Guru Besar UI dan Pakar Lulusan Harvard Jelaskan Mutasi Covid-19 dan Varian Baru

Kamis, 16 September 2021 11:05 WIB

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Jakarta, Tjandra Yoga Aditama, membeberkan penyebab Covid-19 bermutasi. Menurutnya, ada beberapa aspek yang berperan dalam mutasi virus, bahkan sampai muncul varian baru.

“Secara sederhana, kejadian apa pun di ilmu kesehatan itu tergantung tiga hal, manusia itu sendiri, penyebab penyakit, dan lingkungan. Jadi keseimbangan dan ketidakseimbangan dari aspek itu berperan,” ujar dia dalam acara virtual Kuliah Pakar Magister Sains Biomedis, Universitas YARSI, Rabu, 15 September 2021.

Untuk kondisi lingkungan, Tjandra mencontohkan, pada awal pandemi, Covid-19 menyebar pada Januari-Maret 2020 di musim dingin sehingga memunculkan argumen bahwa virus SARS-CoV-2 itu akan hilang ketika musim panas dengan aspek lingkungan berpengaruh.

Begitu musim panas datang, Covid-19 tidak hilang, bahkan di India dengan kondisi cuaca yang cukup panas sempat mengalami lonjakan kasus yang sangat tinggi. “Jadi dalam aspek lingkungan terbantahkan bukan secara ilmiah, tapi dengan kondisinya,” katanya lagi

Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu menambahkan, dari segi manusia atau host dan penyebab penyakit, jelas virus membutuhkan tempat untuk hidup, yaitu manusia, binatang, bahkan bukan tidak mungkin juga termasuk tanaman.

Advertising
Advertising

Menurut Tjandra, sepanjang penularan antarmanusia terjadi, virus akan menerus ada dan berkembang biak. Jika penularan di masyarakat tinggi, maka replikasi virusnya pasti bertambah banyak, dan pada waktu bertambah banyak, virus melakukan copy paste tubuhnya, cuma tidak sama persis. Sebagian dari bagian tubuhnya berubah, itulah yang namanya mutasi.

“Kalau bagian yang berubahnya cukup banyak, itu bisa memunculkan varian baru. Nah itu konsep umum tentang mutasi virus,” tutur Tjandra.

Senada dengan Tjandra, Dosen Pascasarjana Biomedis di Universitas YARSI, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, menerangkan, virus untuk bisa berubah perlu “bertemu” dengan manusia. “Karena di situlah penggandaan itu terjadi, copy paste terjadi,” ujar Ahmad.

Peraih gelar PhD Molecular Medicine, University of Texas Health Science Center, Amerika Serikat itu mengatakan Covid-19 varian baru biasanya muncul di wilayah yang belum terkendali penanganannya, seperti di Kolombia, Brasil, termasuk India yang sempat melonjak tajam kasusnya. Sementara di Cina, tempat diduga pertama kali virus diidentifikasi tidak ada varian baru, karena langsung terkendali dengan pembatasan sosial yang ketat.

Artinya, kata Ahmad, ketika virus bisa menemukan inang yang imunokompromi—menurunnya sistem imun—khususnya pada para lansia, itu akan menjadi masalah, dan virus bisa bertahan lama dan tidak bisa kemana-mana. Tapi, terhadap orang yang sehat, cukup dua minggu bisa hilang.

“Nah orang dengan imunokompromi itu jadi produser mutan. Ketika orang itu akhirnya mengembuskan napasnya keluar, itu yang muncul kan bisa jadi mutasi atau varian tertentu,” tutur Ahmad.

Lulusan Postdoctoral Fellow Department of Pathology Harvard Medical School, Boston, Amerika Serikat itu, juga mengingatkan bahwa ketika varian virus itu sudah termodifikasi, maka bisa mengenai berbagai macam orang. “Baik orang yang belum divaksin, maupun orang yang sudah divaksin,” katanya.

Baca:
Guru Besar FKUI: Dunia Tidak Siap Hadapi Pandemi Covid-19

Berita terkait

Kasus Covid-19 Meningkat, Sandiaga Uno tak Larang Wisatawan Singapura Masuk Indonesia

21 jam lalu

Kasus Covid-19 Meningkat, Sandiaga Uno tak Larang Wisatawan Singapura Masuk Indonesia

Sandiaga Uno menegaskan, tidak ada larangan warga Singapura untuk berwisata ke tanah air meskipun terjadi lonjakan covid-19 di negeri jiran tersebut

Baca Selengkapnya

Lonjakan Covid-19 di Singapura Dinilai Tidak Berdampak ke Indonesia, Imbas Capaian Vaksinasi

23 jam lalu

Lonjakan Covid-19 di Singapura Dinilai Tidak Berdampak ke Indonesia, Imbas Capaian Vaksinasi

Di saat fase pandemi telah berakhir, bukan berarti masyarakat terbebas dari terinfeksi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Covid-19 Melonjak di Singapura, Epidemiolog Ungkap Risiko Long Covid tapi Tidak Separah Varian Delta

1 hari lalu

Covid-19 Melonjak di Singapura, Epidemiolog Ungkap Risiko Long Covid tapi Tidak Separah Varian Delta

Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan potensi chaos (kekacauan) bisa saja terjadi saat lonjakan kasus infeksi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Pakar: Mutasi Virus Makin Menular tapi Tidak Mematikan

1 hari lalu

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Pakar: Mutasi Virus Makin Menular tapi Tidak Mematikan

Pemerintah Singapura mengatakan perkiraan jumlah kasus Covid-19 meningkat hampir dua kali lipat pada Mei ini, sementara virus makin menular.

Baca Selengkapnya

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

2 hari lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

2 hari lalu

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

2 hari lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

2 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

3 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Catat Biaya Kuliah Kedokteran Universitas YARSI 2024

3 hari lalu

Catat Biaya Kuliah Kedokteran Universitas YARSI 2024

Cek besaran biaya pendidikan Universitas YARSI tahun akademik 2024-2025

Baca Selengkapnya