TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai negara telah berjibaku menghadapi dan menangani pandemi Covid-19. Namun, Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan bahwa dunia pada dasarnya tidak siap menghadapi pandemi ini.
“Sama seperti pada saat menghadapi pandemi virus H1N1 pada tahun 2009,” ujar dia dalam acara virtual Kuliah Pakar Magister Sains Biomedis, Universitas YARSI, Jakarta, Rabu, 15 September 2021.
Pada saat pandemi H1N1, Tjandra yang juga Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu, menceritakan bahwa dirinya terlibat menjadi anggota tim yang menilai situasi pandemi. Kemudian muncul laporan pada 2011 yang menyebutkan bahwa dunia tidak siap menghadapi pandemi H1N1. “Artinya, sekarang sudah sepuluh tahun, dunia tidak siap juga, ini bagi saya cukup menyedihkan,” katanya lagi.
Tjandra yang merupakan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020 itu menambahkan, ketidaksiapan dunia menghadapi pandemi Covid-19 juga disampaikan oleh tim panel independen saat ini. Tim tersebut dipimpin mantan Perdana Menteri Selandia Baru, Helen Clark, dan mantan Presiden Liberia, Ellen Johnson yang merupakan peraih Nobel Peace Prize.
Menurut Tjandra, tim tersebut menjelaskan bahwa sistem peringatan pandemi global tidak sesuai dengan tujuannya. Bahkan disebutkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO kekurangan tenaga dalam menangani pandemi yang disebabkan SARS-CoV-2 ini.
“Yang jelas, bagi panel independen, langkah-langkah kesehatan masyarakat harus lebih kuat diterapkan pada otoritas kesehatan lokal dan nasional,” tutur Tjandra menyebutkan laporan dari tim panel independen itu.
Baca:
Guru Besar FKUI Sebut Turunnya Kasus Covid-19 Indonesia Bukan Karena Kekebalan