulu halus pendek dengan warna khas kuning kecokelatan, dengan belang hitam di bagian kepala sampai tengkuk. Ekornya panjang dan bahkan panjangnya melebihi setengah badannya.

Kucing rembah jago memanjat, gesit melompat, mahir berenang, dan piawai berburu. Mamalia ini masuk golongan hewan nokturnal yang biasa berburu mangsa di malam hari. Mangsa berukuran kecil yang diincar adalah burung, serangga, tikus, kelinci, ayam hutan, tupai, musang, hewan amfibi seperti kodok, serta reptil seperti kadal, dan bunglon, dan ular kecil.

Habitat macan akar biasanya berupa hutan dataran rendah dan jarang ditemukan di hutan dataran tinggi. Kendati masuk golongan kucing hutan, macan akar tidak hanya mendiami rimba. Ia pun kerap muncul di kawasan permukiman atau perkebunan warga yang ekosistemnya masih lestari. Itu pula sebabnya macan akar dijuluki pula sebagai kucing tandang alias kucing yang suka “bertamu” di permukiman manusia.

Populasi kucing rembah diduga masih sangat banyak. Status konservasi Prionailurus bengalensis dalam Daftar Merah IUCN 2014 disebutkan berstatus least concern (LC) alias spesies dengan tingkat risiko rendah yang sudah dievaluasi, tapi tidak masuk dalam kategori mana pun.

Sedangkan dalam Konvensi Perdagangan Internasional Flora dan Fauna Liar Spesies Terancam (CITES), kucing rembah masuk dalam Apendiks II. Hal ini berarti kucing rembah masuk daftar spesies yang tidak terancam kepunahan tapi mungkin terancam kelestariannya apabila perdagangannya terus berlanjut tanpa pengaturan.

Kucing rembah acap jadi incaran pemburu untuk diperjualbelikan dan dijadikan kucing rumahan. Bahkan, secara kasuistis, kucing rembah juga dikonsumsi. Selain perburuan, keberadaan kucing rembah juga terancam oleh kerusakan habitat akibat penebangan pohon, kebakaran, dan alih fungsi lahan.

Pemerintah Indonesia sendiri menabalkan status konservasi bagi kucing rembah sebagai satwa dilindungi seperti disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Dalam beleid itu disebutkan kucing rembah dan 5 jenis kucing hutan lainnya berstatus hewan predator yang dilindungi. Kelima jenis kucing hutan lainnya adalah Catopuma badia (kucing merah), Pardofelis marmorata (kucing batu), Felis planiceps (kucing dampak), Catopuma temmincki (kucing emas), dan Prionailurus viverrinus (kucing bakau).

Maka, walau populasinya belum terancam, kucing rembah dan seluruh jenis kucing lainnya dilarang diburu, ditangkap, diperjualbelikan, dan dipelihara. Pelanggar larangan itu bisa dipidana penjara maksimal 5 tahun dan denda paling banyak Rp 100 juta, sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Baca:
Guru Besar IPB Jelaskan Mengapa Kucing Jantan Belang Tiga Langka

Berita terkait

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

1 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

4 hari lalu

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

Gunung Bromo akan ditutup sementara mulai dari 25 April 2024

Baca Selengkapnya

Tak Banyak Diketahui Orang, Ini Fungsi Utama Kumis Kucing

11 hari lalu

Tak Banyak Diketahui Orang, Ini Fungsi Utama Kumis Kucing

Banyak yang tidak mengetahui jika kumis kucing membantu kucing mendarat dengan selamat ketika melompat tingggi. Berikut fakta lainnya.

Baca Selengkapnya

5 Kepribadian Kucing yang Perlu Anda Ketahui

11 hari lalu

5 Kepribadian Kucing yang Perlu Anda Ketahui

Penting untuk memahami dan mengenali berbagai macam kepribadian kucing peliharaan Anda.

Baca Selengkapnya

8 Tips Merawat Kucing Anggora

11 hari lalu

8 Tips Merawat Kucing Anggora

Kucing anggora memerlukan perhatian khusus dalam hal perawatan bulu dan kebersihan.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

11 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

IPB Buka Fasilitas Penitipan Hewan Peliharaan, dari Kucing sampai Babi

19 hari lalu

IPB Buka Fasilitas Penitipan Hewan Peliharaan, dari Kucing sampai Babi

Fasilitas milik Rumah Sakit Hewan Pendidikan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University ini diklaim yang terbesar se-ASEAN.

Baca Selengkapnya

Sambut Lebaran, Sebanyak 3,5 Ton Sampah Gunung Bromo Dibersihkan

19 hari lalu

Sambut Lebaran, Sebanyak 3,5 Ton Sampah Gunung Bromo Dibersihkan

Sekitar 85 persen volume sampah yang diangkut dari Gunung Bromo berasal dari area Tengger Laut Pasir dan Penanjakan.

Baca Selengkapnya

Tempat Penitipan Hewan Peliharaan Laris Jelang Lebaran, Berapa Tarifnya?

20 hari lalu

Tempat Penitipan Hewan Peliharaan Laris Jelang Lebaran, Berapa Tarifnya?

Tempat penitipan hewan, terutama kucing dan anjing, banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yang hendak mudik lebaran.

Baca Selengkapnya

Banyak Sampah, Kawasan Wisata Gunung Bromo Ditutup

24 hari lalu

Banyak Sampah, Kawasan Wisata Gunung Bromo Ditutup

Penutupan sementara bertujuan memulihkan kawasan dengan cara membersihkan sampah-sampah dari kawasan Bromo.

Baca Selengkapnya