PANDI: Penerapan Aksara Nusantara Butuh Sinergi

Reporter

Erwin Prima

Editor

Erwin Prima

Minggu, 12 September 2021 21:14 WIB

Webinar menyambut Hari Aksara Internasional 8 September dengan tema "Back To The Future: Peran Aksara Nusantara Pada Era Industri 4.0". Kredit: PANDI

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) , Yudho Giri Sucahyo, mengatakan upaya penerapan aksara Nusantara yang dimulai sejak tahun lalu merupakan perjalanan panjang yang membutuhkan sinergi banyak pihak.

“Kerja sama pentaheliks sudah benar-benar terwujud karena kita punya teman-teman dari unsur pemerintah seperti BSN, Kominfo, dan pemerintah daerah. Kemudian dari unsur akademisi dan komunitas pegiat aksara, termasuk rekan-rekan media,” papar Yudho dalam webinar baru-baru ini menyambut Hari Aksara Internasional 8 September dengan tema “Back To The Future: Peran Aksara Nusantara Pada Era Industri 4.0”.

Acara ini juga dihadiri Onno W. Purbo (Pakar Teknologi Informasi), Richard Mengko (Akademisi ITB), Cokorda Rai Adi Pramartha (Akademisi UNUD), Ilham Nurwansah (PPIM UIN Jakarta), Sarah Anais Andrieu (EHESS/CNRS Paris), Mayastria Yektiningtyas (Badan Standardisasi Nasional), M. Shidiq Purnama (CRO PANDI), dan di Moderatori oleh Heru Nugroho selaku Wakil Ketua Bidang Pengembangan Usaha, Pemasaran, dan Kerjasama PANDI sekaligus penggagas program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN).

Shidiq menambahkan bahwa saat ini PANDI sedang fokus mendukung aksara-aksara yang sudah terdaftar di UNICODE agar memenuhi standar ISO dan SNI, sehingga dapat diakui oleh dunia.

Dalam kaitannya dengan aksara Nusantara, Richard Mengko mengatakan PANDI sebagai inisiator digitalisasi aksara harus mampu membuat platform yang merangkum semua aksara. Sementara dalam kurikulum sekolah, pengenalan aksara harus mencakup kekayaan aksara di Indonesia. “Setelah mengetahui keragaman aksara, para siswa dapat lebih spesifik mendalami salah satu aksara,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Senada dengan Richard, Onno W. Purbo menekankan pentingnya pemanfaatan aksara dalam bidang teknologi informasi. Ada kesempatan bagi aksara Nusantara untuk dijadikan bahasa pemrograman komputer dan sistem keamanan. Namun, masalah terbesar saat ini adalah bagaimana agar aksara Nusantara menjadi default di berbagai sistem operasi.

“Namun, hal yang cukup penting juga adalah menjadikan aksara Nusantara sebagai wahana untuk menggali wisdom (kearifan) nenek moyang kita, mengubah sesuatu yang tacit knowledge menjadi explicit knowledge. Ini bisa dilakukan dengan machine learning (pembelajaran mesin) dan Artificial Intelligece (AI), lalu mengekstrak kearifan nenek moyang kita. Tentu saja salah satu syaratnya aksara Nusantara harus dapat dikenali oleh komputer,” terang Onno.

Sejalan dengan itu, di Bali Cokorda Rai mengembangkan papan ketik khusus untuk aksara Bali dan mendapat tanggapan baik dari pemerintah dan masyarakat. Pembuatan produk ini merupakan jawaban atas tantangan dan peluang dalam pengembangan aksara Bali.

“Bukan hanya untuk orang-orang yang tinggal di Bali, mereka yang berada di luar Bali pun dapat belajar aksara Bali. Meskipun ada tantangan bahwa generasi muda Bali lebih menyukai bahasa Indonesia dan aksara Latin, pembuatan papan ketik dapat memberi peluang bagi siapa pun yang mau belajar aksara Bali. Lebih jauhnya, ini merupakan upaya agar komputer bisa mengenali teks beraksara Bali sehingga menghasilkan informasi yang tepat bagi pengguna,” kata Cokorda Rai.

Sementara Sarah Anais Andrieu memaparkan pentingnya menjadikan akar budaya menjadi sumber daya yang bisa dimanfaatkan oleh generasi sekarang. Budaya di dunia digital harus memiliki nilai agar dapat dijaga, dipegang, dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkaitan dengan warisan budaya tersebut.

“Agar tidak hilang, budaya semestinya hadir dalam siber-fisik. Digitalisasi akan menjadi medium untuk adaptasi, bagaimana aksara yang sudah jarang dipakai bisa muncul kembali dan menjadi tren di dunia digital. Hal ini dapat memperluas ruang bagi budaya dan bahasa. Dengan menjadikan akar sebagai sumber daya, maka akan ada penangkapan adaptasi baru, pertukaran informasi, juga kreasi dan inovasi untuk aksara tersebut,” ujar Sarah.

Di sisi lain Ilham Nurwansah menjelajah sejarah aksara-aksara di Nusantara, sejak mulai ditemukan hingga upaya pengembangannya di era modern. “Namun, dalam pengembangan aksara di dunia digital masih ada kendala karena belum semua aksara tampil dengan baik dalam berbagai aplikasi. Hal ini karena belum ada keseragaman atau standar dari aksara tersebut,” ucap Ilham.

Untuk menjawab masalah standardisasi tersebut, Mayastria Yektiningtyas dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah mengupayakan Persetujuan usulan program Nasional Perumusan Standar (PNPS) untuk beberapa aksara nusantara sebagai kebutuhan mendesak di tahun 2021.

“Kita banyak budaya, tapi tidak didokumentasikan. Jadi ini sebagai salah satu dokumentasi nasional. Di ISO internasional misalnya ada aksara Bali, tapi tidak ada keterangan bahwa itu aksara milik Indonesia. Agar menjadi milik Indonesia, maka harus tertuang dalam standar nasional Indonesia, selain untuk kebutuhan digitalisasi,” kata Mayastria.

Heru Nugroho menyimpulkan bahwa selama ini aksara Nusantara atau aksara daerah selalu dipandang sebagai sesuatu yang harus dilestarikan, dilindungi dan dijaga dari kepunahan. “Hal itu benar adanya, tetapi jika terus bergelut dalam pelestarian, aksara Nusantara akan sulit dikembangkan, apalagi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya PANDI akan terus fokus pada upaya digitalisasi,” ujarnya.

“Dalam dua tahun ini, PANDI melalui program bertajuk Merajut Indonesia melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN) masih mengedepankan pelestarian aksara. Mulai saat ini paradigma tersebut akan ditujukan pada upaya penerapan dan pemanfaatan, yaitu bagaimana agar aksara Nusantara ikut berperan dalam kemajuan teknologi, terutama di era industri 4.0,” pungkas Heru.

Baca:
PANDI Bikin Website Merajutindonesia.id, Aplikasi untuk Semua Aksara Nusantara

Berita terkait

Kominfo Akan Panggil Penerbit Game Online soal Klasifikasi Umur dan Adegan Berbahaya

7 jam lalu

Kominfo Akan Panggil Penerbit Game Online soal Klasifikasi Umur dan Adegan Berbahaya

Kominfo akan sosialisasi larangan peredaran game online yang memunculkan indikasi kekerasan berupa darah darah hingga soal klasifikasi umur.

Baca Selengkapnya

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

2 hari lalu

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

Kominfo menggandeng BSSN untuk menjaga keamanan siber selama penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali

Baca Selengkapnya

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

2 hari lalu

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

Balai Pengujian Perangkat Telekomunikasi di Tapos, Depok, akan menjadi gerbang bagi produk gawai asing yang akan masuk ke pasar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

3 hari lalu

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

Kementerian Kominfo yakin kedatangan investor asing seperti Starlink tak akan mengganggu bisnis perusahaan penyedia layanan telekomunikasi eksisting.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Indonesia akan Berangkat ke Australia untuk Belajar Publisher Right

3 hari lalu

Pemerintah Indonesia akan Berangkat ke Australia untuk Belajar Publisher Right

Indonesia akan mempelajari publisher rights langsung dari Australia, negara yang berpengalaman mengatur hubungan pers dan platform digital.

Baca Selengkapnya

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

3 hari lalu

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.

Baca Selengkapnya

Perlu Regulasi untuk Mengatasi Dampak Buruk AI, Begini Kata Sekjen Kominfo

6 hari lalu

Perlu Regulasi untuk Mengatasi Dampak Buruk AI, Begini Kata Sekjen Kominfo

Walau AI meningkatkan produktivitas dan efisiensi, tapi tak jarang juga mampu memproduksi hoaks, disinformasi dan bahkan deepfake.

Baca Selengkapnya

Wamen Nezar Patria Ajak Permias Seattle Ambil Bagian Manfaatkan Ekonomi Digital Indonesia

6 hari lalu

Wamen Nezar Patria Ajak Permias Seattle Ambil Bagian Manfaatkan Ekonomi Digital Indonesia

Pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia dengan mempercepat transformasi digital dan mengembangkan talenta digital nasional

Baca Selengkapnya

Judi Online: Seperti Menghadapi Hantu hingga Menarget hanya Operator Level Bawah

8 hari lalu

Judi Online: Seperti Menghadapi Hantu hingga Menarget hanya Operator Level Bawah

Pengamat kepolisian dari ISESS Bambang Rukminto mengatakan problem pemberantasan judi online tak menyentuh akar masalah

Baca Selengkapnya

Kominfo Gandeng Tony Blair Institute Antisipasi Kejahatan Artificial Intelligence

15 hari lalu

Kominfo Gandeng Tony Blair Institute Antisipasi Kejahatan Artificial Intelligence

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Tony Blair Institute for Global Change bekerja sama antisipasi kejahatan Artificial Intelligence.

Baca Selengkapnya