Mengenal Fungsi Matahari Sebagai Penggerak Cuaca Antariksa

Kamis, 16 September 2021 13:39 WIB

Seorang warga menikmati keindahan Aurora Borealis atau Cahaya Utara yang menghiasi atas langit dekat Rovaniemi di Lapland, Finlandia 25 September 2020. REUTERS/Alexander Kuznetsov

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti bidang fisika Matahari dari Pusat Sains Antariksa LAPAN, Johan Muhammad, menjelaskan bagaimana Matahari berdampak pada kehidupan Bumi. Menurutnya, bintang terdekat dengan Bumi yang juga sebagai pusat tata surya itu tidak hanya menjadi sumber energi bagi makhluk hidup di Bumi, tapi juga penggerak utama cuaca antariksa.

Cuaca antariksa merupakan istilah yang mengacu pada kondisi dinamis yang sangat bervariasi di lingkungan geoantariks. “Kondisi di angkasa luar yang dipengaruhi oleh aktivitas Matahari dapat berdampak bagi kehidupan dan teknologi antariksa,” ujar dia dalam acara Webinar Cuaca Antariksa, Kamis, 16 September 2021.

Contoh dari cuaca antariksa di antaranya variabilitas pancaran gelombang elektromagnetik dan partikel energi di ruang angkasa antara Matahari dan Bumi. Munculnya fenomena di Bumi yang terkait dengan cuaca antariksa, seperti aurora, perubahan kondisi geomagnet dan ionosfer.

“Dalam jangka panjang, kondisi cuaca antariksa kemungkinan dapat berdampak pada perubahan cuaca di atmosfer Bumi, tapi ini masih perlu dilakukan penelitian,” kata dia.

Matahari adalah benda dinamis dan kompleks yang terus-menerus memancarkan radiasi, aliran partikel konstan yang dikenal sebagai angin Matahari, serta menghasilkan medan magnet besar yang meluas ke tata surya, dan memiliki beberapa struktur yang memiliki aktivitas yang mempengaruhi cuaca antariksa tadi.

Advertising
Advertising

Salah satu struktur bintik Matahari, biasanya berwarna hitam yang tampak pada permukaan Matahari dan menandakan daerah yang memiliki suhu lebih rendah dibanding daerah lain. Jumlahnya dapat menjadi penanda tingkat aktivitas Matahari, penanda terjadinya konsentrasi medan magnet yang sangat tinggi.

“Akan terlihat jika menggunakan teleskop beresolusi tinggi, nah daerah ini disebut sebagai daerah aktif,” tutur Johan.

Sementara, lulusan S3 bidang partikel fisika dan astrifisika dari Nagoya University, Jepang itu, menerangkan, struktur flare Matahari merupakan peningkatan level radiasi dari daerah aktif di Matahari secara mendadak. Flare terjadi akibat adanya pelepasan energi magnetik, yang ledakannya melepaskan energi yang sangat besar ke ruang antarplanet dalam bentuk radiasi gelombang eletromagnetik.

Selain itu, daerah aktif juga memiliki lintasan massa korona yang melepaskan massa partikel dalam jumlah yang sangat besar ke ruang antarplanet, serta adanya angin surya, aliran materi yang terdiri dari partikel bermuatan listrik yang berasal dari Matahari ke segala arah, dengan kecepatan tinggi yang diperkirakan berasal dari lubang korona.

“Angin ini berinteraksi dengan magnetosfer Bumi dan akan dibelokkan ke kutub-kutub Bumi, yang dapat menyebabkan badai geomagnet—letupan lidah api besar yang terjadi di Bumi,” katanya lagi.

Secara umum, Matahari memiliki banyak pancaran gelombang elektromagnetik dan lontara yang bisa sampai ke Bumi meskipun sudah dilindungi medan magnet. “Bisa berpengaruh pada radiasi, komunikasi radio, juga kondisi biomagnet di Bumi, bisa mempengaruhi navigasi, sinyal dari satelit GPS, juga akurasi navigasi yang digunakan,” ujar Johan menambahkan.

Baca:
Hari Tanpa Bayangan Kembali Hadir, Dimulai dari Aceh Siang Ini

Berita terkait

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

1 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

4 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

5 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

5 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

9 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

13 hari lalu

Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

Cuaca di Indonesia selama periode arus balik mudik hingga sepekan mendatang masih dipengaruhi oleh dua gangguan cuaca skala sinoptik.

Baca Selengkapnya

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

19 hari lalu

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.

Baca Selengkapnya

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

19 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

20 hari lalu

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

Gerhana matahari total 8 April akan membuat ledakan-ledakan di matahari terlihat.

Baca Selengkapnya