Cegah Perubahan Iklim Memburuk, Fosil Minyak Bumi Harus Tetap Terkubur

Reporter

Tempo.co

Senin, 13 September 2021 19:35 WIB

Sebuah SPBU di Kediri tutup karena kehabisan BBM (6/1). Himpunan Pengusaha Nasional Minyak dan Gas Kediri menuntut ganti rugi kepada Pertamina atas keterlambatan pasokan. Foto: ANTARA/Arief Priyono

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan iklim atau climate change memiliki berbagai dampak yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Dilansir dari worldwildlife.org, climate change mampu menaikkan suhu bumi hingga lebih dari satu derajat celcius. Akibatnya, banyak makhluk hidup rentan, seperti tanaman dan hewan liar, terancam hidupnya.

Melelehnya es di kutub, meningkatnya air laut, hingga cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab dari terancamnya kehidupan di bumi. Tidak menutup kemungkinan bahwa manusia akan berada dalam keadaan yang sama dengan tanaman dan hewan.

Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh para aktivis dan akademisi lingkungan untuk mencegah climate change dan berbagai dampak buruknya. Beberapa upaya yang telah dilakukan, antara lain melakukan advokasi kebijakan climate change, mengampanyekan pengurangan emisi karbon bagi perusahaan-perusahaan minyak dan gas, dan membantu masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan iklim yang serba cepat.

Selain upaya tersebut, beberapa upaya yang cukup Radikal pun juga diusulkan oleh para ilmuwan. Dilansir dari bbc.com, beberapa ilmuwan bahkan mengusulkan supaya beberapa fosil penyebab climate change tetap berada di perut bumi. Para ilmuwan mengestimasi supaya 60 persen fosil minyak dan gas bumi tidak digali dalam waktu dekat. Selain minyak dan gas bumi, sebanyak 90 persen batubara juga direkomendasikan untuk tidak digali. Hal tersebut bertujuan supaya pada 2050 suhu panas global tidak menembus 1,5 derajat celcius.

Estimasi tersebut dilakukan setelah para ilmuwan merasa optimis melihat penurunan panas bumi pada dua tahun terakhir. Pengurangan mobilitas yang dilakukan selama pandemi Covid-19 membuat suhu global menurun drastis. Apabila dunia dapat mengurangi suhu global sebanyak 3 persen per tahun hingga 2050, dampak terburuk dari climate change dapat dihindari.

Advertising
Advertising

Meskipun demikian, para ilmuwan justru menemukan fakta yang berkebalikan di lapangan. Banyak ekstraksi minyak dan gas bumi yang telah direncanakan dan dianggarkan beberapa tahun ke depan. Akibatnya, upaya untuk menekan naiknya suhu global bisa saja gagal. Selain itu, perjanjian internasional yang dilakukan di Paris pada 2015 guna mengurangi suhu global sepertinya juga akan dilanggar oleh beberapa negara.

Para ilmuwan mengakui bahwa prakiraan, perhitungan, dan inovasi semata tidak akan mampu menghambat laju climate change. Sebuah kehendak politik atau political will yang kuat dari berbagai aktor internasional diperlukan untuk membuat kebijakan yang radikal guna mencegah perubahan iklim.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Pemberdayaan Perempuan Berperan Kontrol Perubahan Iklim, Begini Penjelasannya

Berita terkait

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

17 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

17 jam lalu

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

Laba bersih meningkat 68,6 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya

Gojek Luncurkan Penawaran Langganan Gojek Plus dengan Diskon hingga Rp 12 Ribu

19 jam lalu

Gojek Luncurkan Penawaran Langganan Gojek Plus dengan Diskon hingga Rp 12 Ribu

Bagi pelanggan yang sudah berlangganan Go Plus otomatis akan beralih ke Gojek Plus.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

1 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

3 hari lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

4 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

7 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

7 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

8 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya