Dosen Unair Ungkap Penyebab Meningkatnya Emisi Gas Karbon

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Selasa, 7 September 2021 13:10 WIB

Hutan mangrove di Pantai Ayah, memiliki bentuk unik, tak sekadar rimbun. Pepohonan itu seperti pulau-pulau yang muncul dari laut. TEMPO/Shinta Maharani

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia menempati peringkat ke-8 negara penghasil emisi gas rumah kaca di dunia menurut data World Resource Institute (WRI) pada 2018. Ironis mengingat Indonesia adalah paru-paru dunia. Lantas apa saja penyebab meningkatnya emisi gas karbon?

Dosen Fakultas Perikanan Univeritas Airlangga (Unair), Wahyu Isroni, mengatakan terjadinya pemanasan global akibat efek rumah kaca tak lepas dari peningkatan karbon karena aktivitas manusia. Deforestasi hutan juga memperparah hal ini. Menurut dia, deforestasi hutan mangrove secara signifikan menurunkan resapan karbondioksida (CO2) di Indonesia.

"Saat ini penebangan hutan mangrove untuk pembukaan lahan baru mencapai 52.000 hektar per tahun. Tentu saja serapan karbondioksida di Indonesia akan menurun drastis" kata Wahyu seperti dikutip Tempo dari laman Unair News, Minggu, 5 September 2021.

Wahyu menilai kondisi hutan mangrove di Pulau Jawa dan Sulawesi sudah dikategorikan rusak. Padahal, mangrove punya kemampuan tinggi untuk mereduksi karbon. Mangrove bisa menyerap karbon hingga 52,85 ton CO2/ha/tahun.

Selain itu, ekosistem estuari seperti "padang lamun" yang punya daya serap karbondioksida yang tinggi juga mulai hilang. "Jika mengacu pada Kepmen LH Nomor 200 Tahun 2004, status Padang lamun di Indonesia dikategorikan 'kurang sehat'," ungkapnya.

Advertising
Advertising

Padahal, kata dia, padang lamun mampu menyerap 6,59 ton C/ha/tahun dan 24,13 ton CO2/ha/tahun. Padang lamun ini berpotensi rusak akibat limbah dan aktivitas manusia.

Dalam penelitiannya, sektor wisata dan kapal perikanan turut memberi sumbangsih karbon yang cukup tinggi. Transportasi wisata dan pengoperasian kapal, mulai dari pemanasan hingga pelayaran bisa menghasilkan karbon.

"Berdasarkan data, kapal motor tempel dan kalap motol jumlahnya jika ditotal mencapai 500 ribu. Bayangkan jika dalam satu hari semua berlayar bersamaan dalam satu wilayah, berapa karbon yang bisa dihasilkan?" ujarnya retoris.

Wahyu turut mengaitkan menipisnya stok perikanan dengan peningkatan emisi karbon. Di beberapa Wilayah Pengelolaan untuk Penangkapan Ikan (WPPN RI), stok ikan menipis sehingga nelayan harus berlayar lebih jauh untuk melaut. Ini tentu berdampak pada peningkatan emisi gas akibat motor dari kapal.

"Dari beberapa fenomena ini menunjukkan bahwa penghapus jejak karbon satu persatu sudah berkurang. Namun, peningkatan emisi karbon kita meningkat. Jika perilaku tidak segera kita ubah, ya tinggal menunggu waktu saja," kata Wahyu.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Pandemi Covid-19 Turunkan Emisi Karbon Dunia 7 Persen

Berita terkait

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

2 hari lalu

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran kapal Indonesia telah diakui dunia internasional.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

3 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

7 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

8 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

11 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

11 hari lalu

Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

Mangrove juga punya potensi pemanfaatan jasa lingkungan seperti pengembangan ekowisata serta tempat berkembang aneka biota laut.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

13 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

14 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

16 hari lalu

Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

Sejumlah penumpang di Kota Ternate, Maluku Utara tujuan Manado, Sulawesi Utara, beralih menggunakan kapal antarpulau lintas Kota Ternate-Manado.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lonjakan Arus Balik Lebaran, Perjalanan Kapal Sumatera ke Jawa Ditambah

23 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Arus Balik Lebaran, Perjalanan Kapal Sumatera ke Jawa Ditambah

Kemenhub tambah perjalanan kapal untuk antisipasi lonjakan arus balik Lebaran untuk penyeberangan dari Sumatera ke Jawa.

Baca Selengkapnya